32.2 C
Bogor
Monday, June 9, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 102

IPB: Penyuluh Kunci Peningkatan Produksi, Sebaiknya di Bawah Pemerintah Pusat

Siti Amanah

JURNAL Inspirasi – Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Siti Amanah menyoroti langkah strategis dalam mengoptimalkan peran penyuluh pertanian guna fokus meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian di daerah maupun nasional. Penyuluhan adalah pelaku utama yang diatur Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. 

“Saat ini kelembagaan penyuluh pertanian berada di bawah pemerintah daerah bukan berada di pusat. Sebaiknya ada kesatuan pelaksanaan fungsi tugas dari Kementerian. Orientasi atau prioritas pencapaian   pembangunan derah itu beragam dalam  memandang urgensi dari penyuluh. Sehingga bisa jadi ketika itu ditempatkan di daerah belum mendapatkan porsi yang sesungguhnya,” demikian dikatakan Siti Amanah saat menjadi peserta Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penyuluh Pertanian Mau Kemana?” di Hotel Aston Simatupang, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Amanah mengungkapkan penyebab penyuluh pertanian berada di daerah disebabkan karena impilkasi dari penerapan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 mengenai pelaksanaan otonomi daerah. Dalam Otonomi daerah, daerah dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota.

“Penyuluh pertanian seharusnya memiliki sebuah kapasitas yang tidak hanya diperoleh dari lembaga atau diklat tetapi juga pengalaman dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan klien atau pengguna jasa penyuluhan. Optimasi peningkatan penyuluh itu seharusnya kelembagaanya dikembalikan ke pemerintah pusat agar lebih fokus membangun pertanian khusus peningkatakan produksi dan pendampingan petani,” ungkapnya.

Lebih lanjut Amanah menegaskan selama berada di pemerintah daerah, peran penyuluh tidak fokus karena dibebankan untuk urusan politik dan lainya yang menjadi kepentingan kepala daerah. Sebab, tidak semua kepala daerah memiliki komitmen yang sama dalam memajukan pertanian dengan menempatkan penyuluh sebagai pilar utama dalam transformasi teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahreraan petani.

“Hal ini bisa menjadi perhatian dari birokrat dan parlemen sehingga adanya kesatuan tugas untuk lebih mudah mencapai tujuan pembangunan  pertanian. Sedangkan, dari sisi anggaran menjadi tanggung jawab pusat,” tegasnya.

(bbpmkp)

KTNA: Struktur Penyuluhan Pertanian Tidak Optimal

JURNAL Inspirasi – Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengungkapkan keprihatinannya terhadap struktur penyuluhan pertanian di Indonesia yang dinilai belum optimal dan berpotensi pada dampak yang tidak baik pada sektor pertanian nasional. Ketua Umum KTNA, M.Yadi Sofyan Noor menyoroti bahwa meskipun penyuluh pertanian terbukti bekerja di lapangan, struktur wadah mereka tersebar secara tidak merata di berbagai daerah.

“Saat ini, posisi penyuluh tersebar di berbagai bagian instansi, tanpa konsistensi yang jelas dalam pengelolaan dan koordinasi,” ujar Yadi Sofyan Noor saat menjadi peserta Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penyuluh Pertanian Mau Kemana?” di Hotel Aston Simatupang, Jakarta, pada Selasa, 2 Juli 2024.

Yadi menampik kalau penyuluh dinilai tidak berkinerja. Menurut pengamatannya di lapangan, Ia memastikan pihaknya kerap berkoordinasi dengan penyuluh di lapangan.

”Artinya konektivitas ada dan masih nyambung. Tapi wadahnya saat ini tidak nyaman buat mereka,” tegasnya.

Yadi menegaskan kondisi tersebut menghambat efektivitas penyuluhan dalam mendukung petani di lapangan. Maka dirinya menilai perlunya perubahan dalam pengelolaan penyuluhan dengan menyarankan agar ketenagaan penyuluh pertanian dikembalikan ke pusat.

