Cigombong | Jurnal Bogor
Sebanyak 34 Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) disematkan baret. Penyematan baret itu dilakukan secara langsung oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose. Pembaretan dilaksanakan dalam prosesi upacara di Lapangan Tembak Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido, Kabupaten Bogor, beberapa hari lalu.
Penyematan baret dilangsungkan setelah ke-34 Kepala BNNP menyelesaikan penilaian di antaranya uji menembak presisi. Selain pembaretan, dilakukan pula penyerahan piagam penghargaan zona integritas kepada enam perwira BNN.
Acara ini disaksikan oleh para pejabat tinggi utama dan Pratama BNN serta pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) BNN RI.
Kepala BNN RI Komjen Pol Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, mengatakan bahwa pemberian baret kepada Kepala BNNP karena mereka adalah yang paling terdepan membawa kebanggaan BNN dalam menekan peredaran narkotika.
“Dengan bekerjasama dengan seluruh stakeholder, BNN telah berhasil menekan prevalensi narkotika dari 1,95 persen menjadi 1,73 persen. Walaupun hanya 0,22 persen tapi ini sangat baik sesuai instruksi Presiden telah menyelamatkan dan menekan 300 ribu lebih orang potensial pengguna narkotika. Bisa dikurangi, bisa dikurangkan, yang membuat bangsa saya dan jajaran,” paparnya.
Komjen Pol Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose berpesan kepada para Kepala BNNP bahwa di balik baret dan tongkat terdapat tanggung jawab besar dalam menyelamatkan bangsa.
“Baret dan tongkat bukan sekadar gaya-gayaan atau gagah-gagahan tapi ini simbol peran melawan bandar-bandar narkotika. Menjadi kebanggaan BNN dalam menekan peredaran gelap narkotika, menyelamatkan bangsa dari keterpaparan narkotika. Ada pertanda tanggung jawab besar terutama dalam penanggulangan narkoba. Kami berharap para perwira BNN sebagai penyelamat sekaligus sebagai pelayan,” ungkapnya.
Sejak ia memimpin, BNN telah melakukan beragam terobosan, antara lain menyatukan BNN dari masing-masing entitas dan membuat uniform leopard khusus BNN.
“Perjuangan tidak gampang. Kita berperang melawan narkoba dengan macam-macam strategi dengan mengedepankan human right. Pertahankan jargon war on drug, speed up never let up,” ujarnya.
Sekadar informasi Komjen Pol Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Kepolisian pada Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap yang berlangsung di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Lemdiklat Polri, Jakarta, Senin 24 Juli 2023 lalu.
Komjen Pol Prof. Dr, Petrus Reinhard Golose menyebutkan bahwa peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika merupakan salah satu transnational organized crime yang berbahaya dan menimbulkan kekuatiran besar di seluruh dunia.
Berdasarkan data PBB, pada tahun 2019, narkotika menyebabkan 500 ribu orang meninggal dunia. Pada tahun 2022 diperkirakan 296 juta orang menjadi pengguna narkotika dan sekitar 39,5 juta orang mengalami gangguan kesehatan akibat penyalahgunaan narkotika.
Saat ini ancaman terbesar penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Asia Tenggara adalah peredaran narkotika jenis metamfetamin. Dinamika ini tentunya berpengaruh terhadap peredaran metamfetamin di Indonesia, baik sebagai jalur perlintasan penyelundupan maupun sebagai pasar pengguna.
Sejak tahun 2021 sampai dengan tahun 2023, peredaran metamfetamin yang telah disita oleh BNN RI berkisar 6,06 ton dan sebagian besar diketahui berasal dari kawasan Golden Triangle.
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika, namun modus kejahatan narkotika terus mengalami perkembangan yang ditandai dengan beredarnya jenis narkotika baru atau New Psychoactive Substances (NPS). Dari 1.212 NPS yang dilaporkan beredar di dunia, Indonesia telah mengidentifikasi 92 jenis NPS dan 85 diantaranya telah diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan.
(dede suhendar)