Citereup | Jurnal Bogor
Pemerintah Desa Pasirmukti, bersama Puskesmas dan Kader menggelar Rembuk Stunting dalam rangka sosialisasi pencegahan stunting masa dini di aula Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Senin (13/06).
“Hari ini kita mengadakan Rembuk Stunting 1 , dengan cara sosialisasi betapa pentingnya untuk para ibu yang memiliki anak maupun tidak bisa datang ke posyandu, bisa ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, bisa koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak petugas PKK maupun petugas posyandu. Untuk yang ada di bawah penanganan pertama dengan RT/RW dan sebagainya, termasuk jika ada kesulitan bisa datang ke kantor desa, sosialisasi itu yang kita berikan,” ucap Kepala Desa Pasirmukti, Kamaludin kepada Jurnal Bogor, Senin ( 13/06/22).
Menurutnya, sampai saat ini tidak ada yang terjangkit persoalan stunting di desanya. Namun demikian dirinya dan pemdes terus memberikan sosialisasi dan gizi-gizi tambahan kepada ibu hamil.
“Desa kita itu zero stunting, dan kita salah satu yang paling aktif melakukan pelaporan pelaporan lewat aplikasi, dan memberikan edukasi ke masyarakat serta memberikan makan tambahan dan imunisasi yang kira-kira kekurangan gizi,” paparnya.
Dengan 9 posyandu yang berada di Desa Pasirmukti ini, dia berharap masyarakat terhindar dari penyakit stunting dan tahu bagaimana cara pencegahannya.
“Penyakit stunting harus di deteksi pada masa tingkat kehamilan sampai sang bayi lahir, dan perkembangannya terlihat dari berat badan dan tinggi badan sang bayi , jika terdeteksi mengalami stunting maka melalui petugas Posyandu, RT, RW akan segera ditangani. Harapan kedepannya dengan adanya sosialisasi ini dapat membantu masyarakat dalam menghindari stunting,” tutur Kamal.
Ditempat yang sama, Sekretaris Kecamatan Citeureup , Lutfi Sahara mengatakan, adanya sosialisasi stunting ini untuk perisapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2023 juga. “Mengapa diperlukannya sosialisasi karena untuk mencegah terjadinya stunting, dan Kabupaten Bogor 2023 itu harus bebas stunting, khususnya Kecamatan Citeureup,” paparnya.
Oleh karena itu cara yang pertama adalah sosialisasi untuk mencegah terjadinya stunting dan berharap generasi berikutnya tidak ada stunting lagi.
“Selain itu, memberikan makanan tambahan harus ditingkatkan gizinya dan alhamdulillah di Desa Pasir Mukti ini tidak ada yang terkena stunting. Berarti masih dalam katagori aman dan mari kita jaga kesehatan karena sakit itu tidak pandang tua maupun muda,” pungkasnya.
** Nay / Wisnu