Adalah Abdul Hayyi, seorang lelaki betawi asli yang lahir dan besar di Jakarta. Dilahirkan dalam keadaan tidak bisa melihat, namun tidak mengurangi, bahkan tidak lantas hilang semangat dalam menjalani kehidupan.
Berbeda dengan teman-temannya, beliau tetap semangat dalam belajar, terutama belajar tentang AI Qur’an. Sejak usia sekolah tingkat menengah pertama, Abdul Hayyi sudah merasakan kecintaan terhadap Qur’an, yang kemudian memotivasinya dalam belajar dan mulai menghafal Qur’an menggunakan AI Qur’an braile untuk kaum tunanetra.
Kemampuannya membaca serta menghafal Qur’an, tutur kata yang lembut dan pembawaan yang terkadang jenaka, kemudian mengantarkan beliau menjadi seorang pengajar AI Qur’an di sebuah pesantren thafidzh, yang kini menjadi kesehariannya, sehingga akrab dengan panggilan Ustadz Hayyi. Bahkan pernah juga menjadi undangan sebaga pengisi di acara Wisuda Akbar Hafidzh PPPA Daarul Qur’an bersama dengan Ustadz Yusuf Mansur di Gelora Bung Karno.
Ustadz Hayyi adalah satu pelopor penghafal Qur’an kaum tunanetra dan dengan profesinya sebagai pengajar Qur’an, beliau menjadi tulang punggung keluarga menghidupi 1 orang istri dan 3 anaknya. Masya Allaah.
Qadarullah, lima bulan terakhir keadaan berubah. Semenjak terjadi pandemi Covid-19 dan kegiatan pendidikan dihentikan, kegiatan di pesantren tempat Ustadz Hayyi engajar pun dihentikan sementara hingga ada keputusan lebih lanjut dari pemerintah. Sekarang beliau tak lagi aktif mengajar seperti biasanya. Ustadz Hayyi masih sesekali mengajar dan membantu setoran hafalan para santri melalui aplikasi online meeting, namun kehidupan harus terus berjalan, beliau harus berjuang lebih untuk menghidupi keluarganya.
Maka beberapa bulan kebelakang ini, Ustadz Hayyi menghidupi keluarganya dengan bekerja berjualan kerupuk, berkeliling jalan kaki di lingkugan sekitar tempat tinggalnya. Apa saja dah sekarang mah, yang penting ga nyusahin orang lain, halal dan hoyyib, Allah ridho, sudah dah nikmat anget”, ucap Ustadz Hayyi dengan santun dan santai, saat PPPA Daarul Qur’an bersilaturahim di kediamannya pada hari Rabu, 1 juli 2020 lalu.
Masya Allaah, begitu mulianya beliau hingga dengan keadaannya masih semangat menghidupi keluarga dan tak mau menyusahkan orang lain. Alhamdulillah, pada kesempatan yang sama, PPPA Daarul Qur’an melaksanakan rogram ‘Bantuan Modal Usaha’. Bersama dengan perwakilan dari KKIM ( Kelompok Kajian Islam Muslimah) AI Muttaqin Bogor, menyerahkan bantuan kepada Ustadz Hayyi.
“Dengan harapan, beliau tidak perlu lagi berjualan keliling, karena dengan kondisi beliau rasanya agak berbahaya jika harus berjualan keliling berjalan kaki,” ungkap Kacab PPPA Daarul Qur’an Bogor, Mohammad Thoriq.
Dengan keadaanya sebagai tunanetra, stadz Hayyi tak pernah merasa kesulitan dan kehilangan semangat untuk engamalkan dan mengajarakan AI Qur’an. “Aihamdulillah… bersyukur aja, karena uma dengan bersyukur nanti Allah tambahin nikmat. Kita jalanin selama di jalan Allah, Insya Allaah gak bakal ada yang susah,” pungkas Ustadz Hayyi.
PPPA Daarul Qur’an|**