25.6 C
Bogor
Friday, October 25, 2024

Buy now

spot_img

Petani Sukamakmur Merugi Akibat Kekeringan

Sukamakmur | Jurnal Bogor

Sejumlah petani padi di Kampung Rasamala, Desa Cibadak, Sukamakmur, Kabupaten Bogor mengalami kerugian akibat gagal panen. Sejumlah lahan milik petani mengalami kekeringan dan tidak mendapatkan pasokan air akibat musim kemarau.

“ Saya ada sawah satu petak, gagal panen sekarang karena gak ada air,”  kata salah satu petani di Desa

Cibadak, Encuy kepada wartawan, Kamis (24/8/23).

Menurut dia, jika tidak mengalami kekeringan sedikitnya lahan miliknya tersebut dapat menghasilkan 6 kwintal padi. Namun karena kemarau dan tidak ada air, maka panennya mengalami kegagalan total dan ia pun harus menelan pil pahit mengalami kerugian yang cukup besar.

“Ya mau gimana lagi, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menerima kegagalan panen tahun ini,” keluhnya.

Dia menjelaskan sawahnya tersebut sudah ditumbuhi padi dengan baik bahkan sudah diberi pupuk. Namun karena air sawah perlahan mengering, padi dari yang awalnya berdaun warna hijau berubah menjadi kuning dan mati.

“ Habis tandur, habis diberi pupuk gak lama air gak ada, langsung mati,” ujarnya.

Encuy mengatakan, jika berhasil panen maka satu petak sawah miliknya tersebut dapat menghasilkan 5 sampai 6 Kwintal padi. Jika dijual maka akan mendapatkan harga Rp 650 ribu per kwintal. Selain itu, Encuy juga mengaku mengalami kerugian atas modal penanaman padi yang berujung gagal panen tersebut.

“ Kalau ada airnya 5-6 kwintal (padi) dapet, itu buat makan. Kalau di rupiahin kalau sekarang 1 kwintalnya udah Rp 650 ribu. Modal habis Rp 850 ribu satu petak sewah itu termasuk sama pupuk,” tutur Encuy.

Karena kondisi tersebut, lanjut Encuy petani padi di Sukamakmur banyak yang berusaha tetap bisa bertahan dengan mengganti tanaman padi dengan pisang, singkong dan jagung. Hal itu dilakukan agar para petani bisa tetap mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Sekarang kita ganti padi dengan singkong, jagung atau pisang. Karena daripada tidak ditanami sama sekali,” singkatnya.

Meski lahan pertanian sudah mulai kekeringan Encuy mengaku jika air untuk keperluan rumah tangga masih tersedia meski berkurang, karena warga mengandalkan sumur dan sumber mata air yang disalurkan menggunakan selang ke rumah-rumah.

“Kalau air bersih untuk rumah tangga masih ada walaupun berkurang yang sudah tidak ada ya untuk lahan pertanian,” pungkasnya.

*** Taufik/Nay

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles