jurnalinspirasi.co.id – Mudah-mudahan hasil Pilpres RI tidak lagi terjadi anomali dan paradoks di Provinsi Sumbar, dimana hasilnya Suara Partai Gerindra pemenang pemilu pileg thn 2019, kini digusur PKS, dan subhanallah PKS keluar sebagai pemenang pemilu pileg thn 2024.
Akan tetapi jangan sampai pula hasil perhitungan suara (Real Count) Pilpres Paslon 02 “menang” karena telah dimarkup oleh sistem SiRekap ITC KPU RI yang “abal-abal” on-off dan pernah terjadi gangguan (logdown berkali-kali, sampai-sampai Ketua KPU minta maaf ke publik), sedangkan paslon 01 dikalahkan, dipotong hasil suaranya dimana tidak sesuai data form C Asli.
Harapan kita jangan sampai terjadi perbuatan curang tersebut bergentayangan, sehingga akibat bisa terbangun masyarakat yang tidak saling percaya (distrust society) yang mengancam Ketahanan Nasional dan Kedaulatan Negara, diman kita sebagai warga bangsa tetap bertekad NKRI adalah negara final dan harga mati, tidak ada tawar-menawar.
Seperti kasus di Provinsi Bali, diberitakan, viral di medsos bahwa PDIP pemenang suara Pileg, tapi anomali dan paradoks hasilnya dengan Pilpres RI paslon 02 sebagai “pemenangnya” sedangksn paslon 03 tergusur…piyee khabare iki?.
Demikian itulah potensi kecurangan perhitungan suara rakyat hasil murni proses demokrasi diperkosa oleh ITC digital KPU Ri yang sistemnya dikendalikan “Cloud Alibaba” asal negara China Komunis bernama RRC, karena operator ITC-nya juga orang-orang asing based on aseng, dan server ITC KPU RI juga berada di luar negeri, negara Singapura, RRC, dan Perancis (Roy Suryo, 2024)..piyee iki khabare?.
Cukup mengerikan memang, apabila ditinjau dalam perspektif kepentingan Ketahanan Nasional berwawasan Nusantara. Kejadian ini betul-betul meruntuhkan harga diri bangsa dan
kedaulatan NKRI, mereka para oknum KPU dapat dituduh dan diadili sebagai penghianat bangsa dan negara…piyee khabare ? Kok bisa terjadi ya? Memalukan dan memilukan hati kita yang waras.
Semoga Allah SWT membuka kedok kejahatan berupa perbuatan curang Pemilu Pilpres RI tahun 2024.
Akal sehat sulit memahami angka-angka jumlah suara rakyat antara Pileg RI tidak berbanding lurus (liniear) dengan Pilpres RI…piyee iki kabaree?.
Ada keanehan, berupa paradoksal dan anomali pada pemyelemggaraan pesta demokrasi thn 2024, para cerdik-pandai, cendekiawan menyebutnya Pemilu RI tahun 2024, yang terburuk sepanjang sejarah NKRI berdiri. Kita yakin, fenomena sosial politik yang parah tersebut, menjadi keprihatinan kita semua yang waras, manusia Indonesia yang nasionalis-religous.
Berbagai faktor penyebabnya, publik sudah tahu dan paham, diantaranya.cawe-cawe , suka intervensi oleh Presiden RI mas Joko mendukung putranya GR sebagai Cawapres RI Paslon 02, yang sering disebut publik GR “anak bocah haram konstitusi” dan pengawasan yang sangat lemah bahkan nihil dari DPR RI dan MPR RI atas penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan (a buse of power and authority) yang dilakukan Presiden RI mas Joko untuk membangun dinasti politik di tengah-tengah negara Republik based on Demokratik, dan kemungkinan juga adanya virus anti-demokrasi berupa wabil fulus (politik transaksional) yang bersileweran, sehingga diinstitusi legislatif sudah “masuk angin”, dsb, dsb. Wallahu a’lam bissawab.
Demikian itulah fakta bahwa “the tragedy of the common” yang merusak kemurnian demokrasi Pancasila (yakni dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat serta pemufakatan bil hikmah) sedang berlangsung di Indonesia, dimana mesin digital Claud-Alibaba China bisa mempermainkan dan memanipulasi suara rakyat…piyee iki khabare ? Itu benar-benar perbuatan Wong edan, urusan penyelenggara kok dikelola asing based aseng ?.
Selamat pagi Indonesia, semoga akal fulus (money politik, transaksional) dan bulus (kriminal) jangan sampai bisa mengalahkan akal tulus (nalar sehat dan lurus) yang patuh dan taat pada Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku di NKRI ini.
Apabila hal ini dibiarkan saja terjadi, dengan sikap kita yang “egp”, permisif tanpa ada perlawanan, mengkritisi dan koreksi, akan hancur dan kiamatlah negeri yang sama-sama kita cintai, negara hukum yang demokratis dan beradab, warisan pendiri bangsa, yang bernama NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sekali lagi kita tegaskan bahwa NKRI bukanlah negara mafia dan atau “drakula” yang isinya para aktor penyamun dan pencundang demokrasi, nauzubillahi minzalik,
Wallahu a’lam bissawab.
Save NKRI, save Rakyat dan Bangsa Indonesia.
Syukron barakallah
Wassalam
====✅✅✅
Penulis: Dr.Ir.H.Apendi Arsyad,M.Si
(Dosen, konsultan, pegiat dan pemerhati serta kritikus sosial)