Bengkulu – Langkah cepat terus diambil Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengamankan produksi pangan nasional. Melalui Rapat Koordinasi Percepatan Optimalisasi Lahan (OPLAH) yang digelar di Aula Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Rabu, (7/5/2025).
Kementan menyatukan langkah lintas sektor dalam upaya mendongkrak Luas Tambah Tanam (LTT) dan memaksimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur di seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa program OPLAH menjadi tulang punggung penguatan ketahanan pangan nasional di tengah ancaman kekeringan dan dinamika cuaca ekstrem.
“Pangan tidak boleh terhenti. Kami mendorong semua daerah untuk mengakselerasi tanam, memanfaatkan lahan suboptimal, dan mengatasi hambatan di lapangan. Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan negara,” tegasnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti menyebut peran koordinasi dan kepemimpinan daerah menjadi kunci percepatan realisasi di lapangan.
“Kami hadir tidak hanya dengan program, tapi juga dengan pendampingan teknis dan penugasan PJ. Keberhasilan OPLAH di Bengkulu sangat bergantung pada keaktifan daerah dalam merespons hambatan, menggerakkan SDM dan menjaga semangat tanam petani,” ujar Santi.
Sebagai penanggung jawab OPLAH di Provinsi Bengkulu, Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Sukim Supandi, menyampaikan bahwa tim BBPMKP siap terus mengawal langsung pelaksanaan program.
“Kami mengawal dari perencanaan, pemetaan hambatan, hingga pendampingan teknis di lapangan. Tim BBPMKP hadir untuk memastikan setiap hektar lahan yang ditargetkan benar-benar produktif,” ungkapnya.
Rakor dihadiri oleh tim dari BPMP Bengkulu, Universitas Bengkulu, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, serta para pendamping lapangan dari kabupaten/kota. Evaluasi menunjukkan bahwa per April 2025, realisasi LTT Bengkulu baru mencapai 64,29% dari target tahunan 108.677 hektar. Sementara, realisasi OPLAH dari target 12.163 hektar masih memerlukan percepatan, terutama di wilayah Seluma, Mukomuko, dan Bengkulu Selatan.
Keterlambatan distribusi benih, irigasi yang belum optimal, serta minimnya alsintan dan pendamping lapangan menjadi sejumlah kendala yang diangkat dalam forum. Beberapa wilayah bahkan menghadapi pengeringan saluran irigasi saat masa tanam, akibat kurangnya sinkronisasi antara agenda pertanian dan pemeliharaan infrastruktur air.
Melalui forum tersebut, disepakati sejumlah langkah konkret, mulai dari pembentukan Brigade Pangan di seluruh kabupaten, pemanfaatan benih lokal, hingga usulan penambahan alat mesin pertanian ke pemerintah pusat. Strategi percepatan juga akan diperkuat dengan pelaporan mingguan dari setiap kabupaten serta kunjungan lapangan berkala oleh tim pusat dan provinsi.
Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu menutup kegiatan dengan penekanan bahwa keberhasilan OPLAH sangat tergantung pada kecepatan eksekusi dan ketegasan koordinasi di lapangan.
“Tidak ada ruang untuk menunda. Kita harus bergerak cepat, karena cuaca tidak menunggu, dan pangan harus tersedia,” ujarnya.
Dengan sinergi yang kuat serta semangat gotong royong, Kementan optimistis target tanam dan optimalisasi lahan di Bengkulu dapat tercapai, menjadi fondasi kuat bagi swasembada pangan nasional.
(bbpmkp)