27 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Sekilas Kisah Piknik di Tokyo Area, Jepang

JURNAL Inspirasi – Pagi ini Selasa 16 April 2024, pkl 10 waktu Tokyo Jepang, Saya sekeluarga harus “ceck out”  dari hotel Petit Grande, Miyabi Sumida Area Jepang, selama 3 hari kami sekeluarga sudah menginap disitu.

Kamar 501, yang memiliki kapasitas 6  tempat tidur (bed) untuk kami anak beranak bisa tidur dengan suasana nyaman dan nyenyak.

Fasilitas kamar cukup lengkap, harganya pun lumayan untuk 3 malam menguras “kocek”. Harap maklum biaya hidup di kota-kota besar Jepang, amatlah  tinggi, termasuk biaya makan dan minum serta berkuliner lainnya, harganya bisa 4-5  kali lipat jika dibandingkan biaya hidup di negeri kita Indonesia untuk kebutuhan barang.

Dengan kata lain, nilai tukar barang kebutuhan sehari-hari begitu sangat rendah negara kita apabila dibandingkan dengan negara modern Sakura-Jepang untuk barang dan jasa sejenisnya. Sebenarnya biaya hidup sehari-hari di Indonesia relatif lebih rendah, apabila ditinjau dari sisi pengeluaran (expenditure site)

Subhanallah fasilitas hotel Petit Grande tersebut, yang dekat dengan tower “Tokyo Sky Tree” sangatlah memadai, ada kmr mandi dgn fasilitas sowernya, wc-otomatic dan dapur tempat memasak, serta mesin cuci, pengering cucian, dan sterika pakaian.

Walaupun luas ruang tak seberapa agak sempit memang, namun tetap nyaman utk ngobrol-ngobrol, berinteraksi dan bercanda ria antara keluarga. Di sela-sela tempat tidur (bed) tersedia sebuah meja makan beserta 4 kursinya di ruang tengah, bisa berfungsi tempat ngobrol dan makan makan bersama sambil santai.

Pada bagian paling atas hotel (Rooftop) tersedia ruangan meja dan kursi, tempat ngobrol, sambil bisa melihat bangunan-bangunan gedung yang kokoh, berarsitektur modern nan indah yang tingginya menjulang ke langit di kawasan bisnis Sumida Jepang. Termasuk dari puncak hotel Petit kami menginap, bisa melihat gedung Tower yg tertinggi bernama “Tokyo Sky Tree”, simbol kejayaan negara Jepang, yang pada malam hari lampu-lampunya berkelap-kelip warna warni dan sangat menawan dipandang mata.

Hari ini Selasa (16/4-2024) pada sore harinya, insya Allah saya sekeluarga akan menuju kota Kyoto, menaiki bus antar kota selama lk 8 jam, ke tempat si sulungku Annisa Hasanah (35 thn) sedang studi program Doktor di Kyoto University. Kami akan menginap selama lk 2-3 hari di apartemennya (apato), yang tak berapa jauh dari kampus Kyoto University, Jepang.

Untuk pengisi waktu senggang yang tersedia, maka kami sekeluarga pagi Selasa ini (tgl 16 April 2024)  berjalan-jalan dulu di pusat taman kota, menghirup udara segar Tokyo, rencananya berkunjung di mal-mal dan atau pusat-pusat perbelanjaan yang luas dan megah di kota Tokyo yang belum sempat kami datangi pada hari-hari sebelumnya.

Alhamdulillah, selama lk 4 hari di Tokyo Area, kami berpiknik, rekreasi ke/di beberapa lokasi wisata cukup menyenangkan hati dan membuka pikiran, menelusuri jalan dan gang kecil di sela-sela bangunan pencakar langit yang kokoh, tampak apik dan mewah, dan masuk terowongan bawah tanah (under ground) station kereta api cepat, yang bertingkat-tingkat, lengkap dengan sarana pertokoan dan sarana elevatornya yg serba otomatis.

Harap maklum Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern (developed country)  yang budaya masyarakatnya sudah masuk era digital (semua transaksi secara elektronik-padat ITC) masuk kategori masyarakat industri 4.0 bahkan mereka sudah mengklaim masyarakat industri 5.0.

Selama 4 hari kunjungan kami, yang rencananya lk 10 hari touring di negara Sakura tersebut, kami sekeluarga baru sempat berkunjung ke mal-mal dan atau pasar rakyat, tempat kuliner resto masakan muslim seperti Ramen, masakan “Cinta Jawa dan Warteg Monggo Jowo” di Tokyo Jepang, yang ramai didatangi para turis mancanegara dimana merupakan sentra-sentra penjualan barang-barang Sauvenir dan kuliner.

Juga kami hari ke-2 tiba di Jepang (mendarat di bandara Natita, sekitar pkl 8 pagi, take off dari Hoo Chi Min Airport), berkunjung ke kawasan gunung Fuji yang diselumuti es dan salju yang tampak dari kejauhan memutih dan indah sekali.

Untuk sampai di kawasan ecowisata gunung Fuji, kami naik bus wisata rute Tokyo Station-Mt Fuji Station, ditempuh selama lk 2,5 jam tanpa henti, melalui daerah perbukitan dan pergunungan berhawa sejuk. Dari stasiun atau terminal kawasan Gn Fuji menuju kawah kaki (Kawaguchico) Gn Fuji dengan hamparan danau yg luas, di kiri dan kanan jalan dipenuhi hotel, restoran dan area bermain.

Kami menaiki bus khusus rute wisata Kawaguchico dan kami “berkema” di tepi danau sambil menikmati pemandangan alam gunung Fuji, yang banyak ditubuhi pepohonan bunga Sakura yang tengah mekar. Di lokasi ini, kami tak lupa, mengambil gambar, berselfi ria, swafoto dengan latar belakang lanscape alam perairan danau dan pegunungan Fuji yang tampak indah menawan.

AA berfoto berlatar belakang danau dan Gunung Fujiyama, Jepang

Selanjutnya hari ke 3, kami berkunjung ke Masjid “herritage” Camii, yang dibangun.thn 1938 oleh migran Turky, saya berkesempatan sholat berjemaah zhuhur dan ashar dengan menantu dan tourist mancanegara lainnya. 

Kemudian saya bersama isteri Hj.Sudarijati dan menantu Andik Fatahillah berkunjung ke kampus Universitas Tokyo yang termasuk Perguruan Tinggi berperingkat kelas dunia, dengan melihat koleksi  mesium tentang sejarah Universitas Tokyo, saya ditemani adinda Gandi Prima, mhs S3 Tokyo University of Agriculture. Juga kami berkunjung ke mesium-mesium lainnya spt mesium Tsunami. Mesium Jam Seiko di Ginza Area, berdiri sejak thn 1889, serta dilanjut ke objek wisata budaya spt kuil-kuil tempat ibadah para penganut agama Shinto dan atau kaum Budhist, yang ramai dikunjungi para turis mancanegara.

Berikutnya kami juga bertamasya ke taman-taman kota di Tokyo, antara lain seperti Ueno Park ditengah kota yang ditumbuhi pepohonan hidup, dengan aneka macam bunga Sakura yang menghiasi kota, sedang mekar-mekarnya, ada kuil Budha, expo kuliner UKMK, zoo park, etc.  Saat ini Jepang, memang sedang memasuki musim semi (spring season), serta taman2 kota yang kami datangi pula yang berada di sepanjang tepi sungai (DAS) yang bersih dan airnya tampak jernih, bebas sampah, yang dijadikan areal rekreasi seperti tracking, nggowes, etc.

Tokyo city memang terkenal kota metropolitan yang bersih, bebas sampah dan polusi, tertata indah dan rapi, bebas kemacetan (berbeda jauh dengan lalin Jabodetabek), sebab pola kehidupan warga masyarakat tertib berlalu lintas serta dikenal berbudaya antri yang berdisiplin tinggi. Walaupun jalan-jalan di kawasan pusat bisnis di perkotaan Tokyo sangat padat penduduknya, yang berlalu lalang di trotoar dan penyeberangan (zebra cross) jalan, tetapi tidak terlihat ada kemacetan.

Alhamdulillah, mohon doanya semoga kami selalu sehat walaffiat dan perjalanan piknik kami ke Tokyo Area, setelah itu pilnik ke Kyoto city, Kobe dan terakhir Osaka City Jepang kali kedua ini, mendapat kemudahan, suasana menyenangkan dan membahagiakan serta dirahmati Allah SWT, Aamiin.
Syukron barakallah

Tokyo City, 16 April 2024
Wassalam

====✅✅✅

Dr.Ir.H Apendi Arsyad, M.Si
(Dosen Senior dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor, Pendiri ICMI di Malang thn 1990 dan Ketua Wanhat MPW ICMI Orwil Khusus Bogor merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles