jurnalinspirasi.co.id – Amichai Eliyahu seorang menteri warisan budaya Israel membuat gaduh dunia dengan pernyataannya untuk menghapuskan bulan suci Ramadhan karena peningkatan konflik kerap terjadi pada bulan tersebut.
“Apa yang disebut bulan Ramadan ini harus dihapuskan, maka ketakutan kami atas bulan ini juga akan hilang,” kata Eliyahu kepada Israel Army Radio via New Arab dilansir dari kompas.tv, Rabu (6/3/2024 ).
Sementara dalam instagram folkative ditulis bahwa sebelumnya, ia menimbulkan kontroversi dengan menyatakan bahwa penggunaan bom nuklir di Gaza bisa dianggap sebagai ” sebuah pilihan.” Akibat pernyataannya tersebut, dia mengalami penghentian sementara dari jabatannya.
Dilansir dari kompas.tv, media Israel melaporkan bahwa Pemerintah AS sedang melakukan tekanan terhadap Tel Aviv agar mencapai kesepakatan dengan Hamas sehubungan dengan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza sebelum bulan Ramadan yang akan dimulai dalam waktu sekitar sepuluh hari.
Meski begitu, sebelumnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa masih terlalu awal untuk menyimpulkan bahwa Tel Aviv telah mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tawanan dengan Hamas
Ramadhan kali ini akan terasa sangat berbeda bagi rakyat Palestina, tercatat di Aljazeeraenglish bahwa saat ini korban meninggal sudah mencapai 30.717 ribu jiwa. Belum lagi krisis makanan, minuman dan kepadatan tempat tinggal menyebabkan mereka terserang berbagai penyakit.
“Krisis pangan, air dan kepadatan orang di tenda – tenda dalam kondisi tidak sehat , telah mengakibatkan wabah infeksi pernapasan, penyakit, gastrointestinal dan wabah hepatitis A” Kata dr Yipeng, seorang dokter dari Kanada yang sempat merawat pasien di Palestina.
(roseta al zahra/mg-uik)