Bogor | Jurnal Inspirsi
Vaksin Covid-19 diketahui menjadi alat untuk menurunkan risiko keterpaparan virus, namun juga berfungsi untuk mengurangi gejala yang muncul saat terpapar. Ahli vaksinasi dan imunologi, Profesor Iris Rengganis menjelaskan, vaksin bekerja secara berbeda-beda pada setiap orang. Pada dasarnya, tak ada satu pun vaksin yang memberikan perlindungan sempurna.
“Vaksin tidak ada yang 100 persen perlindungannya. Tetapi jika sudah vaksinasi, lalu terkena, penyakitnya tidak seberat jika tidak vaksinasi,” kata Iris dikutip dari CNN, Sabtu (23/1).
Hal ini terjadi karena saat mendapatkan suntikan vaksin corona, tubuh membentuk antibodi untuk melawan virus yang masuk. Saat terpapar virus, tubuh telah mengenali dan dapat melawannya dengan antibodi yang sudah terbentuk. Sehingga gejala yang muncul tidak akan separah jika belum melakukan vaksinasi, saat tubuh sama sekali belum membentuk antibodi.
Vaksin corona sendiri, sebut Iris, baru akan bekerja efektif memberikan perlindungan setelah seseorang mendapatkan dua dosis dengan jeda 14 hari.
Setelah dosis kedua diberikan, antibodi pun tidak langsung terbentuk. “Tunggu dua minggu baru [antibodi] terbentuk,” kata Iris yang merupakan Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia.
Oleh karena itu, Iris merekomendasikan setiap orang untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan meski telah mendapatkan vaksinasi. “Karena itu protokol kesehatan tetap harus dijalankan selama pandemi,” ucap Iris.
**ass/cnn