Parung | Jurnal Inspirasi
Setelah tiga hari mogok, pembuat tempe kembali beroperasi namun mengurangi ukuran saja. Salah satunya usaha yang berlokasi di Kampung Jati, Desa Parung, Kecamatan Parung. Musababnya, sampai saat ini harga per kilogram kacang kedelai di pasaran masih mencapai Rp 90 ribu.
“Hari ini kita produksi lagi tapi ukuran tempenya dikurangi karena harga kedelai masih tinggi,” kata pemilik usaha tempe di Parung, Tambar (38) kepada wartawan, Senin (4/1).
Tambar juga menjelaskan, sampai saat ini harga kacang kedelai masih belum menurun malah semakin tinggi. Tentunya dengan nilai tersebut usaha tempe tetap buka hanya dengan harga dan ukuran berbeda dari sebelumnya.
“Sebelum harga kedelai naik, bahan baku tempe bisa mencapai 350 kilogram, sekarang menurun dan harga jual pun naik dari Rp 1.500 menjadi Rp 2 ribu per potong dengan ukuran lebih kecil dan yang besar dari Rp 7000 , menjasi Rp 10 ribu,” ucapnya.
Bahkan, ia menuturkan, dirinya sudah membuka usaha ini sejak puluhan tahun dan baru merasakan kembali kenaikan bahan baku tempe yang begitu tinggi ditengah pandemi Covid-19. “Saya usaha ini sudah hampir 30 tahun, dan untuk tetap bertahan saya hanya mengurangi ukuran tempe saja asalkan usaha tidak gulung tikar,” tuturnya
Sementara itu, salah satu pekerja tempe, Arpil (38) mengungkapkan, harga bahan baku segera turun kembali. Karena, untuk daya jual pun bisa mempengaruhi terhadap konsumen. “Saya berharap harga bahan baku bisa turun, karena kalau tetap tinggi tidak bisa mencukupi untuk membeli bahan baku,” pungkasnya.
** Cepi Kurniawan