“Koordinasi yang baik antara penyuluh dan semua stakeholder harus menjadi prioritas utama agar penyuluhan benar-benar mampu memberikan dampak yang signifikan, terutama bagi petani,” katanya.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, KTNA menyerukan agar pemerintah mengambil langkah tegas untuk merancang struktur penyuluhan yang lebih terpadu. Apalagi penyuluh merupakan bagian penting dalam mendampingi petani untuk mewujudkan swasembada pangan.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal HKTI Sadar Subagyo mengungkapkan peran krusial penyuluh dalam memastikan keberhasilan swasembada pangan, air, dan energi yang menjadi fokus utama Presiden RI terpilih Prabowo Subianto kelak.

“Peran penyuluh pertanian sangat krusial dalam memastikan keberhasilan program-program strategis ini, seperti penyanyi yang menyampaikan lagu kepada pendengarnya. Merekalah yang menyampaikan teknologi dan inovasi kepada petani,” ungkap Sadar.

Namun Sadar menilai, setelah reformasi, suara para penyuluh ini meredup. ”Dan di era Prabowo nanti, kita harapkan suara mereka bisa kembali dengan mengangkat kembali program-program krusial,” jelasnya.

Sadar menambahkan bahwa salah satu akar permasalahan utama adalah kurangnya landasan hukum yang memadai.

“Kami mendorong untuk mengembalikan peran penyuluh pertanian sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 dengan mengamandemen Undang-Undang Otonomi Daerah. Pertanian harus menjadi urusan wajib yang didukung sepenuhnya, baik dari tingkat pusat maupun daerah,” tegasnya.

Sadar yang saat ini menjadi bagian dari Partai Politik Gerindra telah menyampaikan aspirasi banyak pihak tentang mengoptimalkan peran penyuluh pertanian.

“Kami telah berkomunikasi dengan fraksi kami di DPR RI dan mendapatkan dukungan kuat untuk langkah ini. Saatnya untuk melangkah lebih lanjut dengan tindakan nyata,” lanjutnya.

Kegiatan Focus Group Discussion ini diadakan oleh Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN). Menurut Ketua KPPN Bustanul Arifin, peran penyuluh pertanian saat ini semakin krusial.

”Transformasi dalam peran penyuluh pertanian di Indonesia sangat urgent. Perlu adanya perubahan strategis dalam menghadapi tantangan baru yang dihadapi sektor pertanian, khususnya dalam konteks perubahan kebijakan pemerintahan yang baru,” pungkasnya.

(bbpmkp)

Jelang Porprov Jabar 2026, Rudy Susmanto Dukung Menuju Kabupaten Bogor Kahiji

Cibinong, Jurnalinspirasi.co.id – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto dikenal sebagai politisi yang sangat peduli kepada sektor pembinaan dan pembangunan prestasi olahraga Bumi Tegar Beriman.

Rudy sangat respon kepada semua organisasi olahraga yang ada di Kabupaten Bogor seperti KONI, NPCI, KORMI dan SOIna.

Wasekjen DPP Partai Gerindra juga mendukung penuh tagline Kabupaten Bogor Kahiji dalam Porprov Jabar 2026.

Prestasi tertinggi memang harus menjadi target dari semua atlet dan cabor. Namun pembinaan berkelanjutan semua cabor pada talenta atlet lokal Kabupaten Bogor tetap harus yang utama,” ujar Rudy Susmanto, Rabu, (3/7).

Kedepannya kata Rudy, DPRD dan Pemkab Bogor harus lebih sinergi lagi dalam membangun sarana dan fasilitas olahraga di kawasan Pakansari Sport Center.

Ia menilai saat ini Kabupaten Bogor harus ada penambahan sarana dan fasilitas olahraga baru seperti Kolam Aquatic, Lapangan Tembak dan Gymnasium atau Gedung Serba Guna yang bisa dimanfaatkan banyak cabor dan event lainnya.

Sementara itu, Ketua KONI Kabupaten Bogor, Dedi Ade Bachtiar mengatakan sangat bangga dengan dukungan dan apresiasi dari Ketua DPRD Kabupaten Bogor terhadap semua program KONI.

Alhamdulilah kami sangat senang dengan dukungan penuh dari Ketua DPRD Kabupaten Bogor terkait semua program KONI dan juga target Bogor Kahiji di Porprov Jabar 2026,” ucap Dedi Ade Bachtiar usai audiensi pengurus KONI dengan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Selasa, 2 Juli 2024 malam.

Tak hanya itu, kata Dedi, KONI juga akan terus bersinergi dengan elemen stakeholder lainnya yang ada di Kabupaten Bogor.

“Mencapai target Bogor Kahiji dalam Porprov Jabar bukan hanya tugas KONI saja. Namun harus ada kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak pemangku kebijakan di Kabupaten Bogor,” pungkasnya. ***

**Aga

Rudy Susmanto Apresiasi Langkah Pj. Bupati Bogor Menata PKL di Puncak Diapresiasi

Cibinong, Jurnal inspirasi -Pj. Bupati Bogor, Asmawa Tosepu melaksanakan rapat koordinasi bersama jajaran DPRD Kabupaten Bogor terkait program kegiatan tahun 2024-2025, di Ruang Rapat DPRD, Cibinong, Selasa (2/7). Pada kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto mengapresiasi langkah Pj. Bupati Bogor menata PKL di kawasan Puncak.

Hadir pada rapat koordinasi tersebut Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, jajaran Wakil Ketua DPRD dan jajaran anggota DPRD. Mendampingi Pj. Bupati Bogor, Pj. Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang), Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Sekretaris DPRD Kabupaten Bogor bersama jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

Pj. Bupati Bogor, Asmawa Tosepu menyampaikan setelah kurang lebih enam bulan ditugaskan di Kabupaten Bogor hari ini saya diberi kesempatan bisa bersilaturahmi melaksanakan rapat gabungan dengan pimpinan dan jajaran anggota DPRD Kabupaten Bogor. Ini adalah satu kesempatan untuk lebih bersinergi agar lebih guyub lagi untuk membawa Kabupaten Bogor ke arah yang lebih baik.

“Terima kasih kepada DPRD Kabupaten Bogor yang sudah memberikan dukungan selama saya bertugas. Berbagai kebijakan sampai dengan hari ini disepakati bersama. Hubungan kemitraan antara eksekutif dengan DPRD harus terus dibangun dengan harmonis,” ujar Asmawa.

Asmawa mengungkapkan, untuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 20 tahun ke depan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2025 sementara dalam proses penyusunan. Jadi prinsipnya saat ini kita menyiapkan itu semua, yang nantinya akan dilaksanakan oleh kepala daerah definitif.

“Momentumnya adalah kita ingin mengakomodir apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Baik dari sisi infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, termasuk pengembangan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Asmawa.

Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto menyampaikan, atas nama DPRD Kabupaten Bogor mengucapkan terima kasih kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia sudah menempatkan Pj. Bupati Bogor yang terbaik. Teman-teman media mungkin sudah lama memperhatikan, hari ini menunjukan beliau adalah pemimpin Kabupaten Bogor yang memiliki kepribadian sangat low profile. Beliau mau datang ke DPRD rapat koordinasi bersama kami, mendengar aspirasi kami.

“Hari ini membahas beberapa hal, salah satunya mengapresiasi langkah yang diambil Pj. Bupati Bogor untuk melakukan penataan PKL di Puncak. Kedua, kita membicarakan beberapa kebijakan strategis yang sama-sama harus diselesaikan oleh DPRD periode 2019-2024,” kata Rudy.

Rudy menambahkan, agar jalannya roda pemerintahan tidak terganggu pergantian anggota DPRD periode berikutnya. Tetap sinkron untuk menunjang program-program Pemkab Bogor. Tapi intinya DPRD Kabupaten Bogor mengapresiasi, mengucapkan terima kasih bahwa Mendagri tidak salah menunjuk Pj. Bupati Bogor hari ini.

“Saya juga sangat mengapresiasi kegiatan hari ini, ini adalah sejarah baru di Pemerintahan Kabupaten Bogor, dalam hal ini Pj. Bupati Bogor hadir melaksanakan rapat koordinasi di kantor DPRD Kabupaten Bogor,” tambah Rudy Susmanto. Aga

Krisis Identitas Penyuluh Pertanian, Momentum Perubahan Diperlukan

JURNAL Inspirasi – Komisi  Penyuluhan Pertanian Nasional menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penyuluh Pertanian Mau Kemana?” di Hotel Aston Simatupang, Jakarta, pada Selasa, 2 Juli 2024. Acara ini menyoroti tantangan produktivitas pertanian dan langkah-langkah untuk memperbaiki keberlanjutan penyuluhan pertanian di Indonesia.

Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN) Bustanul Arifin menegaskan urgensi transformasi dalam peran penyuluh pertanian di Indonesia. Arifin menyebutkan perlunya adaptasi dan perubahan strategis dalam menghadapi tantangan baru yang dihadapi sektor pertanian, khususnya dalam konteks perubahan kebijakan pemerintahan yang baru pada Oktober nanti.

“Penyuluh pertanian harus melakukan transformasi signifikan dalam pendekatan dan strategi kerja mereka agar dapat menanggapi perubahan kondisi dan kebutuhan petani di era baru ini,” ungkap Bustanul Arifin.

Bustanul menambahkan bahwa perubahan ini sangat penting mengingat peran krusial penyuluh dalam mendukung keberlanjutan dan peningkatan produktivitas sektor pertanian, terutama dalam menghadapi perubahan iklim. Maka dirinya menyayangkan bahwa peran penyuluh sering kali terhambat oleh peraturan yang belum sepenuhnya mendukung kerja mereka.

“Kita perlu memastikan bahwa penyuluh memiliki dukungan yang memadai dari segi peraturan dan sumber daya agar mereka dapat berfungsi secara optimal dalam mendampingi petani,” jelasnya.

Bustanul menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan reformasi dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dengan memastikan bahwa peran penyuluh dapat diperkuat sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2006.

“Kami mengadvokasi agar kelembagaan penyuluhan kembali berada di bawah pemerintah pusat untuk meningkatkan koordinasi dan efisiensi,” tambah Bustanul.

Sementara itu, Pakar Penyuluhan dari Universitas Andalas Hery Bachrizal Tanjung menyoroti bahwa penyuluh pertanian memiliki peran krusial dalam mengoordinasikan kebijakan nasional dengan kondisi riil di lapangan.

“Penyuluh pertanian harus mampu beradaptasi dengan baik dan memiliki kompetensi yang tinggi dalam membina dan mengembangkan kapasitas petani,” paparnya.

Belum lagi, Hery menegaskan perlunya integrasi yang lebih baik antara kebijakan pusat dan daerah dalam mengelola penyuluhan pertanian.

“Pengelolaan penyuluhan harus tetap berpusat pada kebijakan nasional dengan pengembangan dan implementasi yang sesuai dengan kebutuhan daerah,” tambah Hery.

Sementara itu, pakar penyuluhan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Dwiningtyas Padmaningrum menekankan pentingnya integrasi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan komunitas petani dalam mendukung program penyuluhan pertanian.

“Peran penyuluh pertanian tidak hanya sebagai penyedia informasi, tetapi juga sebagai fasilitator dalam membangun kapasitas petani untuk mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan efisiensi usaha mereka,” tambahnya.

Dwiningtyas juga mengulas tentang peran penting Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mendukung implementasi kebijakan pertanian di tingkat kecamatan. Ia berharap BPP dapat diperkuat sebagai pusat pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terpadu di setiap wilayah.

“Saat ini, tantangan terbesar adalah pengelolaan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang memadai di BPP. Perlu ada perhatian serius dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas BPP sebagai motor penggerak pembangunan pertanian di daerah,” tegas Dwiningtyas.

(bbpmkp)

Spanduk Habis Masa Ijinnya di Tertibkan Pol PP Tamansari

Jurnal Bogor – Satuan polisi pamong praja (Pol PP) Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, gencar melakukan penertiban spanduk liar yang tidak berizin.

Anggota Pol PP Tamansari, M. Al Amin mengatakan, atas laporan adanya spanduk liar, kita bersama anggota Pol PP lakukan penertiban spanduk-spanduk di sepanjang jalan protokol Tamansari.

“Terdapat 15 buah spanduk rokok yang sudah habis masa ijinnya, ya kita tertibkan,” ujarnya.

