Bogor | Jurnal Inspirasi
Penumpukan penumpang sepanjang kurang lebih 500 meter commuter line jurusan Bogor-Jakarta terjadi di Stasiun Bogor pada Senin (8/6) pagi. Hal itupun membuat Walikota Bogor Bima Arya geram, dan melakukan peninjauan ke lokasi.
“Penumpukan ini adalah efek mulai dibukanya beberapa kantor di Jakarta perhari ini. Jadi ada penambahan 10 persen penumpang. Tadi dilaporkan petugas stasiun pengaturan sudah maksimal, walaupun kalau dari foto kelihatan lebih padat. Saya besok pagi akan cek lagi,” ujarnya kepada wartawan.
Bima mengatakan, saat ini dibutuhkan kebijakan dispensasi dari Jakarta, terutama dari perkantoran. “Kan mereka pasti punya data pekerja dari Bogor. Sebaiknya ada kebijakan dispensasi atau shift, agar tidak terjadi penumpukan,” katanya. Kata dia, saat ini sudah ada penambahan sekitar ada 11 bus dari BPTJ untuk operasional Bogor-Jakarta dan sebaliknya.
Terpisah, Humas PT KCI, Anne Purba menyebut penumpukan tersebut terjadi karena adanya peningkatan jumlah penumpang sebanyak 10-13 persen. “Saya sudah sampaikan pasti akan ada antrian karena teman teman mau melihat kita berupaya untuk jaga jarak. Kalau misalkan, biasanya kita melayani tanpa jarak, pasti space yang dibutuhkan untuk jaga jarak itu pasti lebih banyak spacenya,” paparnya.
Menurutnya, saat ini ada 11 ribu penumpang yang mengunakan jasa transportasi massal tersebut. “Perlu diketahui, ada sebagian komponen jasa komputer line yang hari ini baru naik lagi setelah 2 bulan. Jadi baru beradaptasi lagi dengan protokol kesehatan yang ada di stasiun dan di KRL,” ucap Anne.
Kata dia, kendati terlihat padat, namun sejauh ini tak ada komplain penumpang dari dalam KRL. “Kita memang sudah membatasi jumlah penumpang. Sebenarnya akan sangat efektif ketika kita bisa melayani pekerja yang polanya shifting. Kami akan berupaya semaksimal mungkin utnuk memenuhi protokol kesehatan,” paparnya.
n Fredy Kristianto