29.6 C
Bogor
Tuesday, October 8, 2024

Buy now

spot_img

Jelang Ramadhan, Warga Korban Bencana Masih Tinggal di Pengungsian

Nanggung l Jurnal Inspirasi

Warga korban longsor dan keretakan tanah di wilayah Kampung Rancabakti di lingkungan RW 05, Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung dari 181 kepala keluarga, kini 5 keluarga yang masih tinggal ditenda pengungsian. Jelang Ramadhan, mereka mengeluhkan lambannya  proses relokasi dan pembangunan rumah-rumah mereka yang rencananya akan dibangun hunian tetap.

Kepala Desa Nanggung, Muhamad Sodik tak memungkiri belum ada kepastian kapan relokasi akan segera dimulai.”  Mungkin pemerintah sedang sibuk tangani masalah Corona, ” ujar Sodik kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Menurutnya, informasi tentang  perencanaan pembangunan hunian tetap untuk para korban bencana sampai hari ini belum ada kepastian dan masih simpang siur.” Data keseluruhan yang kami usulkan di 3 kampung mulai dari rusak ringan berat mupun rusak sedang  sebanyak 323 rumah. Bahkan sebentar lagi datangya bulan Ramadhan, dari sejumlah warga korban sampai saat ini  ada beberapa kepala keluarga  yang masih bertahan tinggal ditempat pengungsian,” tukasnya.

Sodik menjelaskan, seringkali menanyakan ke pihak terkait mengenai nasib warganya  kapan pelaksanaan relokasi segera dimulai, tetapi belum ada jawaban yang pasti. Sebelumnya diwartakan Jurnal Bogor, salah satu warga korban hampir 4 bulan masih  bertahan tinggal ditenda pengungsian. Atang (38) misalnya, mengaku tidak ada pilihan lain. “Kami dengan warga korban lainnya masih bertahan tinggal ditenda pengungsian karena rumah kami mengalami rusak berat dan sudah tidak bisa dihuni,” tandasnya.

Meski, sejumlah korban bencana hampir seluruhnya sudah pindah ketempat lain karena masa tanggap darurat telah berakhir, namun dengan segala keterbatasan dia sangat terpaksa masih tinggal di pengungsian. Menurut Atang, sangat tidak mungkin rumahnya yang hancur itu bisa di tempati kembali. “Andai saja kalau kami sekeluarga tinggal ketempat saudara, gak enak karena yang ada pasti ngerepotin,” keluhnya.

Bapak dua anak ini bercerita, ketika malam tiba ia jarang sekali tidur malam.” Setiap malam  jagain anak istri karena   disaat tertidur pulas khawatir adanya binatang seperti ular masuk ke dalam tenda.”

Atang mengaku bingung, mau  cari pekerjaan juga kasian anak istri di tinggal jauh. Tetapi kami juga harus bekerja dan tidak mau lama lama tinggal di pengungsian,” tutupnya.

Arip Ekon

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles