Dramaga | Jurnal Bogor
Sejak dikeluarkannya larangan berjualan bagi 420 Pedagang Kaki Lima (PKL) di jalan Babakan Raya, Desa Babakan, Dramaga, Kabupaten Bogor, yakni 5 Maret 2023 lalu, kini larangan tersebut banyak membawa arti bagi semua warga Desa Babakan, termasuk bagi para mahasiswa perguruan tinggi yang ada di kawasan desa tersebut.
Pasalnya, semua warga dan mahasiswa mengaku senang karena para PKL-nya sudah tidak tumpah ruah lagi menutup jalan di setiap minggunya. Apa yang membuat warga dan para mahasiswa di Babakan senang ketika PKL di Jalan Babakan Raya tidak lagi berjualan?. Salah satunya, jalan utama di desa itu terbebas dari macet.
“Sebenarnya rencana pelarangan PKL berjualan di jalan Babakan Raya, muncul 5 tahun lalu, yakni ketika desa masih dipimpin alm. Syaehu Syam kepala desanya. Namun baru tahun 2023 sekarang ini kami realisasikan,” kata Kepala Desa Babakan Ahmad Yani kepada Jurnal Bogor, Minggu (29/10/2023).
Dia menjelaskan, tujuan pertama Pemerintah Desa Babakan menutup pasar Minggon, akibat kumuhnya kondisi sepanjang jalan depan kantor desa yang selalu berserakan sampah yang ditinggal para PKL setelah mereka selesai berjualan.
“Yang kedua, PKL selalu menimbulkan masalah kemacetan hingga sering berdampak kejalan raya nasional Dramaga, termasuk banyak hadirnya warga pendatang baru yang tinggal di Babakan dengan tidak memiliki KTP alias warga gelap. Maka karena itulah, semua PKL Minggonnya kami larang berjualan lagi,” tegasnya.
Ketika dalam kurun waktu 8 bulan ini Pasar Minggon sudah tidak beroperasi lagi tambahnya, jalan Babakan Raya selain bersih, juga sudah terbebas dari kemacetan.
“Bahkan dampak dari penutupan Pasar Minggon ini, juga berpengaruh pada penurunan angka pencurian kendaraan motor roda dua di Babakan, sehingga Karena semua itulah, warga Babakan dan mahasiswanya menjadi gembira,” tukasnya.
Mahasiswa IPB Rafael menambahkan, pascajalan Babakan Raya terbebas dari para PKL yang berjualan, maka hampir setiap minggu pagi ia bisa lenggang kangkung berjalan santai berolahraga melalui jalan tersebut.
“Sebetulnya dibalik semua ini, saya merasa iba juga sih kepada semua pedagang yang dilarang berjualan, tapi karena para PKL Minggon itu setiap minggu pagi dan sore jadi biang kemacetan, sudah jelas kami mahasiswa sangat mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Pemdes Babakan,” pungkasnya.
(Bayup)