jurnalinspirasi.co.id – Aaron Bushnell, seorang Tentara Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit setelah membakar dirinya di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Washington DC, pada Minggu (25/02/2024) waktu setempat.
Dilansir dari VOA Indonesia pada Selasa (27/02/2024), Aaron Bushnell dilarikan ke rumah sakit setempat setelah upaya pemadaman dilakukan oleh petugas Dinas Rahasia AS, menurut informasi yang diposting di situs web Dinas Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat Medis, Washington, DC.
“Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida,” ujar pria yang mengenakan seragam militer itu dalam sebuah video yang disiarkan langsung melalui internet, diunggah kembali oleh Talia Jane, Jurnalis Independen AS berbasis di New York.
Bushnell nekat melakukan aksi bakar diri untuk memprotes serangan genosida Israel ke Jalur Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967.
Dilansir dari Kompas.tv, sebelum melancarkan aksinya, Bushnell dilaporkan mengirim pesan ke media-media AS. Ia juga menyiarkan secara langsung aksinya melalui platform streaming video, Twitch.
“Hari ini, saya berencana terlibat dalam aksi protes ekstrem terhadap genosida masyarakat Palestina,” ucap Bushnell dalam pesan video dikutip dari akun Talia Jane via X.
“Namun, dibandingkan apa yang dialami masyarakat di Palestina di tangan penjajah mereka, ini sama sekali tidak ekstrem. Ini adalah sesuatu yang ditetapkan oleh kelas berkuasa kita sebagai hal yang normal.”
Bushnell kemudian meletakkan kamera dan mencurahkan cairan mudah terbakar dan berseru meneriakkan “Free Palestine!”
Pria berusia 25 tahun itu kemudian membakar dirinya hingga tergeletak dan aparat keamanan mendatanginya untuk memadamkan api.
Dilansir Al Jazeera, Selasa (27/02/2024) pukul 08:00 waktu setempat. Serangan Israrl ke Gaza sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban telah menewaskan mencapai 29.782 orang, termasuk lebih dari 12.300 anak-anak, dan 8.400 lebih wanita.
Sedangkan korban luka mencapai 70.043 orang termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 wanita. Adapun lebih dari 7.000 orang dinyatakan hilang.
(lia puspitasari/mg)