Malang | Jurnal Inspirasi
Perkembangan ekonomi kreatif tidak dapat terlepas dari peran milenial sebagai gudang kreativitas. Generasi milenial adalah sumber daya produktif yang dengan ide cemerlang dapat membuka sebuah usaha yang juga membantu pemerintah dalam usaha Pemulihan Ekonomi Nasional sebagai akibat dari covid-19 yang masih terus menghantui.
Semakin banyak generasi milenial yang
berkecimpung di dunia wirausaha, semakin banyak pula produktifitas yang dihasilkan sehingga berdampak pula pada meningkatnya
perkembangan ekonomi nasional. Salah satu bentuk kreatifitas bisa melalui kewirausahaan. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang sukses.
Memiliki jiwa entrepreneur berarti mendorong adanya mental yang mandiri, kreatif, inovatif, bertanggung jawab , disiplin, dan tidak mudah menyerah, seperti layaknya seorang wirausahan ketika memulaiusahanya dari bawah.
Dalam kegiatan Soft Opening Pelatihan Kewirausahaan Pertanian Bagi Petani Milenial, Senin 6/09/21, Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya peran petani milenial sebagai individu yang berkemauan tinggi untuk melakukan inovasi-inovasi dalam menghadapi segala tantangan di sektor pertanian.
Kemauan untuk melakukan perubahan dalam menghadapi tantangan di sektor pertanian menjadi modal utama dalam mewujudkan keberhasilan usaha pertanian. Oleh individu yang berintelektual, potensi alam dapat dimanfaatkan secara maksimal demi kesejahteraan masyarakat. Karena dengan manajemen yang baik dan benar, pertanian tak akan ingkar janji.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi, mengatakan jumlah startup pertanian yang semakin bertambah dan meningkat, membuktikan bahwa sektor pertanian termasuk di dalamnya bidang peternakan adalah sektor yang punya peluang besar untuk usaha dan menandakan regenerasi petani sedang berjalan.
BPPSDMP akan menggenjot untuk menghasilkan wirausahawan muda di pedesaan yang memiliki minat dan jiwa kewirausahaan dan menghasilkan tenaga kerja pertanian menjadi job creator juga sebagai job seeker di bidang pertanian.
Keseriusan BPPSDMP untuk mewujudkan wirausaha pertanian dibuktikan dengan menggelontorkan dana melalui project IPDMIP untuk menelusur dan menjaring petani milenial berjiwa enterpreneur yang akan digembleng.
Pandemi Covid-19 yang mampu meluluhlantakan tatanan ekonomi namun pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak mengalami turbulensi dan tetap berjaya karena potensi alam yang sangat menjanjikan sehingga dibutuhkan kreatifitas setiap petani milenial untuk melakukan pengelolaan sektor pertanian secara maksimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, salah satu UPT yang diamanatkan untuk menggembleng petani milenial dari Wilayah Timur diwakili kabupaten Tapin dan Tanahbumbu (Kalimantan Selatan) masing-masing 3 orang, kabupaten Bima (Nusa Tenggara Barat) 4 orang, kabupaten Manggarai (Nusa Tenggara Timur) 4 orang, Kabupaten Pasaman (Sumatera Barat) 2 orang, kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat) 5 orang, Bolaangmongondow (Sulawesi Utara) 3 orang, dan Minahasa selatan (Sulawesi Utara) 4 orang.
Seluruh peserta dalam waktu 5 hari, melalui tangan-tangan Widyaiswara BBPP Batu dan Para Praktisi akan diberi asupan agar terbentuk jiwa kewirausahaan untuk kemudian dimatangkan melalui proses pemagangan selama 10 hari di P4S Petani Muda Keren (PMK) Bali dan akan ditindaklanjuti melalui bimbingan teknis maupun pendampingan.
Pada akhirnya semua peserta bisa menjadi champion di wilayahnya masing-masing sekaligus diharapkan mampu mengajak dan membangun generasi milenial lainnya agar menumbuh kembangkan sektor pertanian yang memang sudah terbukti layak untuk dikembangkan. Wirausaha muda nantinya akan menjadi potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun mutu wirausaha muda.
Itulah harapan dilaksanakan pelatihan kewirausahaan bagi petani milenial 19 sd 23 September yang dibuka oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si dalam arahannya menyampaikan bahwa IPDMIP dalam memilih tempat pelatihan tidak sembarangan karena BBPP Batu memiliki widyaiswara yang kompeten ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik
Ini memontum yang harus dimanfaatkan oleh para peserta milenial dalam kurun waktu 15 hari kedepan untuk memacu diri membentuk jiwa yang kokoh menjadi wirausaha muda dibidang pertanian. Nanti pada saat pematang atau pemantapan magang di P4S PMK akan memahami bahwa pertanian itu tidak harus kotor bergelimang dengan tanah atau lumpur namun mampu memberi pendapatan yang menjanjikan.
**T2S/BBPP Batu