Home News Di Era Digital, Widyaiswara Dituntut Sigap Ikuti Perubahan

Di Era Digital, Widyaiswara Dituntut Sigap Ikuti Perubahan

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Seiring dengan perkembangan teknologi, dunia pelatihan dituntut untuk bertransformasi dari tatap muka ke daring. Sehingga diperlukan kesigapan widyaiswara untuk mengembangkan kompetensi pembelajaran daring.

Demikian dipaparkan Dr.Miko Harjanti SE.,MSE.,MA dan Dr.Triane Widya Anggriani SP.,ME.  Widyaiswara Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor, dalam makalah berjudul Pembelajaran Daring Dalam Pandangan Generasi X dan Y.

Makalah  yang disampaikan dalam acara Prosiding Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) 14 – 15 Oktober 2020 ini mengulas kesiapan Widyaiswara dari generasi X maupun Y untuk menghadapi  transformasi ke digital learning.

“Dunia pelatihan dihadapkan pada tantangan perkembangan teknologi.  Pelatihan-pelatihan yang dulu dilakukan dengan tatap muka, kini harus bertransformasi menjadi pelatihan daring.  Hal ini menuntut kesigapan Widyaiswara,“ ujar Miko Harjanti

Namun adanya perbedaan karakteristik antar generasi di lingkungan Widyaiswara menyebabkan kesenjangan kompetensi antar Widyaiswara dalam mempersiapkan pembelajaran daring.

Hal tersebut menurut Miko  dapat diatasi dengan cara berbagi pengetahuan antar Widyaiswara. Kolaborasi antar generasi sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kinerja institusi. Dalam acara yang sama Widyaiswara PPMKP lainnya  Rizky Permana, S.Si,  MM, menampilkan makalah dengan judul “Keterkaitan Self Regulated Learning di Era Digital untuk Optimalisasi Pencapaian Hasil Pelatihan”.

Kegiatan Prosiding merupakan salah satu cara Widyaiswara untuk mempublikasikan karya ilmiah yang telah dihasilkannya.  Kegiatan ini dapat menjadi ajang peningkatan kompetensi Widyaiswara di bidang penulisan.  Prosiding sendiri berarti  kumpulan karya ilmiah yang dipresentasikan dalam seminar atau webinar keilmuan tertentu dan telah memenuhi kriteria untuk dipublikasikan.

Digelar secara virtual prosiding tersebut diikuti 78 orang pemakalah dari seluruh Indonesia. Sebagai pemakalah, Triane merasakan manfaat mengikuti prosiding sebagai sarana memperluas jejaring antar widyaiswara lintas kementerian , lembaga, juga pemerintah daerah.  Manfaat lain adalah meningkatkan kemampuan nya dalam menuangkan ide melalui karya ilmiah. 

Sementara Rizky Permana mengharapkan agar kegiatan serupa dapat diselenggarakan oleh Lembaga pelatihan lain, agar semakin besar kesempatan widyaiswara  untuk mengikuti prosiding.

** Miko Hrj/Regi/PPMKP

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version