Dramaga | Jurnal Bogor
Keberadaan Jalan Lingkar Dramaga (JLD) sepanjang 3,6 kilometer dari Jalan Laladon, Desa Laladon, Ciomas hingga ke Jalan Raya Dramaga di depan Hotel Duta Berlian, Desa Babakan, Dramaga, semakin hari semakin dipadati kendaraan yang lalu lalang.
Namun sayang, jalur alternatif untuk mengurai kemacetan itu hingga kini belum juga dilengkapi dengan sejumlah rambu jalan. Salah satunya rambu lalu lintas dan Penerangan Jalan Umum (PJU). Hal ini menandakan buruknya perencanaan pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Kondisi ini pun dikeluhkan para pengendara karena sudah membuat stres dan bisa dilihat pada beberapa titik perempatan jalan mulai dari perempatan menuju ke Kantor Kecamatan Dramaga, perempatan Jalan Raya Ciherang maupun di Pertigaan Jalan Depan Hotel Duta Berlian, kondisi arus Lalin setiap hari nyaris tumpang tindih.
“Salah satu faktor penyebabnya ya itu tadi karena belum adanya rambu lampu lalu lintas pada setiap perempatan dan pertigaan jalan. Sehingga para pengemudi yang lewat saling serobot ingin saling mendahului,” kata Karnadi, salah seorang sopir angkot trayek Kampus Dalam, kemarin.
Lebih lanjut dikatakan Karnadi, pengoperasian JLD yang mendadak adalah akibat ulah masyarakat pengendara sendiri yang tidak mau bersabar.
“Belum juga JLD diresmikan eh udah langsung diserobot oleh para pengendara yang ingin melintas akibat emoh terjebak macet di Pertigaan Jembatan Caringin hingga ke Jalan Raya Margaya. Akibatnya kini fungsi JLD bukan lagi untuk mengurai masalah kemacetan melainkan menambah masalah,” gerutunya.
Sementara itu, Dermawan, warga penghuni sebuah perumahan elite yang berada dekat dengan JLD menambahkan, masalah JLD butuh penanganan langsung dari Pemerintah Kabupatennya bukan saja soal amburadul arus Lalu Lintas di setiap pertigaan dan perempatan jalan tersebut, tapi juga perlunya diselesaikan pembangunan infrastruktur JLD-nya yang hingga kini belum rampung-rampung juga.
“Sampai saat ini pekerjaan pembangunan saluran drainase yang ada di kiri kanan JLD-nya tidak juga beres beres, nah gimana tuh tanggung jawab Pemkab Bogor?,” ungkapnya.
Bukan apa-apa sambung dia, sebab jikalau musim hujan dating, saluran drainase belum juga selesai, menyebabkan air bah melebar kemana-mana termasuk bakal masuk ke rumah pemukiman warga, ditambah lagi kontur tanah di dekat JLD berubah labil karena selalu digerus air hujan.
“Kalau dibiarkan, hal Ini pasti bakal merepotkan semua pihak,” tukasnya.
Dari pantauan di lokasi, JLD mulai dari Pertigaan Jalan Laladon hingga ke Jalan Raya Dramaga memicu polemik yang terjadi di JLD yang hingga sekarang belum diresmikan tersebut. Masalahnya, tak lain belum terpasangnya rambu lampu lalu lintas di setiap perempatan jalan.
Bukan itu saja, ironisnya lagi proyek yang hampir mendekati waktu lima tahun tersebut sampai detik ini pekerjaan pembangunan saluran drainasenya tidak pernah kunjung selesai, ditambah coran beton badan jalannya sudah banyak yang terkelupas.
** Andres