Konawe | Jurnal Bogor
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong para petani di Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Kabupaten Konawe untuk segera mempercepat masa tanam di bulan Januari 2024. Menurut Mentan, percepatan tanam harus dilakukan mengingat saat ini semua daerah di Sulawesi Tenggara sudah mulai turun hujan.
“Ini yang kita kejar adalah jangan sampai terjadi kekurangan pangan. Makanya kita kejar produksi dulu dalam hal ini bapak presiden sangat mencintai petani sudah menambah pupuk 2,5 juta ton dan PPL diberikan tambahan, itu dulu satu demi satu kita beresin karena dulu PPL tidak mau mengangkat tapi setelah bapak presiden menjabat diangkat kurang lebih 20.000 PPL se-indonesia dan itu yang usulkan waktu itu saya,” kata Mentan saat menghadiri pembinaan petani dan penyuluh se-Sultra, Kamis, 11 Januari 2024.
“Alhamdulillah sudah turun hujan dan aku sudah 2 kali jadi menteri berhasil mencapai swasembada. Nah saat ini target kita bukan lagi swasembada tapi mimpi besar kita adalah menjadi eksportir dan kita pengendali pangan dunia sehingga kita diperhitungkan di negara-negara lain,” katanya.
Meski demikian, Mentan berharap Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai regulasi penyerapan gabah petani dapat membelinya dengan harga yang wajar. Dia pun meminta agar petani memasang harga beras di angka Rp 9.900 agar sesuai dengan kebutuhan dan seimbang dengan pengeluaran.
“Kepada Pak Bupati saya mohon untuk menangani pada saat panen raya, Pak. sehingga harga rendah yang terjadi di petani itu tidak terjadi. Dan juga supaya petani tidak rugi maka pasang harga 9.900 beras. Harga tersebut dipasang karena kita tidak ingin turun sampai 8000 7000 seperti dulu. Insyaallah semua berjualan dengan baik,” jelasnya.
Penjabat (Pj) Bupati Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Harmin Ramba menyampaikan terimakasih atas kehadiran Mentan Amran di tengah-tengah petani Konawe yang tengah bersiap melakukan percepatan tanam di bulan Januari 2024. Sebagai laporan, Harmin mengatakan kehadiran Mentan sedikitnya disambut oleh 2500 peserta yang terdiri dari penyuluh, petani hingga babinsa.
Harmin mengatakan, selama ini Konawe memiliki potensi yang cukup besar dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia bagian Timur. Apalagi, kata dia, sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian dan hilirisasi pangan.
“Kami memiliki keyakinan bahwa potensi yang kami miliki dapat berkontribusi besar pada ketahanan pangan nasional, khususnya di Indonesia Timur. Konawe adalah daerah yang memiliki 29 kecamatan dan 291 desa dengan luas wilayah 423.000 dan jumlah penduduk 428 jiwa dengan mata pencaharian 80 persen adalah petani,” katanya.
Sebelumnya Mentan memastikan ketersediaan pupuk dalam menghadapi masa tanam Januari 2024 dalam kondisi aman. Dia mengatakan, petani yang akan menanam lebih dari satu kali maka akan diberi kuota yang juga lebih dari satu kali. Artinya, petani tanam tiga kali maka pupuk yang diberikan juga tiga kali
Menurut Mentan, persoalan pupuk yang selalu dihadapi petani kini sudah selesai karena pemerintah dibawah pimpinan Presiden Jokowi telah menambah anggaran sebesar 14 triliun. Kini, tugas petani adalah terus mempercepat produksi dalam mewujudkan swasembada.
“Untuk masalah pupuk alhamdulillah baru 2 bulan saya jadi menteri sudah selesai. Saya sampaikan terimakasih kepada Bapak Presiden yang sudah memberi bantuan 14 triliun. Insyaallah ke depan pupuk tidak ada masalah,” terangnya.
(ppmkp)