29.3 C
Bogor
Monday, June 30, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 195

Kontingen Jabar di PON 2024 Diperkuat Empat Atlet Boling Kabupaten Bogor

Boling Kabupaten Bogor

jurnalinspirasi – Empat Atlet Boling Kabupaten Bogor dipastikan bakal jadi bagian Kontingen Jawa Barat pada pelaksanaan PON 2024 di Sumut- Aceh.

Saat ini empat atlet boling Kabupaten Bogor yang akan membela Jabar dalam PON 2024 itu saat ini sudah berada di Bandung mengikuti Pelatda Jabar di Bandung.

Sekum PBI Kabupaten Bogor, Kemal Fasya mengatkan, Keempat atlet boling Kabupaten Bogor yang membela Jabar itu diantaranya Moh Andyka Gamaputra, Naflah Fakhira Maulida, Rine Prominintya Dwi Utami dan Kenny Puja Nurwati

” Tim boling Jabar dalam PON 2024 ini mentargetkan 5 medali emas dan diharapkan para peboling Kabupaten Bogor bisa menyumbangkan medali emas bagi Jabar dalam PON 2024,” tegas Kemal Fasya, Kamis, 25 Januari 2024

Kemal menambahkan, cabor bolling Kabupaten Bogor yang diketuai oleh Elvada Yunanta termasuk cabor yang kerap menyumbang medali emas bagi Kabupaten Bogor dalam Porprov Jabar.

(asep syahmid)

Sayaga Wisata Sewakan Rest Area Gunung Mas ke Pengusaha Pasar Malam

Sayaga Wisata

jurnalinspirasi – Bukannya meyakinkan para pedagang kaki lima (PKL) yang ada disepanjang Jalan Raya Puncak, untuk mengisi kios atau tempat usahanya di lokasi rest area Gunung Mas, Cisarua, Kabupaten Bogor, pengelola malah sibuk mencari uang sampingan dengan menyewakan lahan parkir untuk membuka pasar malam.

Adji Supriono, staf pengelola rest area Gunung Mas membenarkan, di lokasi parkiran rest area akan ada pasar malam. Namun, pegawai BUMD Sayaga Wisata itu, enggan menyebutkan secara detail biaya sewa lahan oleh pengusaha pasar malam, berikut lama waktu menyewa lahan parkiran rest area tersebut.

Sementara, saat dikonfirmasi Direktur Umum (Dirum) Sayaga Wisata, Aminudin terkesan menolak untuk memberikan stetman, terkait keberadaan pasar malam yang membuka kegiatan usahanya di lokasi parkiran rest area Gunung Mas. Dirum yang dulunya aktif sebagai lembaga sosial masyarakat (LSM) tersebut, malah mengarahkan kepada Direktur Utama (Dirut) Sayaga Wisata, Supriadi Jufri.

“Ke pak Dirut aja ya, biar satu pintu. Atau ke Hani, pengelola rest area yang ada di sana,” ujar Aminudin kepada Jurnal Bogor melalui pesan WhatsApp, Rabu (24/1).

Namun, Direktur Utama (Dirut) Sayaga Wisata, Supriadi Jufri saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, sama sekali tidak menjawab. Begitu juga ketika di telepon melalui WhatsApp, orang nomor satu di perusahaan plat merah milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor itu, sama sekali tidak merespon.

Sebelumnya, pemilik Kedai Si Adudu yang membuka tempat usahanya dengan mengambil kios di rest area Gunung Mas menilai, adanya pasar malam di lahan parkir rest area, tidak akan berpengaruh apapun terhadap kondisi warungnya.

“Bagi saya, tidak ada pengaruhnya. Yang rame itu hanya didepan atau di lokasi pasar malam saja, kalau ke warung saya tidak berdampak sama sekali,” akunya.

Wanita berhijab yang setiap hari selalu sabar menunggu pembeli datang ke tempat usahanya di rest area Gunung Mas menceritakan, saat ada event besar seperti Bogor Fest yang dilaksanakan di lokasi parkiran, hanya ramai di depan saja. Sedangkan, warung-warung yang ada didalam tidak ikut terbawa ramai oleh pembeli.

“Pembeli yang datang ke warung kami bisa dihitung, ramainya hanya di lokasi acara saja,” jelasnya.

Yang diinginkan pedagang rest area, lanjutnya, pengelola rest area Gunung Mas membuka kembali gerbang yang ditutup. Sehingga, pengunjung perkebunan teh saat pulang bisa melalui gerbang yang langsung ke rest area.

“Sebelum ditutup, walau hanya Sabtu dan Minggu saja gerbang itu dibuka, warung kami ramai pembeli. Alhamdulillah, penghasilan kami bisa mencapai 100 ribu. Berbeda dengan hari biasa, paling kami hanya dapat 10 ribu, malah terkadang tidak dapat uang sama sekali,” keluhnya.

Semua pedagang yang sudah menempati kios di rest area Gunung Mas berharap, pihak pengelola melakukan terobosan atau berinovasi agar lokasi untuk berjualan para pedagang kaki lima (PKL) disepanjang jalur Puncak ini, menjadi ramai pengunjung.

“Saya yakin kalau sudah ramai pengunjung, kios-kios yang sekarang masih tutup, pasti mulai dibuka oleh pedagang,” tukasnya.

(dede suhendar)

Kenapa Korupsi Sulit Hilang? Ini Faktor Penyebabnya

ilustrasi/net

Oleh: Nay Nur’ain
(Kabiro Jurnal Bogor Wilayah Bogor Timur)

jurnalinspirasi – Berita tentang korupsi seolah tak pernah henti, baik itu dilayar kaca, media sosial, maupun media masa. Tak hanya pegawai petinggi, korupsi mulai merambah ke kalangan bawah seperti TPK, Bendahara, bahkan Kepala Desa yang notabene merupakan jabatan karir sementara yang kapan saja bisa berhenti.

Bukan hanya itu saja, korupsi dikalangan pejabat PNS, Bupati, Wali Kota, Menteri seakan menjadi momok yang biasa saja, dan sudah tak asing lagi untuk kita dengar. Mungkin sebagian besar dari rakyat kecil bertanya, kenapa mereka masih saja korupsi, bukankah hidup mereka sudah enak, sudah punya gaji, juga sudah diberikan fasilitas oleh negara yang tidak semua warga negara bisa mendapatkan itu.

Tapi, fakta dan kenyataannya tidak demikian, adanya jabatan, kekayaan bahkan fasilitas ternyata tak membuat seseorang untuk tidak berniat korupsi. Taukan anda ada beberapa faktor yang seseorang itu melakukan korupsi walaupun sudah serba terpenuhi.

Alasan seseorang korupsi bisa beragam, namun secara singkat dikenal teori GONE untuk menjelaskan faktor penyebab korupsi. Teori GONE yang dikemukakan oleh penulis Jack Bologna adalah singkatan dari Greedy (Keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (Kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).

Teori GONE mengungkapkan bahwa seseorang yang korupsi pada dasarnya serakah dan tak pernah puas. Tidak pernah ada kata cukup dalam diri koruptor yang serakah. Keserakahan ditimpali dengan kesempatan, maka akan menjadi katalisator terjadinya tindak pidana korupsi. Setelah serakah dan adanya kesempatan, seseorang berisiko melakukan korupsi jika ada gaya hidup yang berlebihan serta pengungkapan atau penindakan atas pelaku yang tidak mampu menimbulkan efek jera.

Jika dijabarkan lagi, faktor penyebab korupsi meliputi dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Mengutip buku Pendidikan Antikorupsi untuk Perguruan Tinggi yang bisa diunduh di sini, faktor internal merupakan penyebab korupsi dari diri pribadi, sedang faktor eksternal karena sebab-sebab dari luar.

Berikut kita bahas penyebab korupsi dari faktor internal dan eksternal ini:

Faktor Penyebab Internal

1. Sifat serakah/tamak/rakus manusia

Keserakahan dan tamak adalah sifat yang membuat seseorang selalu tidak merasa cukup atas apa yang dimiliki, selalu ingin lebih. Dengan sifat tamak, seseorang menjadi berlebihan mencintai harta. Padahal bisa jadi hartanya sudah banyak atau jabatannya sudah tinggi. Dominannya sifat tamak membuat seseorang tidak lagi memperhitungkan halal dan haram dalam mencari rezeki. Sifat ini menjadikan korupsi adalah kejahatan yang dilakukan para profesional, berjabatan tinggi, dan hidup berkecukupan.

2. Gaya hidup konsumtif

Sifat serakah ditambah gaya hidup yang konsumtif menjadi faktor pendorong internal korupsi. Gaya hidup konsumtif misalnya membeli barang-barang mewah dan mahal atau mengikuti tren kehidupan perkotaan yang serba glamor. Korupsi bisa terjadi jika seseorang melakukan gaya hidup konsumtif namun tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai.

3. Moral yang lemah

Seseorang dengan moral yang lemah mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Aspek lemah moral misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, atau rasa malu melakukan tindakan korupsi. Jika moral seseorang lemah, maka godaan korupsi yang datang akan sulit ditepis. Godaan korupsi bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lain yang memberi kesempatan untuk melakukannya.

Faktor Penyebab Eksternal

1. Aspek Sosial

Kehidupan sosial seseorang berpengaruh dalam mendorong terjadinya korupsi, terutama keluarga. Bukannya mengingatkan atau memberi hukuman, keluarga malah justru mendukung seseorang korupsi untuk memenuhi keserakahan mereka. Aspek sosial lainnya adalah nilai dan budaya di masyarakat yang mendukung korupsi. Misalnya, masyarakat hanya menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya atau terbiasa memberikan gratifikasi kepada pejabat.

Dalam means-ends scheme yang diperkenalkan Robert Merton, korupsi merupakan perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial, sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma. Menurut teori Merton, kondisi sosial di suatu tempat terlalu menekan sukses ekonomi tapi membatasi kesempatan-kesempatan untuk mencapainya, menyebabkan tingkat korupsi yang tinggi.

Teori korupsi akibat faktor sosial lainnya disampaikan oleh Edward Banfeld. Melalui teori partikularisme, Banfeld mengaitkan korupsi dengan tekanan keluarga. Sikap partikularisme merupakan perasaan kewajiban untuk membantu dan membagi sumber pendapatan kepada pribadi yang dekat dengan seseorang, seperti keluarga, sahabat, kerabat atau kelompoknya. Akhirnya terjadilah nepotisme yang bisa berujung pada korupsi.

2. Aspek Politik

Keyakinan bahwa politik untuk memperoleh keuntungan yang besar menjadi faktor eksternal penyebab korupsi. Tujuan politik untuk memperkaya diri pada akhirnya menciptakan money politics. Dengan money politics, seseorang bisa memenangkan kontestasi dengan membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota partai politiknya.

Pejabat yang berkuasa dengan politik uang hanya ingin mendapatkan harta, menggerus kewajiban utamanya yaitu mengabdi kepada rakyat. Melalui perhitungan untung-rugi, pemimpin hasil money politics tidak akan peduli nasib rakyat yang memilihnya, yang terpenting baginya adalah bagaimana ongkos politiknya bisa kembali dan berlipat ganda.

Balas jasa politik seperti jual beli suara di DPR atau dukungan partai politik juga mendorong pejabat untuk korupsi. Dukungan partai politik yang mengharuskan imbal jasa akhirnya memunculkan upeti politik. Secara rutin, pejabat yang terpilih membayar upeti ke partai dalam jumlah besar, memaksa korupsi.

3. Aspek Hukum

Hukum sebagai faktor penyebab korupsi bisa dilihat dari dua sisi, sisi perundang-undangan dan lemahnya penegakan hukum. Koruptor akan mencari celah di perundang-undangan untuk bisa melakukan aksinya. Selain itu, penegakan hukum yang tidak bisa menimbulkan efek jera akan membuat koruptor semakin berani dan korupsi terus terjadi. 

Hukum menjadi faktor penyebab korupsi jika banyak produk hukum yang tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya multitafsir, dan ada kecenderungan hukum dibuat untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu. Sanksi yang tidak sebanding terhadap pelaku korupsi, terlalu ringan atau tidak tepat sasaran, juga membuat para pelaku korupsi tidak segan-segan menilap uang negara.

4. Aspek Ekonomi

Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama korupsi. Di antaranya tingkat pendapatan atau gaji yang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Fakta juga menunjukkan bahwa korupsi tidak dilakukan oleh mereka yang gajinya pas-pasan. Korupsi dalam jumlah besar justru dilakukan oleh orang-orang kaya dan berpendidikan tinggi.

Banyak kita lihat pemimpin daerah atau anggota DPR yang ditangkap karena korupsi. Mereka korupsi bukan karena kekurangan harta, tapi karena sifat serakah dan moral yang buruk.

Di negara dengan sistem ekonomi monopolistik, kekuasaan negara dirangkai sedemikian rupa agar menciptakan kesempatan-kesempatan ekonomi bagi pegawai pemerintah untuk meningkatkan kepentingan mereka dan sekutunya. Kebijakan ekonomi dikembangkan dengan cara yang tidak partisipatif, tidak transparan dan tidak akuntabel.

5. Aspek Organisasi

Faktor eksternal penyebab korupsi lainnya adalah organisasi tempat koruptor berada. Biasanya, organisasi ini memberi andil terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau kesempatan. Misalnya tidak adanya teladan integritas dari pemimpin, kultur yang benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas, atau lemahnya sistem pengendalian manajemen.

Mengutip buku Pendidikan Antikorupsi oleh Eko Handoyo, organisasi bisa mendapatkan keuntungan dari korupsi para anggotanya yang menjadi birokrat dan bermain di antara celah-celah peraturan. Partai politik misalnya, menggunakan cara ini untuk membiayai organisasi mereka. Pencalonan pejabat daerah juga menjadi sarana bagi partai politik untuk mencari dana bagi kelancaran roda organisasi, pada akhirnya terjadi money politics dan lingkaran korupsi kembali terjadi.

Teori Fraud Triangle (TFT)

Teori lainnya soal penyebab korupsi disampaikan oleh peneliti Donald R Cressey yang dikenal sebagai Teori Fraud Tiangle (TFT). Teori ini muncul setelah Cressey mewawancarai 250 orang terpidana kasus korupsi dalam waktu 5 bulan.

Dalam teori tersebut, ada tiga tahapan penting yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi, yaitu pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi).

Seseorang memiliki motivasi untuk korupsi karena tekanan, misalnya motif ekonomi yang menjadi pelatuknya. Namun menurut Cressey tekanan ini terkadang tidak benar-benar ada. Seseorang cukup berpikir bahwa dia tertekan atau tergoda pada bayangan insentif, maka pelatuk pertama ini telah terpenuhi.

Kedua adalah kesempatan. Contoh yang paling mudah ditemui adalah lemahnya sistem pengawasan sehingga memunculkan kesempatan untuk korupsi. Menurut Cressey, jika dia tidak melihat adanya kesempatan maka korupsi tidak bisa dilakukan.

Ketiga adalah rasionalisasi. Cressey menemukan bahwa para pelaku selalu memiliki rasionalisasi atau pembenaran untuk melakukan korupsi. Rasionalisasi ini setidaknya menipiskan rasa bersalah pelaku, contohnya “saya korupsi karena tidak digaji dengan layak” atau “keuntungan perusahaan sangat besar dan tidak dibagi dengan adil”. **

Gunungputri Rawan Begal, Dua Remaja Jadi Korban Curas

Polsek Gunungputri mengecek TKP.

jurnalinspirasi – Lagi, dua remaja pengendara motor menjadi korban pencurian dengan kekerasan (curas) yang terjadi pada Rabu (24/1/24), pukul 00.15 WIB di Jalan Letda Nasir Desa Bojong Kulur, Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Dika dan Yansen

Kapolsek Gunungputri AKP Didin Komarudin SH menjelaskan, tindak pidana curas sebagaimana dimaksud dalam pasal 365 KUHP diduga dilakukan oleh 4 orang tidak dikenal menggunakan 2 unit sepeda motor.

“Para pelaku melakukan perbuatannya dengan cara memepet korban Dika dan Yansen saat mengendarai sepeda motor Honda Beat kemudian memberhentikan korban dan mengancam menggunakan senjata tajam jenis celurit dan golok,” ungkap AKP Didin kepada Jurnal Bogor.

AKP Didin mengatakan, korban berusaha melakukan perlawanan, namun kemudian korban dibacok, korban Dika mengalami luka bacok di leher belakang dan korban Yansen mengalami luka robek di kepala, sikut dan jari tangan. Para pelaku menguasai sepeda motor milik korban dan melarikan diri ke arah Ciangsana.

“ Akibat perbuatan tersebut korban mengalami kerugian materil sekitar Rp 18.000.000, “ terang AKP Didin.

Sejauh ini tindakan yang sudah diambil oleh Polsek Gunungputri terkait kejadian curas tersebut ialah mendatangi dan cek Tempat Kejadian Perkara (TKP). Mencari saksi-saksi di TKP, dan mengecek kondisi atau luka korban di RS Eka Hospital. Terhadap korban sendiri sudah dilakukan tindakan medis (pengobatan) selanjutnya sudah diizinkan pulang oleh dokter.

“Dengan perkara curas tersebut kita melaksanakan penyelidikan untuk pelaku, sementara kita masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti,” pungkas AKP Didin mengakhiri.

(nay nuráin)

TNI – Polri Sinergi Jaga Wilayah Hukum Polsek Babakan Madang dengan Beri Edukasi Warga

Polsek Babakan Madang

jurnalinspirasi – Sebagai Upaya mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas di wilayah hukum Polsek Babakan Madang Polres Bogor, anggota Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa melakukan berbagai upaya dengan kegiatan silaturahmi dan sambang dialogis kepada aparat Kp Cicerewed RW 01 Desa Cijayanti, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (24/1/24).

Dalam kegiatan sambang tersebut, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa Desa Cijayanti Polsek Babakan Madang melaksanakan dialog dengan perangkat Kp Cicerewed sekaligus menyampaikan pesan Kamtibmas guna meningkatkan kewaspadaan terhadap para pelaku tindak kejahatan, maupun kenakalan remaja.

Bhabinkamtibmas Polsek Babakan Madang Polres Bogor Aiptu M.Sulaeman dan Bhabinsa mengatakan bahwa dalam menjaga kondusifitas wilayah ini tentunya harus adanya peran serta dari masyarakat. Untuk itu diharapkan masyarakat juga dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitarnya. Lalu melakukan komunikasi yang baik dengan pihak kepolisian ataupun tokoh desa setempat, sehingga apabila adanya gangguan kamtibmas di lingkungannya dapat langsung ditindak lanjuti.

“Warga akan lebih mudah berkolaborasi dengan anggota dan turut serta menjaga Kamtibmas di lingkungan serta akan mudah mendapatkan informasi guna untuk ditindak lanjuti,” ungkap Aiptu Sulaeman kepada Jurnal Bogor.

“Kami terus sinergi dengan TNI melakukan patroli maupun sambang untuk menyampaikan himbauan Kamtibmas kepada masyarakat guna terciptanya situasi yang aman dan kondusif di wilayah,” tambahnya.

Disamping itu, kekompakan seperti ini terus ditingkatkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain seperti dalam bidang sosial, budaya dan bidang lainnya. Pada kesempatan ini, Bhabinmas dan Bhabinsa juga memberikan penyuluhan tentang kamtibmas kepada warga sekitar.

Ia berbagi informasi tentang langkah-langkah pencegahan kejahatan dan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan. Dalam interaksi tersebut, warga juga diajak untuk melaporkan setiap potensi ancaman atau situasi yang mencurigakan kepada pihak kepolisian.

“Sesuai dengan arahan Bapak Kapolres, langkah ini diharapkan akan semakin memperkuat ikatan antara polisi dan warga dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan setempat,” ucapnya.

“Kedekatan antara anggota kepolisian dan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan suasana aman dan kondusif. Kami berharap pola komunikasi seperti ini dapat terus ditingkatkan demi kebaikan bersama,” sambungnya.

Dikesempatan lain Kasi Humas Polres Bogor IPTU Desi Triana, SH menyampaikan apabila warga masyarakat ada yang menemukan hal-hal yang mengganggu Kamtibmas dan menemukan tindakan kriminalitas lainnya dan adanya perekrutan tenaga kerja ilegal dengan menjanjikan gaji besar akan tetapi tidak resmi payung hukumnya masuk dalam tindak pidana perdagangan orang TPPO.

“ Segera adukan laporkan ke Call Center (021) 110 operator kami melayani 24 jam aduan serta laporan masyarakat ataupun nomor aduan Polres Bogor di 08597114352, dan akan ditindak lanjuti baik dari Polsek terdekat maupun Polres Bogor,” pungkasnya.

(nay nuráin)

Ketua JJB Kecewa, Pj Bupati Bogor Dinilai Alergi Terhadap Wartawan

Effendi Tobing

jurnalinspirasi – Ketua Harian Jaringan Jurnalis Bogor (JJB), Effendi Tobing, mengaku kecewa kepada Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu yang dinilai alergi terhadap wartawan. Sebab, dua kali diundang dalam kegiatan diskusi bersama tokoh masyarakat dan Anggota DPR RI yang diinisiasi JJB, mantan Pj Wali kota Kendari itu tidak pernah mau hadir dan selalu menyuruh pejabat Kabupaten Bogor untuk mewakili.

Padahal, saat diskusi kedua bersama 9 Anggota DPR RI Dapil Kabupaten Bogor, yang dilaksanakan di Gedung DPRD Kabupaten Bogor, pada Rabu (24/1/24), menjadi kesempatan Asmawa Tosepu untuk mengenal para wakil rakyat yang berkantor di Senayan tersebut. Namun, Pj Bupati Bogor itu enggan datang dan menyempatkan diri.

“Saya kecewa. Dan sangat disayangkan Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu, tidak pernah mau hadir dalam diskusi yang digelar JJB. Sampai saat ini terhitung sudah 2 kali Asmawa tidak pernah datang di acara yang kami gagas. Padahal selain Anggota DPR Ri, ada juga masyarakat yang diundang untuk menyuarakan aspirasinya, sehingga bisa langsung di eksekusi oleh Asmawa sebagai Pj Bupati Bogor,” kata Ketua Harian JJB, usai kegiatan diskusi di Gedung DPRD Kabupaten Bogor, Rabu (24/1).

Tobing sapaan akrab Ketua Harian JJB itu juga menjelaskan, dalam diskusi kedua kali ini, lebih banyak menyinggung soal pembangunan di Kabupaten Bogor, salah satunya ialah persoalan Parung Panjang. Oleh karena itu, kehadiran Asmawa Tosepu dianggap penting karena dapat menyampaikan apa yang menjadi kendala, serta solusi dari Anggota DPR RI yang hadir.

“Kami menggelar diskusi ini bukan hanya semata-mata untuk kepentingan JJB saja, tapi untuk menyerap aspirasi warga Kabupaten Bogor. Namun Asmawa seolah ‘Ogah’ hadir dalam setiap kegiatan JJB ini,” tegasnya.

Padahal, lanjut dia, dalam setiap kesempatan audiensi dengan berbagai organisasi di Kabupaten Bogor, Asmawa selalu hadir. Namun hal itu tidak berlaku dengan Wartawan di JJB. Asmawa selalu menolak dan tidak pernah merespon.

“Pada diskusi pertama di Situ Plaza Cibinong beberapa waktu lalu kami maklumi tidak bisa hadir karena kegiatan yang sudah terjadwal. Namun pada diskusi kedua ini kami sudah mengundang sejak jauh-jauh hari. Sedangkan jika organisasi lain dan kegiatan lain Asmawa selalu menyempatkan diri,” ujarnya.

Untuk diketahui, dalam diskusi kedua kali ini dihadiri oleh 3 Anggot DPR RI, diantaranya Mulyadi dan Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Adian Napitupulu dari Partai PDI-P. Dalam kesempatan itu, ke-3 Anggota DPR RI tersebut menandatangani fakta integritas menyetujui Pemekaran Bogor Barat, menyelesaikan persoalan jalur tambang di Parung Panjang, Persoalan Pendidikan dan Persoalan Soial di Kabupaten Bogor.

(dede suhendar)

Warga Parungpanjang Sampaikan Persoalan ke DPR RI

H.Mulyadi dengan warga Parungpanjang

jurnalinspirasi – Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Gerindra Mulyadi mengundang ratusan masyarakat Parungpanjang dari Gema Abah (Gerakan Masyarakat Arus Bawah) dan Gampar (Gerakan Masyarakat Parungpanjang Untuk Perubahan) di Parlemen Senayan DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (22/01/2024).

Menurut Mulyadi, dia sudah menyerap permasalahan yang ada di Parungpanjang untuk bisa dibawa bersama Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.

“Intinya saya sudah punya dasar ke masalah Parungpanjang terkait penugasan saya, jadi kalau audiensi ini menjadi dasar terus menerus menyuarakan agar berkoordinasi dengan stakeholder dengan Provinsi dan PUPR, besok akan saya sampaikan bersama Pj Gubernur Jawa Barat,” ungkapnya.

Mulyadi memiliki tiga solusi untuk menyelesaikan masalah di Parungpanjang dalam jangka pendek, menengah hingga jangka panjang.

“Jikalau dianggap jangka pendek merevitaslisasi untuk jalur exiting saya akan ingatkan ke Pak Gubernur besok. Kedua meminta komitmen dari pelaksana pembangunan jalan tambang kapan selesai, terakhir kita akan intervensi secara total dan formulasinya seperti apa nanti dibicarakan sama Provinsi,” tambahnya.

Di tempat yang sama Ketua Gema Abah Ishak menegaskan kedatangannya beserta ratusan masyarakat Parungpanjang untuk menyampaikan aspirasi masalah yang puluhan tahun tidak adanya penyelesaian.

“Saat ini kita diundang ke Parlemen Senayan DPR RI oleh Pak Haji untuk menjelaskan masalah di Parungpanjang yang sudah puluhan tahun belum adanyan solusi dan mudah-mudahan solusinya cepet bisa ditemukan,” tegas Ishak.

Ishak menambahkan, solusinyan hanya satu yaitu segera dibangunnya jalur tol khusus tambang merupakan harga mati.

“Solusi penyelesaian ini adalah segera dibangunnya sampai selesai jalur tol khusus tambang,” pungkasnya.

(andres)

Cegah Kemacetan dan Lakalantas, Polsek Ciampea Turun Atur Lalulintas Kendaraan

Polsek Ciampea

jurnalinspirasi – Personil Polsek Ciampea, Polres Bogor patut diapresiasi kinerjanya. Pasalnya, anggota polisi ini telah memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik pengguna kendaraan dan penyebrang pejalan kaki, sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan lalulintas.

“Kita sedang membantu masyarakat mengatur lalulintas, petugas juga melakukan pengaturan terhadap anak-anak sekolahan yang menyebrang menuju sekolah dan pengguna jalan lainnya, untuk  menghindari kemacetan dan Laka lantas,” kata Kanit Lantas Polsek Ciampea Iptu Lalu Kasrun, kemarin.

Dengan begitu adanya kepolisian ini maka kemacetan dapat teratasi dengan baik dan masyarakat dapat melaksanakan kegiatan berkendara dengan nyaman.

“Dengan pengaturan lalulintas tersebut warga masyarakat lebih lancar dan tidak ada  hambatan untuk mencapai tujuannya dengan selamat dan tepat waktu,” bebernya.

Dia menjelaskan, tujuan pengaturan lalu lintas ini agar terciptanya keamanan, keselamatan dan ketertiban lalu lintas  dan juga mengantisipasi terjadinya laka lantas dan menjaga kondusifitas dan membantu pengguna jalan raya.

“Kedekatan antara anggota kepolisian dan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan suasana aman dan kondusif. Kami berharap pola komunikasi seperti ini dapat terus ditingkatkan demi kebaikan bersama,” katanya.

Dia menjelaskan, kegiatan ini  merupakan salah satu kegiatan rutin dalam upaya menciptakan situasi yang aman dan kondusiusif.

“Warga akan lebih mudah berkolaborasi dengan anggota dan turut serta menjaga Kamtibmas di lingkungan serta akan mudah mendapatkan informasi guna untuk ditindak lanjuti,” pungkasnya.

(andres)

Caleg PPP Jangan Lupakan Janji, RY: Salah Satu Insentif Guru Ngaji Harus Naik

Rachmat Yasin saat silaturahmi di Ciomas.

jurnalinspirasi – Mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin meminta para Caleg PPP yang maju di DPRD Kabupaten, Provinsi Jawa Barat hingga DPR RI agar memperhatikan kesejahteraan para guru ngaji.

Menurutnya, patut memberikan apresiasi kepada orang-orang yang berjasa untuk pembentukan akhlak melalui mengaji.

“Guru ngaji dan guru madrasah di Kabupaten Bogor itu jumlahnya mencapai ribuan,” ujar pria yang biasa disapa RY saat bersilahturahmi bersama para ulama  dan tokoh masyarakat di wilayah Kecamatan Ciomas, Rabu (24/1/2024).

Tak hanya insentif guru ngaji, termasuk yang masih banyaknya  pondok pesantren yang belum berbentuk yayasan di Kabupaten Bogor yang harus direspons serius.

Pondok pesantren atau ponpes yang belum memiliki yayasan harus dibantu pengurusan izinnya.

“Kesejahteraan para guru ngaji dan pengurusan izin Ponpes harus diperhatikan oleh Caleg PPP yang maju di DPRD Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan DPR RI,” kata RY.

Ia juga menekankan para Caleg PPP harus rajin silaturahmi kepada para kiai atau alim ulama yang ada di dapilnya masing-masing.

“Caleg jangan lupakan janji kampanyenya ketika sudah terpilih jadi wakil rakyat. Dapil 3 ini PPP Kabupaten Bogor menargetkan 2 kursi untuk DPRD Kabupaten Bogor atau minimal bisa mendulang 90 ribu suara,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI Elly Rachmat Yasin yang juga salah seorang caleg DPR RI dari dapil V Kabupaten Bogor, menyatakan siap untuk memfasilitasi pondok pesantren atau ponpes yang belum memiliki yayasan.

Tidak hanya itu, Elly Rachmat Yasin berjanji akan membantu kepengurusan izin operasional ponpes yang ada di Kabupaten Bogor.

Ia pun berjanji akan menampung dan follow up semua aspirasi terkait ponpes yang berbentuk yayasan. Selama dirinya menjadi wakil rakyat dia juga sudah banyak membantu pondok pesantren, bantuan motor  sampah termasuk mobil ambulance yang difungsikan untuk membantu masyarakat secara gratis.

“Insya Allah kalau semua ponpes yang ada di Kabupaten Bogor sudah berbentuk yayasan dan sudah punya izin operasional akan mudah mendapat bantuan dari pemerintah pusat,” katanya

Senada, Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat dari Partai PPP, Dwi Aryanti bahwa partai PPP selalu dekat dengan ulama dan sudah sepantasnya membantu personal kenaikan insentif guru gaji , bantuan pondok pesantren. Termasuk persoalan jalur tambang yang hingga kini belum tuntas di Parungpanjang.

“Ketika ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan di Kabupaten 6 bisa lewat dewan Provinsi  Jawa Barat. Untuk itu, sangat pentingnya ada wakil rakyat di DPRD Provinsi Jawa Barat. Ketika tidak bisa, kita optimis di Jabar bisa meraih dua kursi,” tegasnya.

Hadir dalam acara tersebut beberapa caleg PPP seperti Elly Rachmat Yasin (Caleg PPP untuk DPR RI Nomor 1), Muhammad Romli (Caleg PPP unruk DPRD Jabar No 1 ), H Usup (Caleg PPP DPRD Kabupaten Bogor Nomor 1) dan Dwi Aryanti (Caleg PPP untuk DPRD Jabar.

(arip ekon)

Banyak Jalan Berlubang, Petugas Terminal Leuwiliang Tipe B Kembali Perbaiki Jalan

Terminal Leuwiliang

Inisiatif Ini dilakukan Karena DPUPR Kabupaten Bogor Maupun Provinsi Belum Pasti Perbaikan Jalan Itu

jurnalinspirasi – Lagi, para petugas Terminal Tipe B Leuwiliang Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat kembali melakukan aksi sosial dengan memperbaiki jalan yang berlubang di wilayahnya.

Perbaikan jalan yang melibatkan para pedagang di areal terminal Leuwiliang itu dilakukan, lantaran banyaknya  jalan sudah berlubang disebabkan seringnya turun hujan belakangan ini.

“Inisiatif perbaikan jalan terus dilakukan. Sebab kalau dibiarkan, kerusakan jalan itu bisa bertambah parah,” terang Kepala terminal Leuwiliang tipe B Wahyu Hidayat kepada Jurnal Bogor, Rabu (24/1/2024)

Menurutnya, sejak musim hujan akhir tahun 2023, mengakibatkan jalan di areal terminal Leuwiliang mengalami kerusakan hingga berlubang yang cukup besar sehingga swadaya pengurukan jalan kembali dilakukan. Sejauh ini belum adanya kepastian pemeliharaan jalan, baik dari DPUPR Kabupaten Bogor maupun Provinsi Jabar.

“Hingga kini, DPUPR Kabupaten maupun Provinsi belum adanya kepastian untuk perbaikan jalan yang sudah berlubang itu. Belum ada kepastian, maka itu kami berinisiatif perbaiki jalanan yang sudah berlubang itu,” jelasnya.

Wahyu mengatakan, menyikapi masalah  kerusakan jalan itu bukan tanpa sebab,  mengingat setiap harinya pengendara melintas di areal di Terminal Leuwiliang.

Jadi kata dia, jalan lingkar merupakan akses alternatif utara Leuwiliang sementara volume kendaraan yang masuk begitu padat.

“Sebab itu melalui perbaikan jalan itu  untuk meminimalisir dan antisipasi terjadinya lakalantas,” tukasnya.

(arip ekon)