27.6 C
Bogor
Monday, November 25, 2024

Buy now

spot_img

Kesan dan Pesan: Jika Anda Berpiknik ke Jepang

JURNAL Inspirasi – Syukron add.Aria atas komentar singkatnya, memang jika saya berpergian ke luar negeri, senang berkunjung ke Universitas-universitas yang terkenal terkemuka yang  berkemajuan ipteks, seperti Kyoto University, Tokyo University dll. Karena memang tuntutan profesi kanda AA sebagai dosen Universitas Djuanda Bogor, dengan pengalaman mengajar baru lk 37 tahun (1987-2024), yang saya ikut mendirikannya pada thn 1986.

Kanda mendoakan, semoga adinda Aria sehat walafiat dan always happy bersama keluarga, dan berkesempatan piknik “dulan-dulan” ke negara bunga Sukura Jepang, yang menawan dan menarik untuk menambah wawasan keilmuwan dan kemajuan teknologi, serta peradaban masyarakat industri 5.0 Jepang dengan pola budayanya yang menarik untuk dipahami. Demikian banyak hal-hal keunikan yang patut kita adopsi buat mendorong kemajuan Indonesia dalam aspek pendidikan tinggi.

Alhamdulillah, saya dan keluarga di hari kelima di Jepang, sekarang berada dan menginap di apartemen (apato, bahasa Jepang) anakku Annisa Hasanah di Kyoto, berhawa dingin dan sejuk.  Sehubungan dengan hal itu, saya menyarankan, jika melakukan touring ke Jepang, agar membawa seperangkat pakaian dingin yang terbuat dari bahan “wool” spt jacket, legging etc.

AA ketika berada di tepi DAS Kamo yang bersih nan indah di tengah kota Kyoto Jepang

Sejak Selasa malam kemarin (16/4-2024), kami berangkat naik bus malam Tokyo menuju Kota Kyoto, selama lk 8 jam  perjalanan dari ternimal bus Tokyo pada Rabu pagi (17-4-2024) pkl 22.30 sd pkl 7 pagi waktu Jepang, dan kami tiba di kota Kyoto.

Untuk dimaklumi, Kota Kyoto mirip dengan kota Jogyakarta di Indonesia, sebuah kota pendidikan, di kota ini terdapat istana kerajaan Jepang yang dibangun abad ke 14-an. Tempo doeloe, Kyoto adalah ibu kota negara Jepang, sebelum berpindah ke Tokyo, dan di kota ini ada sejumlah sarana pendikan yang mashur spt Kyoto University yang masuk peringkat kelas dunia. Di Kyoto area terdapat desinasi wisata budaya “herritage’ seperti kuil-kuil di daerah perbukitan dengan fanorama alam yang indah, yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara

Menurut catatan saya, yang menarik dalam perjalanan malam selama 8 jam, Tokyo ke Kyoto, diantaranya jalan raya tolnya lurus dan mulus, nyaris tanpa ada belokan-belokan, gunung yang tinggi pun ditembus jalan beraspal mulus, dibuat terowongan-terowongan, sehingga perjalanan saya sekeluarga sangatlah nyaman, tidur pun nyenyak. Jendela-jendela bus besar tersebut dipasang kain gorden yang lebar, agar suasana ruang tempat duduk tampak gelap temaram.

Setiap 2 jam, bus berhenti di lokasi tertentu (halte), selama 20 menit untuk memberi kesempatan kepada para penumpang untuk ke “belakang”, maksudnya buang air kecil “pipis” dan atau “bab” di toilet-toilet di kawasan SPBU, tempat pengisian bahan bakar.

Kesan saya, luar biasa pesatnya kemajuan sarana transfortasi jalan tol beserta faslitas umumnya yang ada di negara Sakura ini, sangat canggih. Ketika saya ke toilet, lingkungan WC dan kamar mandinya sangat rapi dan tampak sangat bersih, bebas sampah, tersedia fasilitas yang khusus untuk para lansia dan anak bayi dan ibu-ibu yang menyusui. Peralatannya toilet serba otomatis, tidak ada petugas jaga WC dan KM seperti yang ada di Indonesia yang tugasnya memungut bayaran dengan keropaknya.

Fasilitas sosialnya betul-betul modern dan gratis, kecuali kita berbelanja barang-barang kebutuhan pangan di warung-warung modern (spt Indomart, Alfamart etc, di Indonesia), kita membayarnya dengan tingkat harga yang sangat tinggi sampai 4-5 kali lipat dengan harga barang-barang, jika berbelanja di negeri kita. Pokoknya jika kita mau berbelanja, jangan mikirin nilai uang Yen ke Rp, modar, selera dan nafsu belanja kita pun bisa pudar.

Oleh karena itu, pesan dan saran saya kepada mereka yang akan berencana touring ke Tokyo dan Kyoto Jepang, agar disiapkan uang “doku”, money yang cukup banyak, agar tak menahan selera. Selain itu, siapkan juga makanan cemilan halalan toyibban seperti roti, onigiri, air minum mineral, etc, simpan di tas-tas yang kita bawa berpergian, sebab sebagaimana yang saya alami sekeluarga untuk mencari restoran halal, sungguh sulit ditemukan di areal bisnis dan destinasi wisata Jepang. Jika pun ada tempat makanan Nusantara seperti resto Cinta Jawa, Monggo Warteg, resto Ramin, yang dikelola oleh orang Indonesia, Pakistan dll, lokasinya agak berjauhan dari tempat keramaian, terletak di pojok areal pusat bisnis Jepang.

Saya pernah mengalami suka-duka mencari makanan Nusantara tersebut di Kyoto, Osaka dan terakhir di Tokyo City ini, saya dan istriku sudah bejalan kaki lk 1 km, penat sekali, ternyata sampai di lokasi yang dituju, restonya tutup. Padahal perut sudah “keroncong”, dalam kondisi sangat lapar. Maksudnya waktu kebiasaan makan siangku telah jauh dilewati, biasa makan siang jam 12-13 wib, ditemukan resto masakan Nusantara jam 17 wib, menjelang magrib.

Jadi, sekali lagi saya pesan dan saran saya, jika berpiknik ke Jepang, siapkan aneka makanan cemilan dan minuman yang cukup, disimpan di tas-tas bawaan, agar kita nyaman dalam perjalanan.

Aneka jenis makanan dan minuman, yang dipasarkan di resto-resto sungguh banyak dan dengan sajian gambar-gambar yang menarik, akan tetapi kehalalannya (no.Pork) sangat sulit ditemukan, apalagi di mal-mal pasar super modern.

Simpulannya, berdasarkan pengalaman saya dan keluarga, memang kendala kuliner yang cocok, sesuai selera budaya Indonesia, dan keyakinan beragama Islam (Dinnulislam), merupakan persoalan. Terkadang saya berpikir, mengapa saudagar kita etnis Minang Kabau, Sumbar, tidak membuka RM Padang,  berinvestasi besar-besaran di negara Sakura, dimana negeri ini juga banyak dikunjungi oleh wisatawan etnis Melayu Islam Asia Tenggara, Muslim Eropa dan USA, apalagi turis-turis Timur Tengah, yang kaum perempuan muslimah yang berhijab (berkerudung).

Hal ini seperti yang saya lihat di resto Ramen Halal yang dikelola muslim Pakistan di pusat bisnis Tokyo, banyak didatangi para wisatawan Muslim sedunia, termasuk yang ramai dari Indonesia.

Demikian narasi singkat tentang kesan dan pesan saya , dibuat berdasarkan pengalaman berpiknik ke negara Sakura Jepang. Mana tahu ada manfaatnya bagi para pembaca budiman. Mohon.maaf, apabila ada hal-hal yang kurang berkenan.
Semoga Allah SWT selalu memberkahi kehudupan kita, Aamiin
Always happy
Syukron barakallah

Kamis, 18 April 2024, pagi ini ngupi-ngupi my family di “School Bus Coffee and Bakers” Kyoto City
Wassalam

====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad, M.Si (Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pemerhati serta Kritikus Sosial, kini bermukim di Wangun Atas Kelurahan Sindangsari, Kota Bogor)
** Ditulis di Apato 501 Room, Ginkakuji Heights, Kyoto City, Japan

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles