Toilet Bersama, Gubuk Sempit, Dinding Bolong, Atap Panas dan Berisik Saat Hujan
JURNAL INSPIRASI – Keinginan untuk tinggal di rumah yang layak huni, saat ini sedang diimpikan oleh warga korban banjir bandang dan longsor pada awal tahun 2020 lalu.
Pasalnya, ratusan warga di Kampung Cileuksa Utara, Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dengan jumlah 245 Kepala Keluarga (KK) di satu RW sekitar 400 jiwa itu, terpaksa harus menempati hunian sementara (Huntara) yang kondisinya saat ini sangat menghawatirkan.
“Kami sudah hampir dua tahun ini bertahan dengan terpaksa di Huntara dengan keadaan yang sudah tidak layak apalagi kesehatan udah terganggu seperti toilet tidak maksimal,” ujar Ketua RW 06 Hasannudin (50) kepada Jurnal Bogor, Kamis (16/12).
BACA JUGA Dewan Sorot Pasar Tanah Baru
Hasanudin menyebut mereka dengan terpaksa menempati bangunan Huntara tersebut karena tidak ada pilihan lain. “Sebetulnya kami sudah nggak tahan lagi tinggal di Huntara ini,” cetusnya.
Terlebih menurutnya, sudah terlalu lama tempat tinggalnya sudah tidak nyaman untuk ditempati.
“Kondisi bangunan yang saat ini kalau hujan pasti berisik karena atapnya terbuat dari seng dan dindingnya pada bolong, apalagi kalau musim panas warga pada nggak di dalem karena panas,” ujarnya.
Ia berharap kepada pemerintah pusat untuk segera direalisasikan hunian tetap (Huntap) untuk warga korban longsor dan banjir.
âKami dan warga penghuni huntara lainnya minta kepada pemerintah pusat Bapak Presiden Jokowi untuk segera membangunkan rumah yang layak dan hunian tetap untuk ditempati,â harapnya.
BACA JUGA Kondisi Kantor PDJT Mengkhawatirkan
Sementara warga lainnya, Rahmah (50) juga mengaku sudah tidak tahan lagi tinggal di gubuk hunian sementara tersebut. Gubug yang ditempati menurutnya, sangat sempit dengan ukuran 3X4 dengan ditempati dua keluarga, sehingga kalau tidur harus berdesakan jadi satu dengan dapur.
âKami berharap penderitaan yang kami alami ini cepat berakhir, berharap bantuan dari pemerintah untuk pembangunan rumah hunian tetap dan layak bisa kami tempati bersama Keluarga dengan nyaman dan sehat,â ujarnya.
Dia juga menjelaskan, warga mengeluhkan kondisi toilet yang tidak layak. “Ada satu MCK digunakan untuk satu RT secara bersama sama,” pungkasnya.
**andres