Jakarta, Jurnal Inspirasi
Wabah virus Corona dinilai mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Indonesia, meski ekonomi nasional sendiri sudah goyang tanpa adanya
wabah virus Corona. Hal ini diungkapkan anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati. “Kalau
mempengaruhi iya, tapi kalau untuk merubah APBN, itu lain lagi, mempengaruhi
iya,” ujar Anis di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu
(4/3/2020).
Karena, kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, Indonesia tidak
bisa ekspor ke China. Sebaliknya, barang dari China tidak bisa masuk ke
Indonesia. “Karena mereka juga menghentikan, tapi net eskpor itu satu
faktor dari pertumbuhan ekonomi,” kata legislator asal daerah pemilihan
DKI Jakarta I ini.
Selain net ekspor, kata dia, faktor lainnya adalah konsumsi, investasi, dan
belanja pemerintah. “Kita itu enggak ada Corona pun sudah goyang, karena
apa? kebijakan-kebijakannya kontras. Jadi misalnya data menunjukkan bahwa 56
persen ditopang oleh konsumsi tetapi kebijakan banyak yang tidak mendorong daya
beli,” jelasnya.
Sebelumnya pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah preventif dalam menanggulangi goyahnya ekonomi jika virus ini sampai masuk ke Indonesia. Pariwisata diperkirakan akan menjadi sektor yang paling berdampak akan merebaknya kasus ini. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata mencapai puluhan miliar per bulan karena anjloknya turis dari China.
“Virus Corona yang sudah banyak menyerang saudara kita di belahan negara lain tentu menjadi ketakutan yang juga dirasakan hingga Indonesia. Tak hanya tindakan dari pemerintah, masyarakat pun perlu mawas saat bepergian ke luar negeri sehingga menimalisir kemungkinan virus masuk ke Indonesia,” kata Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani dalam keterangannya.
Pelemahan ekonomi Indonesia lainnya bisa terjadi karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020, penurunan tajam terjadi pada ekspor migas dan non-migas yang merosot 12.07 persen. Ini terjadi karena China merupakan importir minyak mentah terbesar, termasuk dari Indonesia. Dari sisi impor juga terjadi penurunan 2,71 persen yang disumbang turunnya transaksi komoditas buah-buahan. Pun diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan sekitar 0,23 persen, jika perekonomian China melemah satu persen akibat wabah virus Corona. Dampak virus Corona juga akan menyasar pada kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Januari 2020.
Asep Saepudin Sayyev |*