Pamijahan | Jurnal Bogor
Beberapa hari lalu pengemis di Pamijahan, Kabupaten Bogor viral di media sosial. Bahkan pengemis bernama lengkap Baliah ini sampai dihampiri seorang TikTokter bernama Willie Salim.
Baliah sering mengemis di wilayah kawasan Gunung Salak Endah (GSE). Dia viral karena logatnya yang unik dalam meminta belas kasihan dengan mengucapkan ‘Aa kasihan Aa, teh kasihan teh’.
Baliah diketahui merupakan warga Kampung Rangin, RT 02 RW 04, Desa Ciasihan, Pamijahan. Dia hidup bersama sang suami dan juga orang tuanya di wilayah tersebut.
Kepala Desa Ciasihan, Lilih membenarkan aktivitas Baliah. Dia menyebut bahwa keluarga besar Baliah merupakan orang berada. Bahkan, kata dia, salah satu anggota keluarga besarnya pun ada yang menjabat sebagai kepala desa.
“Kalau keluarga Baliah sendiri memang kurang mampu. Tapi kalau keluarga besarnya itu tergolong orang berada, malah ada juga yang jadi kades. Keluarga besarnya masih orang sini, di Ciasmara,” terang Lilih, Kamis (18/1/2024).
Lilih pun mengungkap bahwa Baliah kerap kali dilarang oleh keluarga besarnya untuk mengemis. Namun larangan tersebut tak diindahkan.
“Keluarganya juga sudah upaya, ngelarang Bu Baliah jangan terus-terusan minta,” jelasnya.
Meski begitu, Lili menjelaskan bahwa selama ini keluarga Baliah menjadi salah satu yang diprioritaskan Pemdes Ciasihan sebagai penerima bantuan dari program pemerintah.
“Dari pemdes sudah maksimal. PKH (program keluarga harapan) dapat, dua-duanya yang dapat (Baliah dan suami). Lalu beras dapat, kalau ada sumbangan-sumbangan selalu dia yang diprioritaskan,” ungkap Lilih.
Tak hanya itu, Lilih menyebut bahwa keluarga Baliah juga terdaftar pada program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
“Masuk KKS. Kemudian dapat juga BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Dan dia adalah PKH murni dapatnya sebulan sekali, kadang-kadang dua bulan sekali,” tandasnya.
Sementara, Ketua RT setempat Agus, Baliah merupakan perempuan tangguh dengan segala ‘kekurangannya’.
Menurut Agus, Baliah adalah perempuan yang bisa dibilang berkebutuhan khusus yang memerlukan perhatian dari warga sekitar dan pemerintah.
“Baliah aslinya warga Kampung Sinar Desa Ciasihan, memang orangnya ada ‘kekurangannya’. Kalau ngobrol masih nyambung tapi kalau ditanya, jawabannya kurang jelas,” ungkap Agus.
Selain Baliah, lanjut Agus, suami dan mertuanya yang tinggal di dalam satu rumah pun memerlukan perhatian lebih.
“Suaminya juga sama (ada kekurangan). Suaminya gak bisa ngomong, kalau mertuanya agak kurang dengar,” jelasnya.
Dalam kehidupan sehari-harinya, Baliah juga kerap meminta-minta kepada warga sekitar. Namun aktivitasnya di GSE yang kini membuatnya viral itu biasanya dilakukan pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
“Kalau hari biasa kadang keliling ke rumah-rumah warga (meminta) buat makan sehari-sehari,” katanya.
Meski berada dalam ‘kekurangannya’, Agus mengaku terenyuh lantaran Baliah merupakan sosok yang menjadi tulang punggung keluarga.
“Memang orangnya sering minta-minta, kadang-kadang sama mertuanya sempat dilarang jangan kesitu tapi itu maksa (Baliah) karena gak punya uang. Apalagi dia itu jadi tulang punggung keluarga,” tuturnya.
Agus berharap apa yang didapat Baliah saat ini menjadi perhatian pemerintah agar kehidupannya lebih layak dan kondisi dengan ‘kekurangannya’ bisa lebih diperhatikan.
(andres)