30.6 C
Bogor
Thursday, May 2, 2024

Buy now

spot_img

13 Orang Tewas Tertimbun, Peringatan Bagi Pengembang

Sumedang | Jurnal Inspirasi

Tim SAR gabungan menemukan 13 korban meninggal dan 27 orang masih hilang pada peristiwa longsor yang melanda Perum Pondok Daud, Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu Sabtu (9/1) malam. Sementara 18 warga lainnya terluka akibat bencana ini.

Bencana tanah longsor ini menjadi peringatan bagi pengembang dalam membangun perumahan. Kelaikan lahan, alam, dan lingkungan harus jadi perhatian serius.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau longkasi bencana tanah longsor bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri dan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Minggu (10/1).

“Peristiwa longsor yang terjadi dua kali dalam tempo singkat di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, sebagai peringatan atas kelaikan lahan untuk dijadikan pemukiman,” kata Gubernur Jabar yang akrab disapa Kang Emil ini. Kang Emil mengemukakan, tak semua lahan layak dijadikan permukiman. Apalagi di lahan dengan kemiringan cukup rawan terjadi longsor yang mengancam jiwa masyarakat. Seperti terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung ini.

Sementara tim SAR gabungan pada Minggu (10/1) petang menghentikan pencarian korban. “Pencarian dihentikan sementara dan akan dilanjutkan esok hari karena kondisi cuaca di lapangan tidak memungkinkan,” kata Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah dalam keterangan tertulis, Minggu (10/1).

Deden mengatakan pencarian tak dilanjutkan karena khawatir membahayakan personel yang bertugas mengingat hujan yang cukup besar bisa membuat pergerakan tanah. Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya mengatakan longsor dipicu curah hujan tinggi dan kondisi tanah tidak stabil.

“Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 26 kecamatan teridentifikasi berpotensi bahaya dengan kategori tersebut, sedangkan luas bahaya sekitar 60.872 hektar,” kata Raditya.

Ia mengatakan BNPB berharap masyarakat dapat tetap waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor maupun angin kencang. 

BNPB menurutnya juga telah mengingatkan BPBD Provinsi untuk melakukan upaya peringatan dini dan kesiapsiagaan, khususnya di BPBD kabupaten dan kota.

** ass

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles