31.6 C
Bogor
Thursday, May 2, 2024

Buy now

spot_img

Arca di Gunung Kapur Hilang

Ciampea | Jurnal Inspirasi

Arca peninggalan kerajaan Tarumanegara dengan bentuk orang tengah bersemedi di Gunung Kapur, Kecamatan Ciampea, hilang bak ditelan bumi. Padahal, Arca tersebut merupakan situs peninggalan sejarah.

Musa

Menurut warga sekitar Musa, arca dengan bentuk orang tengah bersemedi dengan tinggi 50 cm, dan Batu Nangtung (batu berdiri) pada tahun 2017 masih ada dengan tertutup dedaunan dan lumut.

“Saat itu saya bersama teman hendak mengambil kayu untuk bahan bakar. Tiba-tiba melihat arca yang ditutupi dedaunan,” kata Musa.

Setelah lumut dan dedaunan yang menutupi Arca dibersihkan ternyata lanjutnya bahwa itu merupakan benda bersejarah yang berbentuk orang kecil tengah bersemedi. Sedang batu berdiri, berada di sampingnya dengan posisi tegak lurus.

“Tadinya arca tersebut hendak dibawa ke rumah, namun dilarang oleh yang menunggu area Gunung Kapur. Sebab, benda tersebut benda bersejarah dan perlu dilindungi, ” kata Musa.

Ia mengungkapkan karena situs bersejarah tersebut tidak dijaga akhirnya hilang entah kemana. Padahal, berat arca tersebut lebih dari seratus kilogram. Ketika dibawa oleh empat orang juga tidak bakal keangkat.

“Saya juga menyangkan, situs berbentuk arca tersebut hilang. Padahal, arca tersebut merupakan peninggalan sejarah yang harus dilindungi,” keluhnya.

Menurut Musa, tidak hanya kali ini penemuan arca di Gunung Peninjauan atau biasa di sebut Gunung Kapur.  Warga sekitar juga pernah menemukan arca lima salah satunya bentuk arca tersebut tanpa kepala.

Di puncak Gunung Kapur, punggungan hingga kaki terhampar benda-benda bernilai sejarah sebagai warisan peradaban purba Sunda. Salah satunya warisan Kerajaan Tarumanegara abad ke-5 Masehi. Ini ditandai penemuan arca peninggalan Prabu Purnawarman yang tersebar di Gunung Kapur pada 1971.

Sejak 1978, warga sekitar banyak menemukan arca dan prasasti Kerajaan Purnawarman. Arca yang dibuat itu dikenal dengan patung 5, 4, 3, 2 dan 1. Konon bentuk patung yang dibuat merupakan wujud peringatan atau pesan bahwa di tempat tersebut pernah ditempati atau dihuni kelompok masyarakat Pajajaran.

“Kalau nggak salah, ada salah satu arca yang dibawa ke Museum Pasir Angin. Kita berharap pemerintah bisa melindungi benda-benda sejarah yang ada di area Gunung Kapur,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles