Klapnunggal | Jurnal BogorÂ
Perusahaan pengolah limbah bahan beracun berbahaya (B3) PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) beberapa kali meraih CSR Award dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Penghargaan ini diberikan bukan tanpa alasan, sejumlah program dijalankan bukan hanya sebatas kegiatan charity, namun juga program yang bersifat sustainability atau berkelanjutan.
Ketua RT 11 Lanin Saptadipura mengatakan, pihak PPLI sudah banyak menurunkan program-program CSR di lingkungan, selain puskesmas, perhatian PPLI juga terlihat dari dukungan pembangunan infrastruktur di Desa Nambo.
“Di RT 11 RW 06 ini PPLI mensupport beberapa pembangunan seperti mushola dan sarana pendidikan,” ujarnya.
Disaat musim kemarau kemarin, lanjut Lanin RT-nya mendapatkan bantuan air bersih. “Lebih dari 70 tangki. Kebetulan banyak sumur warga kering karena kemarau. PPLI langsung merespons dengan mendistribusikan air bersih. Alhamdulillah kebutuhan air akhirnya tercukupi,” terangnya.
Awal 2024 ini lanjut Lanin, PPLI juga berencana membangunkan sumur bor untuk dua RT yang airnya akan dialirkan ke rumah – rumah warga.
“Setiap tahunnya bantuan sembako juga diterima seluruh warga yang wilayahnya langsung bersebelahan dengan perusahaan. Ribuan paket didistribusikan ke warga. Bahkan dibandingkan perusahaan – perusahaan yang lain yang ada di Desa Nambo, PPLI merupakan perusahaan yang paling sering membantu kebutuhan masyarakat,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pemerintah desa juga selalu menginformasikan bantuan tahunan dari PPLI.
“Tahun 2023 saja bantuan tunai dari PPLI ke PAD desa sampai 180 juta. Ini dibagi oleh kades ke RT – RT yang ada di wilayah ring 1 PPLI RT 11/06 tahun lalu dapat 12,5 juta. Biasanya bila RT dapat dana kita langsung undang warga untuk alokasi penggunaan dana itu,” ujarnya
Selain bantuan infrastruktur, sambung dia, jumlah warga juga cukup banyak yang diperkerjakan oleh PPLI.
“Kurang lebih ada 20 orang warga saya yang kerja di PPLI, baik di perusahaannya maupun di kontraktornya,” cetusnya.
Terpisah, ditemui di TPQ Al Mutiah binaannya, salah satu tokoh agama di Desa Nambo, ustadz Cecep memaparkan dukungan PPLI terhadap perkembangan pendidikan Islam di desanya.
“Selain bantuan infrastruktur bangunan TPQ kami, beasiswa juga diberikan buat siswa – siswi yang akan melanjutkan ke pesantren. Bahkan sebagian sudah ada yang lulus dari pesantren,” jelasnya.
Lebih lanjut Ustadz Cecep menjelaskan pembangunan mushola di tempat tinggalnya juga banyak dimotori oleh PPLI.
“Sekarang masih pembangunan. Dana awalnya dibantu PPLI, selanjutnya didukung peran serta warga sekitar. Adalagi bantuan pembuatan sumur air dalam dan pompanisasi. Airnya dialirkan ke rumah-rumah warga,” pungkasnya.
(nay nur’ain)