26.6 C
Bogor
Friday, May 10, 2024

Buy now

spot_img

Hantavirus Muncul di China Lebih Berbahaya daripada Corona?

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Belum reda dengan wabah virus Corona baru (Covid-19), kini sebuah virus baru muncul lagi di China. Seorang laki-laki meninggal dunia di Provinsi Yunnan, Senin (23/3) lantaran dinyatakan positif terjangkit Hantavirus. Namun, tidak berarti harus khawatir pandemi lain akan datang. Hantavirus adalah anggota keluarga virus yang menyebar melalui tikus. Ini diungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, demikian dikutip dari laman USA Today, Rabu (25/3).

Sang pria tersebut meninggal dalam perjalanan kembali ke Provinsi Shandong, menurut Global Times. “Dia dites positif untuk Hantavirus. 32 orang lainnya dalam bus diuji,” demikian kicauan dari Global Times. Cuitan itu muncul di tengah pandemi yang disebabkan oleh Virus Corona baru. Kini, cuitan tersebut telah dibagikan lebih dari 15.000 kali.

Meskipun negara-negara di seluruh dunia dalam siaga tinggi karena ketidakpastian seputar penyebaran Corona COVID-19, tidak ada indikasi bahwa hantavirus merupakan ancaman kesehatan masyarakat global. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus-kasus hantavirus jarang terjadi, dan mereka menyebar sebagai akibat dari kontak yang dekat dengan urin hewan, kotoran atau air liur.

Jenis tikus yang dapat membawa virus juga tak sembarangan. Jenis tikus yang menularkan virus ini bisa menyebar hanya lewat perantara udara.

“Hantavirus yang menyebabkan penyakit manusia di Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain,” kata CDC di situs webnya. Hantavirus dapat menyebabkan sindrom paru, masalah pernapasan parah yang bisa berakibat fatal. Gejalanya meliputi kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, kedinginan, dan masalah perut. Batuk dan sesak napas dapat terjadi kemudian.

Demam berdarah dengan sindrom ginjal, sebagian besar ditemukan di Eropa dan Asia, juga dapat terjadi, yang menyebabkan rasa sakit, demam, kedinginan, mual, dan penglihatan kabur, kata CDC. Gejala yang lebih serius termasuk gagal ginjal akut.

Di Amerika Serikat, jenis tikus rusa, tikus kapas, dan tikus padi di negara bagian tenggara dan tikus putih di timur laut adalah reservoir hantavirus. Hewan pengerat menumpahkan virus ke dalam urine, kotoran, dan air liur.

Virus ini ditularkan kepada manusia ketika mereka menghirup udara yang terkontaminasi oleh virus. Tatkala urine hewan pengerat, kotoran, atau bahan bersarang bercampur, tetesan kecil yang mengandung virus masuk ke udara. Proses ini dikenal sebagai transmisi udara. Ada beberapa cara lain tikus dapat menyebarkan hantavirus kepada manusia, yaitu: Jika tikus dengan hantavirus menggigit seseorang, virus mungkin menyebar ke orang itu, tetapi jenis penularannya jarang terjadi.

Para ilmuwan percaya, manusia mungkin tertular hantavirus jika mereka menyentuh sesuatu yang telah terkontaminasi dengan urin tikus, kotoran, atau air liur. Kemudian menyentuh hidung atau mulut sendiri. Para ilmuwan juga menduga, manusia bisa jatuh sakit jika mereka makan makanan yang terkontaminasi oleh urin, kotoran, atau air liur dari tikus yang terinfeksi hantavirus.

Siapa pun yang bersentuhan dengan tikus yang membawa hantavirus berisiko terkena HPS. Orang sehat pun berisiko terkena infeksi HPS jika terpapar virus. Setiap aktivitas yang bersentuhan dengan kotoran tikus, air seni, air liur, atau bahan bersarang tikus membuat berisiko terinfeksi. Hantavirus menyebar saat partikel-partikel yang mengandung virus dari urine tikus, kotoran, atau air liur bercampur ke udara.

Penting untuk menghindari tindakan yang menimbulkan debu beterbangan, seperti menyapu atau menyedot debu. Infeksi hantavirus terjadi ketika menghirup partikel virus di udara.

Mendiagnosis HPS pada individu yang baru terinfeksi beberapa hari terbilang sulit. Ini karena gejala awal seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan mirip dengan influenza. Tetapi jika individu tersebut mengalami demam dan kelelahan serta riwayat potensi paparan hewan pengerat di pedesaan, diiringi sesak napas, akan mengarah pada HPS.

Jika individu tersebut mengalami gejala-gejala ini, mereka harus berkonsultasi ke dokter dan menyebutkan potensi paparan hewan pengerat. Tidak ada perawatan khusus, pengobatan atau vaksin untuk infeksi hantavirus. Namun, kita tahu bahwa jika orang yang terinfeksi diketahui lebih awal dan menerima perawatan medis di unit perawatan intensif, kondisi akan membaik.

Dalam perawatan intensif, pasien diintubasi dan diberikan terapi oksigen untuk membantu gejala kesulitan bernapas yang parah. Semakin awal pasien dibawa ke perawatan intensif, semakin baik.

Oleh karena itu, jika berada di sekitar hewan pengerat dan alami gejala demam, nyeri otot dalam, dan napas pendek, segera temui dokter. Pastikan untuk memberi tahu dokter bahwa pernah berada di sekitar hewan pengerat. Cara ini akan mengingatkan dokter untuk mencari dengan cermat segala penyakit yang dibawa hewan pengerat, seperti HPS.

Asep Saepudin Sayyev |*

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles