Cigombong | Jurnal Bogor
Kediaman yang dihuni oleh pasangan Ade dan Dede Mulyani di Kampung Benteng RT 01 RW 01, Desa Tugujaya, Cigombong, Kabupaten Bogor sudah tidak layak huni. Selain atapnya yang sering bocor saat hujan, kamar tidur dan kamar mandi dijadikan satu ruangan yang hanya dibatasi dengan tembok setengah badan.
Bahkan, akibat kecilnya bangunan rumah yang dihuni oleh 6 jiwa tersebut, tengah rumah dijadikan tempat peralatan dapur. Tampak ketika memasuki rumah tersebut, kumuh dan minim kesehatan, kenyamanan dan keselamatan bagi penghuni.
Seorang tetangganya Yudi menjelaskan, Dede Mulyani memiliki suami hanya seorang buruh pembuat batako di wilayahnya.
Ditengah harga bahan pangan saat ini naik, penghasilan dari suaminya untuk sehari-harinya pun kadang tidak cukup. Terlebih dia masih mempunyai anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
“Kediaman Ibu Dede kalau hujan pasti bocor, karena atapnya terbuat dari genteng yang sudah usang,” kata Yudi, Senin (9/10/2023).
“Suami penghasilannya tidak menentu, sehingga begitu sulit untuk memiliki rumah yang layak dan untuk biaya makan sehari-harinya pun begitu pas-pasan. Karena memiliki 3 orang anak dan ibu dari Dede Mulyani juga tinggal di rumah ini,” tambahnya.
Yudi menjelaskan, tetangganya tersebut membutuhkan bantuan dari pemerintah agar memiliki hunian yang layak begitu juga dengan ekonominya. Pasalnya, keluarga tersebut sudah tidak dapat bantuan apa pun dari pemerintah.
“Saya berharap pemerintah dapat memberikan bantuan. Terakhir keluarga ibu ini mendapatkan bantuan BLT, 3 tahun yang lalu,” pungkasnya.
** Andres