Tasikmalaya | Jurnal Inspirasi
Massa yang tergabung dalam Forum Mujahid Tasikmalaya menggelar unjukrasa di depan Markas Polresta Tasikmalaya, Kamis (2/7). Aksi itu dilakukan karena pernyataan Denny Siregar yang menyebut santri sebagai calon teroris. Kordinator Aksi Forum Mujahid, Nanang Nurjamil mengatakan, aksi itu merupakan bentuk solidaritas warga Tasikmalaya kepada santri. Karena itu, aksi tak hanya dilakukan oleh para santri, tapi juga diikuti organisasi masyarakat (ormas) Islam, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan para tokoh pesantren di Tasikmalaya.
Menurut dia, massa aksi menuntut polisi menindaklanjuti kasus penghinaan santri yang dilakukan Denny Siregar. Apalagi sudah berulang kali Denny Siregar dilaporkan ke pihak kepolisian, tapi selalu tak tersentuh hukum. “Karenanya, kita harap apa yang telah dilakukan terduga terlapor dapat dihukum yang setimpal. Santri, pihak pesantren dan pengajar pesantren sungguh terluka dengan postingan dia,” kata dia saat aksi.
Selain melakukan aksi, massa juga membuat laporan ke Polresta Tasikmalaya. Laporan itu diterima langsung oleh Kapolresta Tasikmalaya, AKBP Anom Karibianto. Anom mengatakan, pihaknya akan segera melakukan tindak lanjut atas laporan masyarakat. “Kita akan segera tindak lanjuti. Diharapkan masyarakat tetap tenang,” kata dia.
Sebelumnya, Denny menulis status melalui akun Facebook-nya pada 27 Juni 2020. Dalam tulisan berjudul “Adek2ku Calon Teroris yg Abang Sayang”, terdapat unggahan foto sejumlah santri Tahfidz Alquran Daarul Ilmi Tasikmalaya saat aksi 212. Namun, saat ini tulisan itu telah dihapus.
Pimpinan Ponpes Tahfidz Alquran Daarul Ilmi, Ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani mengatakan, postingan itu merupakan penghinaan bagi pihak pesantren. Apalagi, terdapat foto para santri pesantrennya. “Ini pencemaran nama baik. Tentu orang tua santri tahu hinaan itu, bahkan sampai ada yang WA. Tapi mereka tidak marah karena tahu santri seperti apa,” kata dia.
Ia mengatakan, para santri sedih dan marah dengan pernyataan Denny Siregar. Menurut dia, pernyataan yang bersangkutan merupakan pencemaran nama baik bagi pesamtren dan santri. “Kita akan kawal terus sampai dia dibawa ke Tasikmalaya dan dipenjara. Karena Denny sudah macam-macam dengan santri Tasikmalaya,” kata dia.
Wakil Gubernur Jawa Barat menanggapi pernyataan Denny Siregar yang menyebut orang-orang yang berpakaian memakai simbol-simbol tauhid, sebagai calon teroris. Diketahui, foto yang ditampilkan Denny dalam media sosial itu merupakan santri Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya.
Uu mengatakan, para satri yang benar-benar belajar ilmu agama di pondok pesantren tak akan melakukan gerakan yang merugikan banyak orang, apalagi menjadi teroris. Dia tak sependapat dengan cap yang diberikan Denny Siregar. “Saya mengutuk teroris. Tapi, tidak sependapat kalau santri dianggap sebagai calon teroris,” kata lelaki yang menyandang gelar panglima santri itu, di Kota Tasikmalaya.
Uu mendukung masyarakat untuk melaporkan kasus itu. Dia juga meminta masyarakat terus mengawal kasus itu agar yang bersangkutan dapat diproses secara hukum. Massa aksi berkomitmen akan mengawal kasus itu hingga Denny Siregar dapat diadili.
ASS |*