Bogor | Jurnal Inspirasi
Penumpukan penumpang commuter line jurusan Bogor-Jakarta di Kota Bogor masih saja terjadi pada Senin (22/6) pagi. Padahal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyediakan 64 bus tujuan Stasiun Tebet, Manggarai, Tanah Abang, Juanda dan Sudirman. Dengan tujuan mengurai penumpukan penumpang.
Berdasarkan pantauan, antrean juga terjadi di luar Stasiun Bogor, Jalan Mayor Oking, tempat bus gratis itu parkir. Hal ini lantaran setiap bus dibatasi jumlah penumpang. Hanya boleh 23 penumpang per bus.
“Kalau nggak mau ada antrean ya harusnya jumlah armada bus ditambah. Ada bus juga kita terbantu, nggak harus lama antre di stasiun,” ujar Rizki Ardian, salah satu calon penumpang KRL.
Setiap bus akan berangkat dari Stasiun Bogor untuk mengantarkan penumpang menuju lima stasiun di Jakarta, yaitu Stasiun Tebet, Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, dan Stasiun Tanah Abang. Bus tersebut hanya beroperasi di hari Senin di Stasiun Bogor menuju Jakarta dan hari Jumat di sejumlah stasiun di Jakarta menuju Bodebek.
Sementara itu, Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan, Senin (22/6), pukul 04.00 WIB hingga 06.00 WIB, tercatat ada lebih dari 5.000 pengguna KRL Bogor-Jakarta. Sedangkan Senin lalu, terdata sekitar 3.000 orang. Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan pada Senin pekan lalu di waktu yang sama. “Ini karena kantor-kantor di Jakarta sudah lebih banyak lagi yang buka, sehingga aktivitas masyarakat meningkat,” ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan layanan bus gratis yang disediakan oleh Pemprov Jakarta, Pemkot Bogor, dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) di Stasiun Bogor cukup diminati oleh masyarakat pengguna KRL.
Kendati demikian, layanan bus gratis tersebut belum mampu meminimalisir penumpukan penumpang yang terjadi di Stasiun Bogor. Cara paling efektif dalam pengendalian penumpukan penumpang KRL, lanjut Bima, dengan melaksanakan rekomendasi Gugus Tugas yakni memberlakukan sistem pembagian jam kerja. “Fakta di lapangan penumpukan para pekerja masih ada dan pembagian kerjanya tidak berjalan,” tandasnya.
** Fredy Kristianto