Nanggung, Jurnal Inspirasi
Puluhan warga Kampung Pasirgintung di lingkungan RW 03 dan RW 04, Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung melakukan swadaya membangun jalan lingkungan menuju tempat pemandian (kobak) sepanjang 50 meter. Sebelumnya jalan menuju kobak telah selesai dibangun Selasa (25/2) dan dilanjutkan pengerjaan jalur kali Cicaung sepanjang 30 meter dimana jalan itu biasa digunakan kaum perempuan untuk memenuhi bermacam kebutuhan. “Kedua jalan tersebut alhamdulilah rampung dibangun dan sudah bisa digunakan,” kata ketua RT setempat, Asep Cilung kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurutnya, meski insfrastruktur jalannya sudah bisa digunakan tetapi langkah berikutnya tinggal menata dengan dibangunnya kobak pemandian khusus perempuan.” Tentunya memanfaatkan sumber air dengan cara menggunakan slang ke tempat pemandian perempuan a sepanjang 70 meter,” sebut Cilung.
Dia menerangkan, jelang Ramadhan ini tempat pemandian tersebut akan dipasang listrik di sepanjang jalan.” Akan ditata sedemikian rupa mudah-mudahan bisa terwujud,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi pengerjaan yang dimulai Minggu (9/2) lalu, hingga pekan ketiga, Kades Batutulis Ade Supriatna tidak terlihat hadir.” Bahkan beragam foto kegiatan gotong royong pun di upload di beberapa laman akun Facebook dan tidak sedikit yang mengkritik ketidakhadirannya.
Sebelumnya dikatakan, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Batutulis, mengenai adanya gotong royong bangun jalan yang digagas warga Pasirgintungbawah yang sebelumnya sudah diinformasikan ke Kades.” Dilaporkan mah sudah,” ujar Erwin.
Informasi yang dihimpun Jurnal Bogor, pengerjaan betonisasi Jalan lingkungan bersumber dari swadaya masyarakat dan dibantu berupa bahan material dari PT Pansenwen Bentonite dan Kepala Puskesmas Leuwisadeng.
Sementara, Parid Samsudin alias Agenk mengaku kecewa setiap adanya gotong royong Kepala Desa Batutulis belum pernah datang.” Padahal budaya gotong royong merupakan salah satu media untuk mempersatukan dan perwujudan nyata di masyarakat,” cetusnya.
“Kegiatan gotong royong ini sudah berlangsung empat kali, dan setiap minggu kami bersama masyarakat lainnya selalu bergotong royong, tapi anehnya, pak Kades tak pernah hadir entah apa sebabnya,” jelas Agenk dengan nada kecewa.
Arip Ekon