Home Ekbis Pembeli Kembali Normal, Pedagang Kuliner Mulai Mengais Untung

Pembeli Kembali Normal, Pedagang Kuliner Mulai Mengais Untung

Pembeli Takoyaki di jalan Babakan Raya.

Dramaga | Jurnal Bogor
Puluhan para pemilik warung dan restoran yang menjajakan aneka jajanan kuliner yang membuka usaha di sepajang jalan Babakan Raya di Desa Babakan, Dramaga, Kabupaten Bogor kini kembali bisa bernafas lega.

Pasalnya, sejak pasca-Covid awal 2023 hingga akhir medio Agustus lalu, tak kurang dari 60 persen dari semua para pengusaha kuliner yang membuka usahanya di sepanjang jalan tersebut, mengalami kebangkrutan akibat sepi pembeli.

“Tapi sekarang, atau tepatnya sejak seminggu ini, pembeli yang jajan yang datang ke kios kami baik itu para mahasiswa mahasiswi IPB maupun warga yang lewat, alhamdulilah sudah kembali normal dan banyak mampir membeli”, kata Rini, sang pemilik kios jajanan Takoyaki di jalan Babakan Raya kepada Jurnal Bogor.

Menurut pengakuan Rini, sekitar sebulan lalu saja dalam sehari omzet penjualan Takoyakinya sangat menurun drastis, atau paling banter sehari cuma mengantongi penjualan Rp75 ribu saja.

“Tapi Sejak seminggu kemarin hingga sekarang (Kamis/19/10/2023), penjualannya melonjak sangat signifikan, yakni dalam sehari saya bisa menjual 50 bungkus porsi Takoyaki dengan harga 1 porsinya Rp 12.500 atau pendapatan yang saya raih setiap hari sekitar Rp625 ribu”, ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Hendrik pemilik kios ayam Geprek mengungkapkan hal senada, menurut dia, jika saja dalam seminggu kedepan penghasilan dari kios ayam gepreknya tidak alami perubahan bahkan merugi terus, Hendrik mengaku akan hengkang dan menyudahi saja satu satunya usaha yang selama ini jadi penopang hidup bagi keluarganya.

“Tapi alhamdulilah, ternyata selama seminggu ini penjualan ayam geprek dan es buah yang saya jual omzetnya sudah kembali normal, sehingga yang tadinya berniat akan tutup usaha, ya terpaksa niat tersebut saya batalkan.” ujarnya.

Dari pantauan Jurnal Bogor, ternyata dampak menururnya omzet penjualan yang dialami oleh ratusan pemilik restauran dan pemilik aneka warung jajanan kuliner di kawasan Babakan Raya itu, tak lain disebabkan menurunnya jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang tinggal indekost di rumah rumah warga yang lokasinya memang banyak bertebaran di sepanjang jalan Babakan Raya maupun jalan Babakan Tengah. Lantaran mereka lebih memilih tinggal di asrama yang disediakan oleh pihak perguruan tinggi.

“Termasuk banyak mahasiswa yang sudah selesai kuliah. Akan tetapi kini hampir 4.200 lebih mahasiswa dan mahasiswi semester atas, mukai memilih tinggal di rumah kost yang ada di luar kampusnya”, ungkap Hendrik.

** Bayup

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version