JURNAL INSPIRASI – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyampaikan Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyiapkan anggaran, prasarana dan sarana produksi pertanian sebagai upaya membangun lumbung pangan di 7.230 kecamatan di seluruh Indonesia.
Ia memandang kekuatan negara salah satunya ada pada kecamatan yang mengkoordinasi desa – desa diwilayahnya. Sehingga kecamatan ujar SYL memiliki peran yang penting dalam memberi energi dan menyinergikan semua potensi pertanian di desa agar terbangun lumbung pangan masyarakat, baik untuk ketersediaan pangan dalam negeri maupun komoditas ekspor.
BACA JUGA: Dari Aceh Hingga Papua Hadiri Launching E-Commerce Minaqu Indonesia
“Kita bisa bayangkan 7.230 kecamatan di Indonesia memiliki lumbung pangan masing – masing seluas 100 hektar, Insya Allah pertanian kita pasti semakin kuat, “ ujarnya saat menyampaikan arahan pada Camat dari seluruh Indonesia, Kamis (28/10/2021).
Hadir di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor, dalam Pelatihan Pertanian Bagi Camat seIndonesia SYL menekankan pelatihan yang digelar ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas camat terhadap pertanian Indonesia.
Menurut Syahrul Camat bisa berperan strategis dalam mensukseskan pembangunan pertanian dikecamatan secara masif.
BACA JUGA: Glow KRB Terus Ditolak
“Frame camat di mata saya, adalah komandan di kecamatan yang mampu menemukan, memenuhi harapan masyarakatnya dan mensolusikannya bersama. Camat juga harus bisa menjaga kepercayaan rakyat, karena dengan kepercayaan itu sehingga kau mampu mengaturnya. Kau hanya bisa mampu kalau mampu memaintenance, memobilize dan mensupport, “ ucapnya.
Mentan meminta para camat memperbaiki Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang dahulu berada dibawah kecamatan dan memfungsikannya kembali menjadi tempat pelatihan, tempat camat, danramil menyatu.
BPP kini difungsikan sebagai Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) dimana camat sebagai komandannya. Dengan Kostratani kata Syahrul, ia ingin pertanian bergerak lebih kuat dan cepat, lebih besar, sehingga masyarakat mendapatkan kesejahteraan dari situ.
BACA JUGA: Hj. Nur’aeni: Petani Adalah Pejuang Pangan Kita
“Kau punya tangan atas nama presiden, menteri, gubernur dan bupati. Pelatihan ini adalah untuk membangun mindset pertanian untuk menciptakan sebuah agenda yang nantinya dijabarkan oleh para camat antara lain melalui Kostratani sebagai upaya asistensi bagi petani dan petani sendiri. Asistensi itu melalui budidaya, pascapanen dan kemudian masuk ke bagaimana mencarikan pasar yang tepat, “ tuturnya.
Sebelumnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan menyatakan Kostratani menjadi program yang harus didukung penuh oleh camat. Kata Dedi, Camat bertanggung jawab penuh atas akselerasi pertanian melalui Kostratani di daerahnya. menurutnya Kostratani sudah menjalankan tugasnya dengan baik sehingga harus terus disupport.
BACA JUGA: Anton Inisiasi 18 Program Skill Literasi Digital
Dengan strategisnya fungsi Kostratani, maka ada beberapa formula yang disuntikkan. Kostratani mendorong peran optimal pemimpin daerah, meningkatkan sinergitas antara pelaku juga program, hingga menambah jejaring kerja Kostratani dengan instansi pemerintah lainnya dan swasta di daerah. Ada juga peningkatan peran pimpinan non formal kemasyarakatan.
“Kostratani memiliki fungsi strategis yang besar. Sebab, produktivitas pertanian dan keberhasilan pembangunan pertanian di daerah bisa ditingkatkan melalui Kostratani. Kostratani juga sudah tersebar di seluruh wilayah di Indonesia karena keberadaannya sesuai BPP,” terang Dedi.
BACA JUGA: Rumah Aspirasi Budhy Setiawan Bantu Masyarakat Ternak Domba dan Sapi
Dalam hirarki Kostratani, BPP memang berperan sebagai sekretariat. Fungsinya adalah pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, dan pusat pembelajaran. Ada juga peran BPP sebagai pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kabupaten.
Seperti diketahui Kementan melalui BPPSDMP melaksanakan Pelatihan Pertanian bagi Camat se-Indonesia secara offline dan online pada 28 – 29 Oktober 2021. Pelatihan offline digelar selama sehari di 36 titik diseluruh Indonesia bertempat di UPT Kementan.
**Regi/PPMKP