Caringin | Jurnal Bogor
Kepala Desa (Kades) Cinagara, Caringin, Kabupaten Bogor, Burhanudin membantah pernyataan Aji, warga Kampung Pabangbon RT 05 RW 02 yang tidak mendapatkan bantuan sosial (Bansos).
Menurut Burhanudin, warga tersebut sebelumnya pernah mendapatkan Bansos, mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Kata siapa tidak pernah mendapatkan bantuan, sebelum istrinya meninggal pernah mendapat Bansos,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor melalui pesan WhatsApp, Rabu (9/11).
Adapun saat ini tidak mendapatkan bantuan lagi, lanjutna, karena setelah istrinya meninggal, bantuan itu tidak bisa langsung dialihkan kepada suaminya atau Aji. “Dan suaminya bernama Aji itu juga belum mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP),” kata Burhanudin.
Ditanya terkait kondisi rumahnya yang nyaris ambruk, Kades Burhanudin mengungkapkan, untuk tahun 2023, Desa Cinagara bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu), tidak ada. “Tahun depan desa kami tidak ada bantuan Rutilahu,” jelasnya.
Saat ditanya bantuan Rutilahu tahun sebelumnya, Kades Cinagara terkesan marah dan tidak mau menjawabnya.
“Yang dibahas apa sih. Kemaren bantuan dari Pemdes. Bentuk BLT, PKH. Bahkan BPNT yang naik berita. Sekarang menanyakan porsi rumahnya. Bahas itu aja dulu,” paparnya melalui pesan WhatsApp.
Sementara, setelah mendapatkan informasi adanya rumah warga Pabangbon yang nyaris ambruk,, Pemerintah Kecamatan (Pemcam) Caringin langsung berkoordinasi dengan pihak desa setempat.
“Minimalnya keluarga yang menempati rumah itu dievakuasi dulu,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Kecamatan Caringin, Mimin.
Seperti diberitakan Jurnal Bogor edisi Selasa (8/11), kondisi rumah Aji, warga Kampung Pabangbon RT 05 RW 02, Desa Cinagara, Caringin, Kabupaten Bogor, sangat memprihatikan. Sebab, rumah yang ditempati Aji dan kedua anaknya itu, sudah rusak berat hingga tidak layak untuk ditempati.
Meski keberadaan rumah milik warga yang masuk kedalam keluarga miskin itu sudah lama rusak, namun sampai saat ini belum tersentuh bantuan dari pihak pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten hingga desa.
Aji merasa cemas dan takut saat berada didalam rumah dengan kondisi cuaca hujan. Karena, kondisi bangunan rumah yang ditempatinya itu, sudah lapuk dan rusak parah.
“Setiap hari saya merasa takut kalau plafon rumah ambruk, lantaran kondisi kayu dan bahan material atap sudah banyak yang patah,” akunya kepada wartawan.
Aji mengungkapkan, kondisi rumahnya yang rusak parah sudah dilaporkan ketua rukun tetangga (RT) kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Cinagara. Bahkan, setelah laporan RT, perwakilan dari pihak Pemdes langsung datang dan mengambil gambar rumah melalui handphone.
“Itu sudah ada dua tahun lalu, rumah saya difoto sama pegawai desa untuk diajukan bantuan. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar lagi dari pihak desa,” tukasnya. Dede Suhendar Â