Jakarta | Jurnal Inspirasi
Penyakit asam urat merupakan penyakit akibat kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Ada beberapa mitos asam urat yang tersebar di tengah masyarakat. Asam urat merupakan senyawa alami yang diproduksi tubuh. Asam urat umumnya larut dalam darah dan keluar melalui urine. Namun, saat produksi berlebih, asam urat bisa menumpuk dan menimbulkan gangguan.
Penumpukan asam urat bisa membentuk kristal sendi sehingga memicu nyeri dan pembengkakan. Tak hanya pada persendian, kristal asam urat juga bisa terbentuk di ginjal dan saluran kemih. Pasien dengan asam urat harus segera memperoleh pengobatan yang tepat. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak beredar mitos mengenai asam urat yang bisa mengganggu proses pengobatan. Berikut mitos dikutip dari CNN, Rabu (30/9).
1. Menyerang jempol kaki
Salah satu yang banyak dipercaya adalah penyakit asam urat hanya menyerang jempol kaki. Serangan asam urat paling umum pertama kali terjadi di jempol kaki. Namun, asam urat bisa memengaruhi semua sendi termasuk tangan, siku, lutut, dan pergelangan kaki. “Serangan asam urat pertama biasanya timbul di anggota tubuh bagian bawah [lutut, pergelangan kaki atau jempol kaki], tapi selanjutnya hampir semua sendi bisa terkena,” tulis Bridget Hodkinson, ahli reumatologi di University of Cape Town mengutip artikel di The Conversation
2. Asam urat sama dengan radang sendi
Mengutip laman American Kidney Fund, asam urat tidak sama dengan radang sendi atau arthritis. Penyakit asam urat merupakan salah satu tipe radang sendi. Radang sendi terdiri dari banyak tipe. Berdasarkan penyebabnya radang sendi dibagi menjadi osteoarthritis (akibat penipisan tulang rawan), rheumatoid arthritis (akibat penyakit autoimun), dan gout arthritis (akibat penumpukan asam urat).
3. Hanya terjadi pada laki-laki
Faktanya, laki-laki memang cenderung memproduksi asam urat lebih tinggi daripada perempuan. Namun, mengutip Rheumatology Advisor, bukan berarti fakta ini membuat penyakit asam urat hanya eksklusif pada laki-laki. Dari data Arthritis Foundation (2018), sementara 3-6 persen laki-laki mengalami penyakit asam urat khususnya di negara-negara Barat, sebanyak 1-2 persen perempuan mengalami kondisi serupa.
4. Konsumsi produk susu meningkatkan risiko asam urat
Mereka yang memiliki penyakit asam urat kerap diingatkan untuk menghindari produk susu. Namun, sebuah studi memberikan fakta sebaliknya. Studi menunjukkan, asupan produk susu rendah lemak berefek pada penurunan asam urat sedang.
5. Disebabkan kelebihan produksi asam urat
Hodkinson mengatakan bahwa banyak orang melaporkan masalah asam urat akibat kelebihan produksi asam urat. Lebih dari 90 persen penderita asam urat membuang terlalu sedikit asam urat dari ginjal. “Sekresi asam urat yang buruk pada ginjal ini dapat disebabkan oleh masalah ginjal, tekanan darah tinggi, konsumsi alkohol berlebih atau pengobatan misalnya diuretik atau obat yang digunakan untuk mengobati infeksi TB. Selain itu, gen tertentu mengakibatkan terlalu sedikit asam urat yang disekresikan dari tubuh, sehingga meningkatkan risiko asam urat,” jelas dia.
6. Makanan tinggi asam akibatkan asam urat
Selain produk susu, ada juga yang mengatakan bahwa konsumsi makanan asam dapat meningkatkan risiko asam urat. Namun, Hodkinson menegaskan bahwa makanan asam seperti tomat atau jeruk tidak menimbulkan atau memperburuk asam urat. “Sebaliknya, makanan tinggi purin dapat meningkatkan risiko asam urat, terutama pada seseorang yang mengeluarkan asam urat terlalu sedikit,” kata Hodkinson. Beberapa makanan memiliki kandungan purin sangat tinggi seperti kerang, lobster, sarden, salmon, kalkun, dan sirup jagung tinggi fruktosa.
7. Diet yang seimbang akan memulihkan asam urat
Memiliki penyakit asam urat membuat orang harus memperhatikan asupan makanan. Pasien harus menghindari pola makan terlalu banyak konsumsi daging, makanan laut, dan alkohol. Upaya seperti ini diketahui memang diketahui dapat menurunkan kadar asam urat. Namun, pasien tetap harus menjalani pengobatan secara teratur.
**ass