Menurutnya, kadang ada juga spanduk liar yang di pasang oleh orang lain untuk pasang di sepanjang jalan.

“Jadi, kita tertibkan spanduk rokok masa ijinnya habis yang terpasang di jalan protokol di wilayah Kecamatan Tamansari,” tegas Al Amin, Selasa (2/7/24).

Dia menjelaskan, seharusnya yang pasang spanduk berdasarkan Perda di serahkan ke pemegang wilayah yaitu Kecamatan Tamansari, kecuali untuk Billboard izinnya besar ke DPMPTSP.

“Pihaknya akan terus gencar melakukan operasi secara rutin dan memantau spanduk- spanduk yang tidak berizin kita tertibkan,” jelas Amin.

(Yudi)

Pendaftaran PPDB di Tamansari Sulit di Akses

Jurnal Bogor – Hari pertama Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui aplikasi PPDB sulit di akses.

“Kalau log in dan mengisi data sih bisa, namun untuk pemilihan jalur untuk daftar ke SMPN tidak ada dan ketika pilihannya ada tidak bisa di klik,” ujar operator SDN Sirnagalih 2 Hendrawan kepada Jurnal Bogor, Selasa (2/7/24).

Saat ini, pihak sekolah masih terus mencoba mendaftarkan kembali melalui aplikasi PPDB dan apabila hari ini masih tidak bisa kemungkinan di lanjutkan di hari esok.

“Iya, terkendala dari jaringan dari pagi masih muter-muter terus pas pemilihan jalur,” katanya.

Diketahui, pendaftaran tingkat SD sampai tanggal 6 Juli 2024. Dan untuk SMP tanggal 4 Juli 2024.

Sementara itu, Ketua panitia PPDB SMPN 1 Tamansari, Rumiyani menjelaskan, sulitnya para peserta PPDB tingkat SMPN kemungkinan karena masih hari pertama banyak peserta yang mendaftar.

“Saya himbau kepada para orang tua calon siswa mau mendaftar pendaftar, apabila ada kesulitan pihak sekolah siap membantu memverifikasi, dan bagi para pendaftar agar menyesuaikan dengan jalur yang tersedia,” tandasnya.

Yudi

Dua Geng Motor Berhasil di Gagalkan Kepolisian dan Warga Ciomas

Jurnal Bogor – Polsek Ciomas bersama warga berhasil menggagalkan aksi tawuran antar geng motor di Gang Abadi Desa Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor pada Minggu pagi (30/6/24) sekitar pukul 07.00 WIB.

Polsek Ciomas di bantu warga sekitar dan berhasil mengamankan delapan remaja dan 2 orang di antara mereka kedapatan membawa senjata tajam berupa pedang.

“Adapun identitas para pelaku yang diamankan, MIA, RR, FM, MF, RKA, RS, MD, dan AA. Para pelaku merupakan pelajar dan berdomisili di sekitar lokasi kejadian,” ujar Kapolsek Ciomas Kompol Iwan Wahyudi

Ia menjelaskan, saat ini para pelaku dalam penanganan pemeriksaan, dan penyelidikan Polsek Ciomas untuk ditindaklanjuti.

“Kami akan terus meningkatkan patroli dan operasi serupa untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah Ciomas,” tutup Kompol Iwan Wahyudi.

Yudi

Denny Mulyadi, Sosok Terciptanya Aplikasi SMART dan MPP Kota Bogor

jurnalinspirasi.co.id – Awal tahun 2015 menjadi bagian penting dalam proses reformasi birokrasi di Pemerintah Kota Bogor, khususnya di layanan perizinan. Kita ketahui bahwa perizinan menjadi jantung dari pelayanan publik, yang memberi layanan untuk menarik investasi agar dapat menggerakkan perekonomian kota.

Dinahkodai Denny Mulyadi, sebagai Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM). Ketika itu Kota Bogor bergerak ke layanan perizinan yang SMART (Sederhana, Mudah, Akuntabel, Ramah, dan Tepat waktu). Langkah yang diambil adalah dengan melakukan digitalisasi perizinan.

Semua layanan dilakukan secara online. Ini merubah persepsi publik yang menganggap layanan perizinan tidak transparan, lama, berbelit-belit dan tidak jelas prosedurnya.

Pengembangan aplikasi SMART terus dilakukan dengan mengintegrasikan pada layanan lainnya seperti dengan Dirjen Pajak (Konfirmasi Status Wajib Pajak/ KSWP NPWP), Disdukcapil (NIK), Kementerian Perdagangan (Sistem Informasi Perusahaan Online), Dispenda (pajak daerah), BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, BKPM (SPIPISE), Bank BJB (pembayaran retribusi perizinan) dan dimutakhirkan dengan tanda tangan elektronik dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Atas pengembangan aplikasi SMART yang memudahkan tersebut, pada tahun 2018, BPPTPM dibawah kepemimpinan Denny Mulyadi diganjar masuk dalam 99 top inovasi pelayanan publik oleh Kemenpan RB.

Penghargaan tersebut bukan tanpa alasan, karena ada beberapa manfaat dari pengembangan aplikasi tersebut, antara lain peningkatan investasi di Kota Bogor meningkat dari Rp2,3 Triliun di 2017 menjadi Rp2,9 trilyliun di 2018.

Selain itu, manfaat dirasakan oleh warga, antara lain dapat melakukan tracking atas berkas perizinan, kepastian waktu, kepastian biaya, dan yang terpenting warga tidak mesti bolak balik kantor pelayanan, tetapi dapat mencetak perizinannya sendiri di rumah atau kantor.

Tidak hanya sampai disitu, seiring dengan perubahan nomenklatur BPPTPM menjadi DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu), gebrakan kembali dilakukan pada 2019, dengan membentuk Mal Pelayanan Publik (MPP) dengan nama Graha Tiyasa (tempat serba bisa).

MPP dibangun dengan mengadopsi layanan terintegrasi dalam satu ruangan dengan fasilitas nyaman dan terintegrasi. Terletak dilantai dasar Lippo Plaza Keboen Raya, MPP Kota Bogor terdiri dari 14 instansi dengan 154 jenis layanan.

MPP Grha Tiyasa menyediakan layanan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat dan Kota Bogor, Kementerian Agama, Polresta Kota Bogor, Samsat dan Jasa Raharja, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans), Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kejaksaan, Imigrasi, KPP Pratama, Bea Cukai, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, Bank BJB, dan PDAM. Dengan sistem pendaftaran online terintegrasi pertama di Indonesia, MPP Kota Bogor diganjar sebagai MPP Terbaik dan DPMPTSP Kota Bogor mendapat nilai A+ untuk kinerja layanan publik dari kementerian PAN RB, kemendagri dan Ombudsman Indonesia.

  • Fredy Kristianto

Layani Kesehatan Warga, Desa Sukajaya Sediakan Mobil Ambulance

Jurnal Bogor – Guna meningkatkan pelayanan kesehatan warga, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, membeli armada jenis APV dijadikan mobil ambulan yang berasal dari anggaran Dana Desa (DD) tahap 1 tahun 2024.

“Untuk pengadaan mobil ambulan tersebut program dari Kemendes hasil pengajuan dari pemerintah Desa dengan nominal 250 Juta,” ujar Plh Kepala Desa Sukajaya Cahyana Fajrin, Rabu (26/6/2024).

Pengadaan mobil ambulan ini sebetulnya bukan hanya Desa Sukajaya saja, tetapi desa-desa yang ada di Kecamatan Tamansari lainnya.

“Pengadaan ambulan juga berdasarkan hasil musyawarah desa, dan baru terealisasikan di tahun ini,” ucapnya.

Lanjut Fajrin, ambulan itu dalam rangka mewujudkan desa sehat, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

“Jadi, keberadaan ambulan itu sangat di butuhkan oleh masyarakat khususnya di Desa Sukajaya,” kata Fajrin.

Berharap, adanya mobil ambulan tersebut, masyarakat di wilayah Desa Sukajaya bisa terbantu secara cepat dari segi pelayanannya, baik itu yang sakit ataupun yang meninggal dunia.

“Kehadiran mobil ambulan ini harus bisa di manfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh warga khususnya di wilayah Desa Sukajaya.

Yudi