25.6 C
Bogor
Friday, April 19, 2024

Buy now

spot_img

Pelatihan Konvensional Tranformasi ke Blended Learning

Malang | Jurnal Inspirasi

Salah satu sektor utama penggerak pembangunan perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia yang andal, maju, modern dan mampu berdaya saing. Sebagai faktor penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah institusi. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan.

Sektor pertanian menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Mulai dari populasi penduduk yang terus meningkat, ketersediaan lahan yang semakin berkurang, perubahan iklim, produksi dan produktivitas tanaman yang menurun, SDM pertanian yang terbatas, sampai pada masalah kesejahteraan petani.

Kementerian Pertanian melalui berbagai terobosan programnya terus berupaya membangun kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM). Ini dilakukan untuk mewujudkan percepatan penumbuhan dan penguatan petani muda dalam visi besar Indonesia maju.

Sesuai arahan program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan terus meningkatkan kualitas SDM pertanian dan membuat sektor pertanian menjadi lebih menarik serta menguntungkan. Pertanian kita harus mandiri dan modern sehingga keluarga petani semakin sejahtera. Di samping itu, pertanian harus bisa menarik minat generasi muda sebagai profesi yang menjanjikan.

Kepala BPPSDMP, Kementan Prof. Dedi Nursyamsi, regenerasi dalam sektor pertanian sudah harus dilakukan.“Saat ini, petani di Indonesia berjumlah sekitar 33 juta orang. Dari jumlah itu, hanya sekitar 30% petani yang usianya kurang dari 40 tahun atau disebut sebagai petani milenial,” jelas Dedi.”

Sedangkan sisanya, sekitar lebih dari 70% masuk kategori tua. Sehingga 5 tahun hingga 10 tahun mendatang, banyak petani kita yang masuk fase tidak produktif. Makanya regenerasi mutlak dilakukan mulai saat ini juga,” katanya Dedi.

Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, mengatakan sejalan dengan masih mewabahnya Copid-19 regenerasi petani tidak boleh surut dan berhenti tetapi harus tetap mencetak generasi milenial melalui pendidikan vokasi, yang selama ini dilakukan secara tatamuka, kemudian kombinasi antara tatapmuka dan on line. Dalam pelaksanaannya generasi milenial tidak sebatas diberikan pengetahuan berupa teori onlaine saja, tetapi juga diperkaya dengan praktik langsung baik di Balai maupun didunia usaha.

Lebihlanjut Wasis mengatakan sebagai pengejawantahan dari kebijakan Kementan dalam upaya melahirkan dan menumbuhan petani pengusaha milenial sudah ditempuh diantaranya  melalui Pelatihan  Vokasi Pengolahan Susu Bagi Petani Milenial Secara  Blended Learning.

** T2S/Wan

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles