31.1 C
Bogor
Monday, November 25, 2024

Buy now

spot_img

Moeldoko Buka Suara, Demokrat Sebut Hinaan

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko akhirnya buka suara perihal alasan mengambil alih Partai Demokrat dari tangan AHY alias Agus Harimurti Yudhoyono dalam video di Instagramnya, Minggu (28/3).

“Saya orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Partai Demokrat,” ungkap Moeldoko dalam video tersebut.

Menurut Moeldoko ada ancaman serius terhadap cita-cita Indonesia Emas 2045, sehingga Moeldoko tertantang mengambil alih Partai Demokrat. “Terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali, ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045,” kata Moeldoko.

Ia juga mengaku tak cuma menyelamatkan Partai Demokrat, melainkan ingin menyelamatkan bangsa dengan cara memimpin partai berlambang Mercy itu. “Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa,” ucap Jenderal eks Panglima TNI itu.

“Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB,” ujarnya menambahkan. Tak cuma itu, Moeldoko juga mengaku khilaf atas pilihannya memimpin Partai Demokrat.

Sebab Moeldoko tak meminta izin sang istri. Selain itu ia juga sengaja tak memberi tahu Jokowi, lantaran tak ingin membebani Presiden. “Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani Presiden. Saya juga khilaf, tidak memberitahu kepada istri dan keluarga,” ujarnya.

Iapun dengan tegas meminta persoalan Partai Demokrat tak perlu menyeret nama Presiden. “Saya terbiasa mengambil risiko seperti ini, demi kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden untuk persolan ini,” katanya.

Menyikapi pernyataan Moeldoko tersebut, politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik menilai pernyataan Moeldoko sebagai hinaan terbuka, bukan saja kepada Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tapi juga para kader Partai Demokrat.

Dia menegaskan seluruh kader Partai Demokrat tidak akan diam menyikapi pernyataan Moeldoko. Hal itu disampaikan Rachland melalui akun Twitternya.

“Tuduhan @GeneralMoeldoko seolah ada problem ideologis di Partai Demokrat yang membahayakan NKRI bukan saja hinaan terbuka pada Presiden RI ke-6 tapi juga kepada banyak kader Demokrat yang sudah dan sedang mengabdi di pemerintahan. Seluruh kader Demokrat tidak akan diam!” cuit Rachland seperti dikutip dari akun Twitternya, @RachlanNashidik, Minggu (28/3).

Menurut Rachland, ada rekayasa opini sistematik mendiskreditkan Demokrat seolah memusuhi kebhinekaan dan menantang NKRI-Pancasila. Sepperti yang dilakukan buzzer anonim yang terus menerus mendengungkan hoaks tersebut.

Sementara politikus Partai Demokrat lainnya, Andi Arief menanggapi pernyataan Moeldoko tersebut sebagai bentuk persiapan atau kuda-kuda untuk “cuci tangan” dari kekisruhan terkait Demokrat. Dia juga menduga nantinya Moeldoko akan menjawab dirinya hanya diundang menghadiri KLB jika nanti pendaftaran di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) gagal.

“Pak Moeldoko sudah pasang kuda-kuda mau cuci tangan. Nanti kalau gagal daftar di Depkumham dia akan menjawab saya cuma diundang, kata panitia penyelenggara AD/ART sudah sesuai. Itulah inti video Moeldoko menjawab kudeta yang beredar. Bukan sikap ksatria. Mau mencuri tertangkap basah,” kata Andi seperti dikutip dari lini masa akun Twitternya, @AndiArief_, Minggu (28/3).

** ass

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles