Malang | Jurnal Inspirasi
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang merupakan perguruan tinggi kedinasan di bawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang menyelenggarakan program vokasi dalam berbagai ilmu terapan untuk mendukung pembangunan pertanian di Indonesia.
Polbangtan Malang wadah untuk menyiapkan SDM Pertanian yang Profesional, Mandiri, dan Berdaya Saing untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani, Saat ini Polbangtan memiliki 3 program studi unggulan, yakni: 1) Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, 2). Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan dan 3). Agribisnis Peternakan.
Kepala BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi dalam kunjungan kerja ke Polbangtan Malang yang didampingi Sesba PPSDMP Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Ir. Sumardi Noor, M.Si serta pejabat Eselon 3 dan 4, Sabtu (19/09/20), mengatakan model pembelajaran berbasis Teaching Factory (TEFA) menjadi pembeda dari lembaga sebelumnya, TEFA merupakan model pembelajaran dalam suasana yang sesungguhnya, dimana mahasiswa akan terbiasa bekerja, menumbuhkan jiwa entrepreneur.
Lebihlanjut Prof. Dedi mengatakan bahwa Tugas kita, adalah Penyediaan pangan untuk mencukupi kebutuhan seluruh rakyat, meningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan ekspor. Ketiga hal diatas perlu didukung oleh SDM pertanian yang handal dan profesional. Diingatkan kembali bahwa BPPSDMP dibangun dari 3 pilar Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan. Jika salah satu pilar rusak tentu perwujudan SDM yang handal dan profesional akan mengalami kegagalan.
Dedi juga menyampaikan bahwa membangun pertanian memang amat penting. Sektor pertanian juga perlu beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Pasalnya, pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi.
Era keterbukaan informasi pada pertanian 4.0, sistem informasi pertanian dan mekanisasi pertanian menjadi tools yang sangat strategis bagi institusi pendidikan di bawah Kementrian Pertanian seperti Polbangtan Malang dalam upaya menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap teknologi, yang siap terjun ke dunia kerja dan wirausaha agribisnis, berorientasi ekspor serta menjadi agents of changes dalam pembangunan pertanian, utamanya penyebaran informasi pertanian bagi stakeholders dan modernisasi pertanian.
Intinya, pertanian 4.0, dibutuhkan keterhubungan dan keterpaduan bekerja sama yang terintegrasi sehingga nantinya pertanian 4.0 mampu menjadikan teknologi sebagai sarana yang memudahkan petani, bukan sekedar hiburan saja. SDM yang kita miliki harus paham akan hal tersebut, sehingga peran dari generasi muda atau generasi milenial ini yang menjadi penggerak pertanian 4.0,“ ungkap Dedi.
Gegap gempita pertanian 4.0 harus diiringi kesiapan sumber daya manusia dan perubahan paradigma berfikir untuk terus maju membangun sektor pertanian sebagai penggerak perokonomian rakyat, dan tulang punggung ekonomi masyarakat Indonesia.
Diperlukan komitmen bersama dan kuat untuk menjaga predikat bahwa lembaga Pendidikan di Sektor pertanian sebagai pencipta sdm yang lulusannya sebagai lulusan yang siap menjadi tenaga kerja pertanian yang siap kerja (job seeker) maupun siap menjadi wirausaha pertanian (job creator), dan terjaga kualitas, kuantitas dan eksistensinya dalam rangka menyongsong era pertanian 4.0.
Pada sesi kunjungan ke labolatorium penyuluhan, Dedi kembali memberi arahan khususnya kepada Direktur Polbangtan Malang Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt., M.P agar labolatorium yang dibangun tidak hanya berisikan orang dan meja saja tetapi perlu didukung sarana penunjang lainnya, agar ruang tersebut menjadi ruang yang terintegrasi.
T2S/Wan