27.6 C
Bogor
Monday, November 25, 2024

Buy now

spot_img

Kematian Laskar FPI Disebut Ada Kejanggalan

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Ada kejanggalan baru dalam tragedi berdarah Laskar FPI ditembak mati saat mengawal Habib Rizieq Shihab. Penembakan itu dilakukan Senin (7/12) dini hari di Tol Jakarta Cikampek Km 50.  Pasalnya, yang membuat penasaran adalah jumlah peluru 3, namun yang tewas 6 orang.

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun turut melontarkan analisanya. Menurutnya ada sejumlah kejanggalan atas peristiwa yang berlangsung di jalan tol tersebut. Siapa sebenarnya yang tengah memberi keterangan palsu dan benar. “Sebenarnya siapa yang beri keterangan tak benar nanti akan terlihat, karena mereka harus tutupi informasi yang tidak benar dengan terus menerus,” kata Refly di kanal Youtube-nya.

Apakah benar ada insiden baku tembak atau tidak. Sebab Refly mencium aroma aneh jika yang terjadi baku tembak atau tidak sekalipun. “Ada 3 peluru yang ditembakkan (dari Laskar FPI), tapi 6 yang meninggal. Entahlah, ini terasa aneh. Artinya kalau benar ada tembak menembak, peluru yang ditembakkan petugas jauh lebih banyak dari Laskar FPI,” katanya.

Pertanyaan berikutnya, kata Refly, apakah ini benar ada pada situasi yang mengancam atau sebaliknya. Untuk hal ini, dia tentu menghormati proses yang ada. Namun aparat tentu dituntut untuk terang benderang.

Hal lain yang jadi catatannya, adalah titik fokus masalah ini. Menurut Refly, seolah aparat tengah membangun fokus dan opini soal penyerangan Laskar FPI terhadap petugas. Sehingga dengan begitu bisa dikesampingkan rasa sisi kemanusiaan dan humanismenya atas tragedi 6 anggota Laskar FPI yang meninggal ditembak.

“Jadi korban jiwa tak dipentingkan sepertinya, itunya saja yang diselidiki pihak Kepolisian, bahkan dengan berusaha menangkap 4 orang yang melarikan diri. Padahal 4 orang itu juga bisa jadi saksi kunci yang bisa jelaskan di lokasi, apakah memang terjadi yang diberitakan,” katanya lagi.

Refly berharap ke depan atas kasus 6 anggota Laskar FPI yang meninggal karena ditembak ini, dapat dibentuk tim independen. Di mana tim ini dianggap perlu diumumkan atau diutus oleh Presiden.

Ini penting untuk mengungkap misteri Km 50 tol Japek secara terang benderang. Jangan sampai, kata dia, usai dibuat kehilangan nyawa, dibuat lagi narasi-narasi yang justru menjadi tak adil bagi salah satu pihak. “Maka itu perlu ada tim independen, yang berwibawa, profesional untuk ungkap kasus ini. Jangan yang hanya cari pembenaran tapi kebenaran.”

Sebelumnya ada beda keterangan soal senjata. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menegaskan senjata api yang digunakan FPI adalah jenis revolver. “Ini pistol bukan rakitan, ini asli dan semua pelurunya adalah peluru tajam,” ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/12).

Pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait darimana mereka mendapatkan senjata api tersebut karena saat anggota dipepet mereka langsung menembakkan senjata api. Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus  menyebut senjata api atau senpi yang dipakai merupakan senjata api rakitan.

“Senjata api rakitan. Sekarang sedang mendalami semua, mengumpulkan bukti-bukti yang ada termasuk juga kita lakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara),” ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/12).

Kata dia, senpi itu menggunakan peluru tajam berkaliber 9 mm. Yusri menambahkan, nantinya juga akan melakukan uji balistik terhadap barang bukti senpi rakitan tersebut. Dia menambahkan, pihaknya akan mengungkap hasil investigasi terkait barang bukti senpi rakitan tersebut apabila telah rampung. “(Peluru tajam) 9 mm,” katanya. 

Namun FPI membantah pernyataan polisi yang menyebut laskar pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) dilengkapi senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam). FPI menegaskan pernyataan polisi itu sebagai fitnah belaka.

Sekertaris Umum FPI Munarman menegaskan pengawal HRS tak dibekali senjata sebagaimana klaim kepolisian. Polda Metro Jaya mengungkap bahwa pengawal HRS yang terlibat baku tembak menbawa senpi dan senjata tajam.

“Patut diberitahukan bahwa fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak menembak. Laskar kami tidak pernah dibekali senjata api,” kata Munarman dalam konferensi pers di markas FPI pada Senin (7/12).

Munarman bahkan menantang kepolisian untuk mengecek senpi yang berhasil disita. Jika ada nomor registernya maka bisa diketahui siapa pemilik senpi itu. “Kalau betul (punya laskar) cek nomor register ya. Pasti bukan punya kami. Karena kami tidak punya akses senjata api dan tidak mungkin membeli senjata gelap. Bohong itu. Tiap anggota FPI dilarang bawa sajam, senjata api dan bahan peledak,” tegas Munarman.

Sementara FPI menduga pengawal Habib Rizieq Shihab diduga ditembak polisi dari jarak dekat. Dugaan tersebut dilihat dari kondisi jasad korban. Kuasa Hukum Front Pembela Islam Aziz Yanuar mengatakan, melihat langsung salah satu jasad, yaitu Andi Oktiawan. Menurutnya, ada bekas tembakan jarak dekat dari belakang kepala tembus ke mata sebelah kiri dan ada juga yang tembus hingga ke ulu hati.

“Kalau kondisinya nanti ada pernyataan resmi dari FPI, tapi saya pribadi melihat satu jenazah,” ujar Aziz di Jakarta, Rabu (9/12). Selain itu, dia juga melihat bekas luka tembakan lebih dari satu. Sementara, luka lima jenazah lainnya berbeda-beda. “Kalau tidak salah ada tiga lubang peluru,” ucapnya.

Dia juga menerima informasi, lima anggota Laskar Khusus FPI tersebut terdapat luka tembak empat hingga lima luka tembak. “Ada yang belakangnya agak hangus gitu, ada yang mukanya lebam-lebam,” katanya. 

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Andi Rian, menanggapi pihak Front Pembela Islam (FPI) yang mempertanyakan terkait kondisi tubuh jenazah enam anggota laskarnya yang penuh dengan luka tembak setelah diautopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Proses visum dan autopsi dilaksanakan sesuai ketentuan dan SOP oleh dokter forensik RS Polri Kramat Jati. Itu dilakukan jelas untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan,” katanya, Rabu (9/12).

Sekretaris Umum DPP FPI Munarman, dalam pernyataan tertulis menyampaikan, kondisis seluruh jenazah terdapat luka tembak lebih dari satu peluru. Selain luka tembak, kondisi enam jenazah juga ditandai dengan bekas luka-luka yang diduga akibat adanya penyiksaan.

** ass


Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles