jurnalinspirasi.co.id – Terima kasih, saya diundang untuk membicarakan dan atau membahas topik diatas, persoalan Pemuda ICMI. Topik ini menarik dan urgent kita harus pahami dan ditindaklanjuti dalam pembinaan kualitas sumberdaya manusia melalui kegiatan pengkaderan dalam melahirkan pemimpin umat, rakyat bangsa dan negara. Mereka bisa mengisi dan menempati posisi/kedudukan dalam sistem /struktur sosial.
Maju mundurnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini tergantung dari kualitas Pemudanya. Bahkan dapat kita katakan bahwa pemudalah satu-satunya yang memiliki peran dan fungsi sebagai agen penggerak perubahahan (agent of change)’ agen kontrol sosial (agent of social conttol) dan gerakan moral (moral force). Oleh karena itu, pemuda menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia untuk membawa bangsa dan negara (NKRI) berkemajuan, berperadaban, berkeadilan dan sejahtera (adil dan makmur).
Sejarah telah mencatat bahwa setiap perubahan yang terjadi di negara-bangsa ini selalu diwarnai oleh gerakan kaum muda, dimulai sejak pra dan post kemerdekaan RI (proklamasi), meruntuhkan kekuasaan regim Orla (1965) kemudian muncul dan tumbangnya era Orba (1995) yang melahirkan Orde gerakan Reformasi dengan Presiden RI ketiga Prof BJ Habibie, dan Pasca Reformasi hingga saat ini, roda pemerintahan dan lembaga negara yang diperankan golongan muda, yang energik, yang berrdedikasi dan mudah2an tak tercela (bebas KKN), cukup signifikan perannya.
Era pasca Reformasi saat ini, tantangan membangun bangsa-negara (nation-state) Indonesia cukup berat, karena NKRI ditinjau dalam perspektif IPOLEKSUSBUDHANKAM, kondisi Indonesia “tidak baik-baik amat”, bahkan dapat kita katakan memprihatinkan dan menghawatirkan bagi mereka yg peduli, berkomitmen, berakal sehat (waras, common sense) dan punya skill managerial-leadership terhadap nasib bangsa dan negara kita.
Beberapa parameter dan indikator, indeks pembangunan dari sejumlah aspek memunjukan gejala-gejala sosial yang menurun dan bahkan memburuk seperti indeks persepsi korupsi, ketimpangan social (indeks gini ratio), kemiskinan, penganguran, stunting, kepemilikan asset agraria, lemahnya penegakan hukum, carut marut praktek hukum ketatanegaraan, indeks pembangunan manusia (daya beli, edukasi dan kesehatan), indek PISA, maraknya abuse of power dan bermunculan dinasti politik, banyaknya para elite politik dan birokrasi terlibat perbuatan korupsi/KKN, dll dll. Semuanya ini terjadi akibat salah faktor diantaranya melemahnya kepemimpinan nasional baik secara kultural dan struktural.
Lemahnya kemampuan dan kapasitas kepemimpiman nasional dan daerah dilihat dari sisi latar belakang keluarga, pengalaman, kaderisasi, karier, profesi, tingkat pendidikan, keagamaan dari sudut tingkat kesholehan dan sikap mental, ahlaq tampak dari data rekaman jejak (track record) yg kurang “memadai’, akhirnya terjadi “krisis kepemimpinanan” akibatnya Indonesia kini (zaman Now) mengalami berbagai krisis (moral, etik, kepercayaan/trust, ekonomi, politik dan akhirnya krisis pemerintahan, dan hal ini hsrus dilawan, jika meminjam istilah bung Eef Saefullah, yang viral di medsos).
Menurut DinnulIslam (QnS) kepemimpiman yang unggul dan sangat memadai untuk membawa umat, rakyat, bangsa dan negara yang berkemajuan, adil dan makmur yakni siddiq, amanah, fathonah dan tabliq ini harus disjarkan kpd kader muda iCMI yang terwadahi dalam ormas Penuda ICMI.
Tantangan masa depan bsgi pemuda ICMI yaitu bisa beradaptaasi dengan era distrupsi, akibat munculnya
1. Kemajuan ITC
2. Climate Change
3. Konflik perang dan
4. Pandemi.Covid 19
Bekal Pemuda ICMI unruk mengatasi hal itu perlu adalah memadukan imtaq dan ipteks. ICMI memadukan kedua kekuatan ketaqwaan dan keilmuan menyatu untuk menggerakan kemajuan negara-bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang terbebas bangsa dan negara yang kita cintai ini dari kondisi multi krisis.
Semoga tulisan ini harapannya bisa memberikan semangat dan arahan yang positif bagi perjalanan ormas Pemuda ICMI yang berkualitas, bukan ormas bersifat massal. Ormas Pemuda ICMI hendaknya fokus dan berorientasi pada penguatan kapasitas edukasi dan literasi SDM kaum muda ICMI, yang mampu dan gemar menulis serta beropini di publik, sehingga kemampuan intelektual powernya tampak jelas, tersosialisasi di berbagai lingkungan sosial terpelajar dan terdidik dengan baik.
Saya berkeyakinan dengan bermunculan kader intelektual yang terus bergerak mumpuni, dan hebat, sehingga kemudian bisa menjadi para pemimpin di negeri ini, Indonesia Raya yg tercinta. InsyaAllah ornas Pemuda ICMI senantiasa dirahmati dan diberkahi Allah SWT, Aamiin.
Syukron barakallah.
Wassalam
====✅✅✅
Penulis: Dr.Ir.H.Apendi Arsyad,M.Si
(Pendiri dan Ketua MASIKA Bogor 1995-1997, Pendiri dan Wasek Wankar ICMI Pusat merangkap Ketua Wanhat MPW Orwilsus Bogor, Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor, Pendiri dan Ketua Badan Pengurus Yayasan Pengembangan Insan Cita Bogor 1994-2016, Pendiri dan Ketua Dewan Pendiri Yayasan ACM, Pegiat dan Pengamat Sosial)