Pandeglang | Jurnal Inspirasi
Gapoktan Taruna Mekar yang berlokasi di Desa Pamarayan, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten berhasil menyabet hadiah berupa alat mesin pertanian (alsintan) setelah ditetapkan sebagai ketiga terbaik tingkat nasional dalam Program Penilaian Championship Kinerja Klaster Cabai Bank Indonesia Tahun 2020.
Agus Mulyana, Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) Kecamatan Jiput yang memberikan keterangannya, Kamis (14/01/2021) mengatakan, tahun 2019 ada perlombaan klaster cabai tingkat nasional sehingga penilaian dilakukan bertahap, mulai tingkat kabupaten, provinsi dan terakhir tingkat nasional.
Final penilaian pada Agustus 2019 dan hasil akhir di 2020 terpilih menjadi juara III tingkat Nasional. Penilaian sendiri didasarkan pada kontinuitas tanam tanpa musim, sekali olah tanah beberapa tanaman (penekanan biaya) dan inovasi pengolahan hasil panen.
Hal lain menurut Agus, adalah kekompakan anggota kelompok tani dengan kelompok -kelompok lain. Karena gapoktan Taruna Mekar merupakan tempat wahana belajar bersama dan juga sentra penanaman cabe di kecamatan Jiput yang menjadi contoh bagi kelompok lainnya. Pembinaan penyuluh pertanian yang rutin baik dari PPL setempat maupun PPL lainnya serta korluhnya. Dan adanya binaan instansi terkait baik dari tingkat kecamatan, Kabupaten dan provinsi juga dari pusat (Kementan).
Berdiri sejak tahun 2008 gapoktan memiliki total luas garapan 156 Ha, dengan jumlah anggota keseluruhan berkisar 258 orang. Lahan terbesarnya yakni 60 persen ditanami padi dan 40 persen sayuran. Meski demikian Taruna Mekar adalah salah satu Gapoktan yang sukses mengembangkan tanaman hortikultura di Kabupaten Pandeglang.
“ Di 40 persen lahan sayuran ini para petani dari lima kelompok tani diantaranya Godag, Pasir Batu, Banjaran Tengah, Bedahan dan Haur Kuning berkumpul dalam satu kelompok yang disebut Klaster Cabe Taruna Mekar dengan jumlah anggota 98 orang,“ ujar Ketua Gapoktan Agus Cahyadi.
Kepada Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor, dijelaskannya anggota petani yang bercocok tanam sayuran pada umumnya bertanam cabe merah keriting dan cabe rawit serta cabe merah besar. Selain cabe, jenis sayuran lainnya yang dibudidayakan, tomat, timun, kacang panjang, caysim, terong, bayam, kangkung dan lain – lain.
“Tapi tanaman utama yaitu cabe, sayuran yang lainnya bersifat selingan. pola pengaturan tanam cabe oleh kelompok dipola tidak tanam sekaligus tapi bertahap agar ketersediaan cabe selalu ada sepanjang tahun. pengaturan tersebut berdasarkan blok ( kelompok tani yang 5 itu), “ ungkapnya.
Katanya pengaturan tersebut untuk mempermudah pengaturan pasar. Disamping itu agar penjualan cabe tidak masuk pada tengkulak melainkan langsung pada pedagang eceran di pasar lokal, sehingga harga yang didapatkan cukup tinggi. Delapan pasar lokal yang menjadi tujuan suplai pasar gapoktan yang berdiri di tahun 2008 tersebut selain di Pandeglang juga di Kabupaten Lebak.
Selain dijual segar kelompok ini juga mengolah cabainya menjadi pasta. Yang hasil olahannya sudah menjadi langganan industri balado emping pedas. “ Pasta cabai kami jual ke industri balado emping pedas yang pabriknya berada di desa tetangga kami yaitu desa Banyuresmi jumlahnya sekitar 100 kg/minggu, “ terangnya.
Klaster cabe sampai saat ini masih dibina BI Banten dan Dnas Pertanian Kabupaten Pandeglang dengan bentuk pembinaanya antara lain, bantuan peralatan mesin pertanian, prasarana gedung kelompok dan gudang.
Apa yang dilakukan Gapoktan Taruna Mekar sejalan dengan arahan kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi. Kata Dedi sudah bukan lagi jamannya petani bekerja dan berusaha tani sendiri-sendiri. Petani diharapkan segera membentuk korporasi petani, berawal dari kelompok-kelompok tani.
Sementara itu untuk menjaga ketahanan pangan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong inovasi pertanian. Dalam menghadapi krisis seperti pandemic covid 19 yang belum usai saat ini pertanian menjadi pilihan untuk tetap survive.
** Regi/PPMKP