24.2 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Subsidi Pupuk 14 Triliun, Kementan Langsung Genjot Produksi Padi dan Jagung

jurnalinspirasi.co.id – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus meningkatkan produksi padi dan jagung setelah pemerintah menyelesaikan permasalahan kelangkaan pupuk di kalangan petani dengan melakukan subsidi Rp 14 triliun.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan upaya ini sebagai salah satu langkah strategis dalam menjaga ketersediaan beras dan jagung yang jadi bahan pokok makanan masyarakat Indonesia.

“Pak Menteri sekarang ini programnya peningkatan produksi padi dan jagung nasional, sehingga dengan adanya ketersediaan pupuk kita genjot produksi padi dan jagung. Sekarang sudah disubsidi 14 triliun, jadi petani sudah tidak lagi mengalami pupuk susah, pupuk langka,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi  usai membuka Training of Trainer Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional di BBPMKP Ciawi, Selasa (20/02/2024).

Pupuk sendiri diakui Dedi memberikan andil 40 persen terhadap produksi sehingga jika tidak dilakukan pemupukan, padi dan jagung tak akan mendapat hasil maksimal.

Dedi juga menjelaskan kondisi pangan sekarang ini tidak baik-baik saja, terindikasi dengan harga beras yang tidak turun-turun belakangan ini. Hal ini dipicu pengaruh el Nino yang panjang durasinya hampir setahun lebih.

“Produksi berkurang sementara Indonesia butuh 4 juta ton setiap tahunnya. Nah, sekarang ini produsen padi seperti India, Vietnam dan Mynamar menahan tidak jual beras untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Sehingga solusi kita sekarang ini, kita genjot produksi beras nasional,” kata Dedi.

Dengan adanya subsidi Rp14 triliun atau setara 4,7 ton pupuk harus langsung digunakan pada musim tanam sekarang.

“Jadi (pupuk) yang ada pangkas abis sambil nunggu lagi dan terus menenerus gunakan pupuk. Petani jangan khawatir, untuk mendapatkan pupuk subsidi cukup dengan KTP saja. Sebelunya kana da keluhan keluhan tidak punya kartu tani, sekarang tidak lagi. Seluruh pengecer, kios harus menerima KTP agar petani mendapatkan pupuk subsidi,” kata dia.

Bahkan dalam operasional alsintan, petani juga boleh datang ke tempat BBM subsidi dan rekomendasi cukup dari kepala desa saja.

“Pokoknya siapa yang mempersulit petani akan mempersulit pangan dan mempersulit bangsa ini. Sekarang ToT telah diikuti 47 ribu, sudah daftar ada dari PNS, PPPK, penyuluh daerah tingkat provinsi atau kota kabupaten, bahkan penyuluh pendamping. Dari penyuluh ini nantinya menyampaikan ke petani,” jelas Dedi.

Penyuluh akan mendapatkan materi pemanfaatan pupuk subsisid, mekanismenya, cara pupuk yang berimbang, yang pada akhirnya bagaimana memproduksi padi dan jagung harus meningkat lagi.

“Jadi ini bukan ToT yang pertama dan sudah kesekian kalinya. Penyuluh juga memiliki mekanisme pelaporan agar ada pemanfaatan pupuk subsidi di petani,” tandasnya.

(asep s.sayyev)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles