Tanjungsari | Jurnal Bogor
Achmad Fathoni, Anggota DPRD Kabupaten Bogor naik gunung untuk meninjau lokasi Kp Cibeureum, Desa Buanajaya, Tanjungsari, Kabupaten Bogor yang beberapa waktu lalu mengalami musibah bencana alam longsor hingga mengakibatkan puluhan kepala keluarga harus mengungsi.
“ Hari ini saya kembali meninjau lokasi longsor di Kp Cibeureum dimana untuk memastikan sudah sejauh mana kondisi pemasangan bronjong untuk menahan longsoran tanah yang hampir mengenai rumah warga, yang dikerjakan oleh DPUPR Kabupaten Bogor,” ungkap Fathoni sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor, Senin (4/9).
Fathoni mengucapkan terimakasih kepada DPUPR yang sudah sigap mengerjakan bronjong untuk tahap pertama ini. Mengingat, untuk kondisi di lapangan saat ini masih ada sekitar 200 meter lagi yang perlu dilakukan penahan sehingga tanah tidak turun mengenai rumah warga.
“ Saya berharap, DPUPR segera melakukan pengkondisian bekas longsoran dan penyelesaian bronjong sekitar 200 meter atau minimal 100 meter di area yang sangat rawan longsor lagi, dan saya harap ini bisa masuk di APBDP 2023, “ cetus Politisi PKS tersebut.
Sementara Kepala Desa Buanajaya, Sudarjat mengucapkan terimakasih kepada Achmad Fathoni yang sudah kesekian kalinya melihat kondisi Kp Cibeureum ini. Menurutnya, untuk kondisi sekarang sudah tidak terlalu mengkhawatirkan walaupun masih sekitar 200 meter lagi yang harus dipasang bronjong karena rawan terjadi pergeseran tanah lagi.
“ Ini masih musim kemarau, jadi tidak terlalu terlihat kekhawatirannya. Lain halnya jika sudah memasuki musim penghujan, titik yang belum dipasang bronjong itu pasti nya akan membawa material longsoran tanah lagi ke pemukiman warga,” kata Sudarjat.
Untuk saat ini saja, sambung Sudarjat, warga yang mengungsi masih khawatir untuk menempati kediamannya, jika kondisi seperti ini dibiarkan sampai memasuki musim penghujan, dirinya khawatir akan terjadi hal yang sama kembali.
“ Lebih baik mencegah dari pada mengobati kan, untuk lokasi yang sudah dipasang bronjong terlihat pohon-pohon sudah mulai berdiri lagi. Lain hal dengan yang belum, pohon masih kondisi miring dan rentan roboh,” cetusnya.
“ Saat itu DPUPR kan berkata aka nada tahap ke dua untuk pemasangan bronjong dari kekurangan nya yaitu sekitar 200 meter, dan saya harapkan pekerjaan tersebut dikerjakan sebelum memasuki musim penghujan, takut akan terjadi hal yang sama,” pungkas Sudarjat mengakhiri.
** Nay Nur’ain