25.9 C
Bogor
Thursday, November 21, 2024

Buy now

spot_img

Petani Majalengka Jaga Pasokan Bawang Merah Jelang Lebaran

JURNAL Inspirasi – Kabar gembira datang dari Lembah Panyaweuyan yang menjadi sentra pertanaman bawang merah di Kabupaten Majalengka.

Pada pekan kedua ramadan 2024 sejumlah petani di kabupaten Majalengka menuntaskan panen bawang merah di lahan seluas 117 hektar yang menjadi angin segar untuk pasokan bawang merah jelang Idul Fitri 2024.

Panen bawang merah ini merupakan hasil tanam kelompok tani Tani Mandiri dan Tani Mandiri II, serta petani yang tergabung Koperasi Produsen Mandiri Jaya Panyaweuyan desa Sukasari Kidul kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka pada November tahun lalu.

Panen bertahap dilakukan sejak Februari 2024 seluas 112 (ha) dan sisanya 5 ha dilakukan pada Kamis (21/3) dengan produktivitas 9 – 13 ton per ha.

Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Argapura Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Dede Suad, menuturkan dengan panen ini, Ia yakin stok bawang merah di Kabupaten Majalengka menjelang lebaran akan aman. Sementara lahan yang dipanen pada bulan lalu kini sudah mulai kembali tanam.

”Insha allah stok menjelang lebaran aman. Kondisi lahan saat ini sudah pada tanam dan mulai tanam, “ ucapnya saat mendampingi petani panen, Kamis (21/03).

Lebih jauh Dede mengatakan, di Kabupaten Majalengka khususnya di Argapura, bawang merah tersedia sepanjang tahun. Dalam setahun, petani dapat menanam tiga hingga empat kali sesuai kondisi lahan. Tak heran jika Kabupaten Majalengka menjadi salah satu penghasil bawang merah terbesar di Provinsi Jawa Barat.

”Musim hujan petani pada tanam di lahan darat tadah hujan dan musim kemarau di lahan sawah. Di lahan darat kalo ada ketersediaan air bisa 3 kali. Dan di lahan sawah 1 kali. Jadi bisa dalam setahun 3 sampe 4 kali tanam sesuai kondisi lahan,” terangnya.

Dari segi varietas ciri khas dari Majalengka yakni varietas Batu ijo, varietas Bali karet, yang masing – masing memiliki keunggulan rata – rata berumur pendek 60 – 70 hst, produktivitas tinggi dan tahan hama penyakit. Sementara varietas Maja Cipanas berukuran kecil merah dan varietas Sumenep kisaran di umur 90 hst. Kedua varietas ini pemeliharaannya harus lebih intens.

”Batu ijo dan bali karet umur nya pendek 60-70 hst produktivitas tinggi serta tahan hama penyakit. Jadi cocok untuk lahan darat/tadah hujan yang berlomba dengan ketersediaan air, Varietas sumenep kisaran di umur 90 hst. Varietas Maja cipanas ukuran kecil merah kedua varietas ini pemeliharaannya lebih inten dari batu ijo dan bali karet “ jelasnya.

Terkait harga bawang merah di tingkat petani, ketua Koperasi Mandiri Jaya Panyaweuyan, Tatang, mengatakan di koperasi produsen bawang merah Mandiri Jaya Panyaweuyan saat ini berkisar antara Rp. 14.000 – Rp. 16.000/kg. Harga tersebut dinilai normal.

Selain sebagai sentra bawang merah, Lembah Panyaweuyan memiliki potensi wisata karena keindahan alamnya. Di lembah tersebut terbentang kurang lebih 400 ha pertanaman bawang merah di sepanjang bukit hingga ke kaki lembah berketinggian 1100 m dpl sehingga menciptakan pemandangan indah.

Sementara itu, dalam hal pengembangan komoditas pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, dibutuhkan SDM pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha.
Guna meraih hal tersebut, kata Dedi, syarat utamanya SDM pertanian harus memiliki pengetahuan, jejaring dan jiwa wirausaha, sehingga Ia memandang penting pelatihan vokasi.

”Pelatihan vokasi penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia pertanian,” tegasnya.

(REGI/BBPMKP)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles