Kolaborasi dengan Program Studi Ekowisata, Warga Kelurahan Mulyaharja Dilatih Buat Paket Wisata - JURNALINSPIRASI.CO.ID
Home News Kolaborasi dengan Program Studi Ekowisata, Warga Kelurahan Mulyaharja Dilatih Buat Paket Wisata

Kolaborasi dengan Program Studi Ekowisata, Warga Kelurahan Mulyaharja Dilatih Buat Paket Wisata

Kegiatan pelatihan yang dipusatkan di Destinasi AEWO Mulyaharja

jurnalinspirasi.co.id – Kegiatan wisata yang menarik dan unik menjadi alasan wisatawan untuk berwisata ke Bogor. Ya, langkah untuk  menarik wisatawan serta meningkatkan kunjungan wisatawan, masyarakat di Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan, Kota Bogor, khususnya warga yang berada di sekitar destinasi Saung Eling dan Agro Edu Wisata Organik (AEWO) dilatih untuk menyusun paket wisata mulai dari tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Tahap implementasi materi dibagi tiga bahasan yaitu survei lapangan, menyusun itinerary dan penetapan harga. Sekitar 22 orang peserta mengikuti pelatihan yang dipusatkan di Destinasi AEWO Mulyaharja yang terdiri dari 2 orang dari Kelompok Wanita Tani (KWT), 8 orang dari destinasi wisata Saung Eling dan 12 orang dari destinasi wisata AEWO Mulyaharja. Pelatihan dilakukan selama lima hari mulai 7 Oktober sampai 13 Oktober 2025.

Peserta tidak hanya menerima teori tapi juga mengerjakan lembar tugas setiap selesai materi serta didiskusikan selama pelatihan berlangsung. Dalam menyusun paket wisata, peserta di awal mendapatkan materi tahap perencanaan: Segmentasi, targeting dan positioning.

Materi pertama yang dilaksanakan 7 Oktober 2025, disampaikan oleh Kania Sofiantina Rahayu, S.I.Kom, M.Par, MTHM dosen Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University. Kania menyampaikan paket wisata dapat menjadi media yang membantu memperkenalkan objek dan daya tarik wisata Kelurahan Mulyaharja.

”Paket wisata merupakan suatu rencana kegiatan wisata yang telah disusun secara tetap dengan harga tertentu yang mencakup transportasi, hotel atau akomodasi, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas penunjang lainnya yang tertera dalam perjanjian paket wisata tersebut,” ujar wanita yang menjabat sebagai Ketua Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University tersebut.

Kania menjelaskan dalam tahap perencanaan, penyusun paket perlu menentukan terlebih dahulu segmentasi dan target pasar serta pemosisian (positioning). Kania menambahkan dalam segmentasi  proses mengidentifikasi dan membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan karakteristik, kebutuhan, dan preferensi yang serupa.

Sedangkan targeting merupakan proses memilih segmen pasar yang akan menjadi fokus untuk melakukan kegiatan wisata di objek wisata di Kelurahan Mulyaharja baik  target dari jumlah wisatawan, profit dan aksesibilitas terhadap paket wisata serta lokasi.

“Positioning ini sebagai proses menentukan posisi yang diinginkan perusahaan di dalam pikiran pelanggan dalam hubungannya dengan pesaing. Sehingga perlu diidentifikasi apa yang menjadi pembeda dengan paket wisata lainnya baik jumlah objek wisata, fasilitas yang akan diperoleh serta harga,”kata wanita yang mengajar mata kuliah rekreasi itu.

Materi hari kedua tanggal 8 Oktobber 2025 disiampaikan oleh Dr Rini Untari,S.Hut,M.Si mengenai lanjutan dari tahapan perencanaan penyusunan paket wisata yaitu survei lapangan.

“Tahap ini merujuk pada penyusunan paket wisata yang dilengkapi dengan itinerary dan harga. Namun sebelum membuat itinerary, kegiatan survei lapangan perlu dilakukan mengawali pembuatan paket dengan memperhatikan komponen perjalanan wisata, yakni akomodasi, restoran, transportasi, atraksi, souvenir, dan biro perjalanan,”papar wanita kelahiran Kota Bogor itu.

Menurut Rini, survei lapangan penting untuk dilakukan secara langsung untuk memastikan bahwa paket yang dirancang benar-benar realistis, relevan, dan berdampak positif bagi wisatawan maupun masyarakat lokal.

Survei lapangan dilakukan dengan mengidentifikasi komponen akomodasi, restoran, transportasi, atraksi, souvenir, dan biro perjalanan yang akan dikemas dalam paket wisata. Atraksi atau daya tarik menjadi modal untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kelurahan Mulyaharja. Oleh karena itu,  kata Rini bagi penyusun paket wisata perlu selektif dalam menentukan objek mana yang akan dimasukkan dalam paket.

Paket wisata yang dibuat pada kegiatan pelatihan ini terfokus pada wisata edu-agro, sehingga objek wisata dan aktivitas wisata yang dipilih oleh peserta pelatihan sebaiknya melibatkan unsur pertanian dan pengetahuan namun tidak menghilangkan unsur hiburan atau bersenang-senang.

“Wisata edu-agro merupakan gabungan dari dua konsep yaitu agrowisata dan edukasi. Agrowisata merupakan istilah dari wisata perkebunan dengan serangkaian aktivitas dalam memanfaatkan lokasi atau sektor perkebunan. Edukasi merupakan aktivitas dalam pengembangan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman,”jelas Rini yang jugga mengajar di Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University itu.

Hari ketiga tanggal 9 Oktober 2025, peserta pelatihan mendapatkan materi dari Dr Occy Bonanza,SP, MT tentang itinerary. Beberapa orang menyebutnya dengan rundown yang merupakan dokumen jadwal atau rangkaian acara untuk mengilustrasikan penyelenggaraan wisata sejak keberangkatan, di tempat tujuan hingga wisatawan kembali ke tempat asal.

Dalam Itinerary terdapat data-data mengenai hari-hari, jam, objek-objek wisata, hotel tempat menginap, tempat pemberangkatan, tempat tiba, dan acara- acara yang disuguhkan.

“Itinerary memberikan gambaran kepada wisatawan tentang ke mana akan pergi, apa yang dapat dilakukan, apa yang dapat dilihat, berapa lama waktu yang digunakan, apa yang harus disiapkan,”jelas Occy.

Occy menyebutkan dalam menyusun itinerary perlu memiliki beberapa pengetahuan yang harus dikuasai seperti geografi pariwisata dan penerbangan, objek-objek wisata berserta aksesibilitasnya, dan atraksi wisata beserta event-event yang ada. Selain itu juga pengetahuan mengenai transportasi, harga yang berlaku dan pengetahuan tentang menu makanan meliputi harga dan jenis makanan. “Dalam menyusun itinerary juga harus memperhatikan rute perjalanan,variasi objek, tata urutan kunjungan dan tingkat kebosanan serta daya fisik wisatawan. Occy menambahkan ada tiga bentuk itinerary, yaitu bentuk uraian, tabel dan grafik. “ Meskipun disajikan atau direpresentasikan dalam bentuk yang berbeda, secara keseluruhan itinerary memberikan informasi atau gambaran kepada wisatawan mengenai runutan perjalanan wisata dari awal hingga akhir,”pungkas wanita yang juga mengajar di Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi itu.

Tahap implementasi akhir dari penyusunan paket wisata adalah penetapan harga yang disampaikan Dyah Prabandari, SP, M.Si pada tanggal 10 Oktober 2025. Dyah tidak hanya memberikan teori mengenai perhitungan harga paket wisata tapi juga mengajak peserta menghitung langsung paket wisata yang telah disusun dari tugas pelatihan hari sebelumnya.

“Dalam menyusun paket wisata, harga wisata menggambarkan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan wisata atau paket wisata yang ditambah dengan keuntungan yang diharapkan,” jelas Dyah.

Peserta diminta untuk menghitung paket wisata dengan menentukan harga dari jumlah penanggung biaya baik biaya tetap dan biaya tidak tetap. Dyah juga menyebutkan tahapan penghitungan untuk menetapkan harga paket wisata mulai dari melakukan rekapitulasi terhadap seluruh biaya yang timbul dalam penyelenggaraan paket wisata, merinci dan menjumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap, menghitung jumlah biaya per peserta. Jumlah biaya per peserta ini merupakan harga dasar atau harga bersih dari paket wisata.

“Tahapan berikutnya Menentukan persentase keuntungan atau surcharge, melakukan modifikasi harga apabila ada ketentuan paket yang dikehendaki oleh wisatawan, menghitung harga jual paket wisata dan mentransformasikan harga paket wisata ke dalam satuan mata uang yang dikehendaki,”papar dosen program studi ekowisata Sekolah Vokasi tersebut.

Materi bagian akhir dari penyusunan paket wisata yaitu tahap evaluasi disampaikan tanggal 13 Oktober 20025 oleh Ira Resmayasari, S.S, M.Par, MTHM. Ira menjelaskan setelah tahap perencanaan dan implementasi selesai, tahap evaluasi menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa paket yang dirancang benar-benar sesuai dengan kebutuhan wisatawan, potensi lokal, dan kapasitas masyarakat.

“Evaluasi juga menjadi sarana refleksi dan pembelajaran bersama agar pengembangan wisata desa dapat berjalan secara berkelanjutan dan profesional yang dapat membawa dampak positif bagi masyarakat lokal,” ujar wanita yang menjadi Penangungjawab kegiatan pengabdian masyarakat Terpusat dan Terpadu Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University.

Ira menyebutkan beberapa aspek yang perlu dievaluasi mulai dari konten dan alur kegiatan wisata, nilai edukatif dan agro, fasilitas dan aksesibilitas, harga, kesiapan sumberdaya manusia serta dampak sosial dan lingkungan. Ira juga menjelaskan metode evaluasi yang dapat dilakukan dapat melalui pendekatan partisipatif dan praktis agar hasilnya relevan dengan kebutuhan lapangan.

“Evaluasi dapat dilakukan melalui simulasi atau uji coba lapangan, memberikan kuesioner dan wawancara, Diskusi kelompok (FGD) dengan masyarakat Selain itu, observasi langsung terhadap alur dan fasilitas dapat dilakukan untuk menilai aspek teknis  dilapang.

“Tindak lanjut evaluasi juga penting dilakukan untuk menyempurnakan paket wisata sebelum diluncurkan secara luas. Salah satu bentuk tindak lanjut yang umum dilakukan adalah revisi terhadap konten, durasi, atau alur kegiatan wisata agar lebih sesuai dengan minat wisatawan dan kondisi lapangan,” ucapnya.

Ira memaparkan evaluausi juga dapat mengungkap perlunya penyesuaian harga atau peningkatan fasilitas agar nilai yang ditawarkan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan. Diakhir materinya Ira menjelaskan, strategi promosi yang lebih tepat sasaran perlu dirancang berdasarkan profil wisatawan potensial, termasuk pemanfaatan media sosial, kemitraan dengan sekolah atau komunitas, serta pembuatan materi promosi yang menarik dan informatif.

“Dengan tindak lanjut yang tepat, paket wisata edu-agro dapat berkembang menjadi produk unggulan yang berdaya saing dan berkelanjutan,”pungkasnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Program Studi Ekowisata di tahun 2025 merupakan kelanjutan dari pengabdian tahun sebelumnya. Dalam kegiatan ini terlibat juga dosen dosen di Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University yaitu Kania Sofiantina Rahayu,S.I.Kom, Dr Occy Bonanza,SP,MT, Dr Rini Untari, S.Hut,M.Si, Dr Helianthi Dewi,S.Hut, M.Si, Teguh Jati Purnama S.Hut.,M.Si, Dyah Prabandari, SP,M.Si, Dr Melewanto Patabang, S.Hut,M.Si, Bedi Mulyana, S.Hut,M.Par, MMCAP dan Natasha Indah Rahmani, ST,MT.

(Wawan Hermawanto/*)

Exit mobile version