Purwakarta | Jurnal Inspirasi
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Leli Nuryati meminta petani atau kelompok tani (poktan) tidak segan untuk belajar dan bekerjasama dengan sesama kelompok atau jika ada Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) diwilayahnya berkolaborasi dengan P4S dalam hal pelatihan maupun pengolahan dan pemasaran hasil.
Hal tersebut disampaikannya saat hadir dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani yang dilaksanakan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor di Desa Cipulus, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, 4 – 5 Juni 2021. “ Kedepan petani harus lebih luas memasarkan hasil pertaniannya. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal saja tetapi keluar wilayah bahkan ekspor, “ ujarnya.
Kata Leli saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengembangkan food estate berbasis korporasi petani sebagai bentuk manajemen baru dalam pengelolaan agribisnis terutama komoditas padi. Dengan korporasi ini jika petani bertanam padi tidak lagi menjual gabah, tetapi sudah dalam bentuk beras dan dikemas. Beras harus keluar sudah dengan packaging berkualitas tinggi sehingga dapat menembus pasar nasional dan ke depan untuk ekspor.
“Jadi jangan semuanya diserahkan ke penggilingan, sehingga nilai tambahnya dinikmati penggilingan. Ini tidak hanya untuk padi tetapi juga berlaku untuk komoditas lainnya, “ ucapnya.
Sementara Kepala PPMKP Yusral Tahir menyampaikan kerjasama Kementan dengan Komisi IV DPR RI adalah wujud kepedulian pemerintah (Kementan) kepada petani. “Menteri Pertanian pak Syahrul Yasin Limpo selalu membanggakan bapak– bapak petani sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, “ ucapnya.
Dalam hal berusaha tani petani diharapkan tidak berjalan sendiri – sendiri, tetapi secara berkelompok atau tim agar lebih kuat dalam hal pemasaran. “Dengan bersatu posisi tawar bisa lebih kuat. Jika kuat dan bersatu petanilah yang akan menentukan harga bukan lagi tengkulak. Itulah bukti kekuatan yang namanya tim, “ ujarnya.
Menyinggung korporasi petani dalam kesempatan berbeda Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi memastikan komitmen jajaran BPPSDMP mendukung korporasi petani sebagai entitas bisnis petani maju, mandiri dan modern.
Ia menegaskan Kementan dibawah komando Mentan Syahrul Yasin Limpo mengembangkan konsep pertanian dari hulu ke hilir kluster berbasis korporasi petani, diversifikasi pangan, hortikultura dan ternak. Selain itu lumbung pangan nasional, pertanian modern melalui mekanisasi dan pertanian 4.0 serta menjual produk olahan bukan mentah.
Hal tersebut dijelaskan Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam sebuah kesempatan. Kedepan korporasi petani bisa membuat produk turunan, salah satunya dari koditas beras. ” Menjadi tugas saya, bagaimana ke depan, korporasi petani bisa membuat produk turunan dari beras. Misalnya chemical, minyak, tepung bahkan bedak. Bisa saja kita kembangkan untuk produksi bernilai tambah, kesejahteraan petani dan ekonomi daerah pun terungkit dari pertanian,” kata Mentan Syahrul.
** Regi/PPMKP