32.9 C
Bogor
Saturday, July 27, 2024

Buy now

spot_img

Dikeluhkan Warga Terkait Penonaktifan Kartu PKH, Ini Penjelasan Kepala Desa Singasari

Jonggol | Jurnal Bogor
Warga Kp. Babakan Jembeb, Desa Singasari, Jonggol, Kabupaten Bogor mengeluh dengan adanya penonaktifan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.

“Disini kan mayoritas warga bertani, pupuk adalah satu kebutuhan, dan sekarang kondisinya itu sangat sulit didapatkan. Yang katanya juga kartu Poktan itu sudah dinonaktifkan juga hingga tidak mendapatkan pupuk subsidi,” keluh Nurbaeti, warga Kp.Babakan Jembeb kepada Jurnal Bogor, Rabu (10/1).

Nurbaeti menyebut, tidak mengetahui pasti apa yang menyebabkan dinonaktifkannya kartu PKH oleh Kepala Desa. Ia hanya berharap, dengan kondisi saat ini ada perhatian khusus dari Pemdes dan mencarikan solusi untuk mereka.

” Maunya ada solusi, dengan kondisi saat ini, baik untuk masalah pupuk maupun kartu PKH yang sudah dinonaktifkan,” harapnya.

Sementara Kepala Desa Singasari Euis Sujana mengatakan Pemdes belum menonaktifkan kartu PKH. Ia baru melakukan sosialisasi kepada warga jika nanti ada kartu PKH yang sudah tidak aktif karena digantikan oleh yang lebih berhak.

” Penerima PKH itu kan ada kuotanya, dan selama saya menjadi kepala desa saya mengelilingi warga ternyata masih ada yang lebih layak mendapatkan kartu PKH dari yang selama ini sudah menikmati PKH tersebut,” jelas Euis biasa disapa.

Euis hanya berharap, warga yang merasa mampu tapi masih mendapatkan dan menerima PKH untuk meningkatkan kesadarannya, bahwasannya masih ada saudara kita yang lebih membutuhkan, yang lebih susah, dari segi ekonomi dan kehidupannya lebih memprihatinkan.

Sedangkan untuk persoalan pupuk, Euis menyebut sudah mengalokasikan anggaran ketahana pangan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan bibit untuk 7 kelompok tani yang ada di Desa Singasari.

” Kita akan lihat apa yang dibutuhkan daripada masing-masing kelompok tani, karena pastinya kebutuhan mereka berbeda,” cetus Euis.

” Saya berharap, warga bisa menerima apa yang menjadi keputusan Pemdes nanti, tak lain apa yang kami lakukan adalah untuk pemerataan. Kita semua butuh bantuan, tapi saya harap ada sedikit kesadaran dari yang sudah memiliki kemampuan untuk dialihkan bantuan tersebut,” pungkas Euis mengakhiri.

(nay nur’ain)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles