Jurnal Inspirasi – Agama Islam menekankan tugas seorang muslim di muka bumi selain beribadah kepada Allah sebagai hamba Allah yang pilarnya adalah solat 5 waktu, maka tugasan kedua adalah sebagai khalifah di muka bumi yang pilarnya adalah bekerja dengan itqan, yaitu profesional dan sungguh-sungguh. Perintah bekerja diturunkan setelah perintah menunaikan solat.
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”(QS. Al-Jumu’ah: 10)
Di Madinah, setiap tempat bersejarah memiliki pesan yang unik dan saling melengkapi termasuk ketika berziarah ke lokasi Perang Khandaq, yang menjadi saksi bagaimana pilar itqan, yakni profesionalisme dan kesungguhan dicontohkan.
Bagaimana Baginda Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan tauladan pada umat generasi setelahnya bahwa ide-ide brilian tidak terbatas di kalangan sahabat yang dekat Rasulullah SAW yang berbangsa Arab, tapi juga dari Salman Al Farisi yang bukan bangsa Arab pun jika memiliki ide cemerlang dijadikan sandaran untuk meraih kesuksesan.
Salman Al Farisi yang mengusulkan parit atau khandaq itu dibangun untuk menahan ganasnya koalisi musyrikin yang berjumlah 10 ribu pasukan yang mengepung Madinah.
Baginda Rasulullah SAW dan para sahabat dengan itqan bekerja menggali parit yang puluhan kilometer jaraknya. Kalaulah bukan karena itqan, profesional dan sungguh-sungguh maka tidak mungkin umat Islam memenangkan peperangan Khandaq.
Destinasi Khandaq menjadi salah satu tujuan untuk diambil Hikmah dan pembelajarannya oleh mahasiswa KKN internasional UIKA Bogor. Jaya Komarudin, seorang Muthawif berpengalaman, menyebut bahwa kunjungan ke Khandaq bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga penghayatan mendalam terhadap sejarah perjuangan Islam.
“Perang Khandaq adalah bukti bahwa Islam tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga strategi, kecerdasan, dan doa. Di sini kita belajar bagaimana Rasulullah memimpin umatnya dengan penuh hikmah,” ujar Jaya Komarudin, yang menjadi bagian pelatihan muthawif yang itqan dan profesional, Senin (13/01/2025).
“Kita melihat bagaimana Rasulullah SAW memimpin dengan musyawarah, menerima ide dari sahabat, dan mempraktikkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah dalam menghadapi ancaman besar,” tambah Jaya.
Kunjungan ke Khandaq ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk merefleksikan nilai-nilai tersebut dalam konteks kehidupan modern, khususnya dalam menjaga persatuan umat dan menghadapi tantangan global dengan kecerdasan dan kebersamaan.
Dengan latihan dan pengalaman langsung di lapangan, para mahasiswa tidak hanya memperkaya wawasan mereka, tetapi juga mempersiapkan diri menjadi Muthawif yang handal dan inspiratif. Kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan generasi pembimbing ibadah yang profesional, berkompeten, dan mampu membangun koneksi spiritual yang mendalam dengan jamaah.
Pelatihan muthawif hasil kerja sama UIKA dan Maahad Tahfiz Madinah Yayasan Annor Bakti ini diharapkan mencetak pembimbing profesional yang berilmu dan inspiratif, sehingga mampu menyampaikan sirah Nabawiyah dengan akurat dan menggugah hati jamaah.
(Hana Susilawati)