Jonggol | Jurnal Bogor
Dalam memperingati HUT RI ke-78, Pemerintah Desa Jonggol, Kabupaten Bogor mengadakan acara penganugerahan di berbagai bidang kepada masyarakat yang berkiprah dalam membangun Desa Jonggol. Penganugerahan tersebut diberikan kepada masyarakat di bidang kebudayaan, kepemudaan, lingkungan, keagamaan, sosial, peranan wanita, lemasyarakatan, kesehatan, dan relawan. Selain itu Pemdes Jonggol pun memberikan penghargaan kepada Ketua RT terbaik, Ketua RW terbaik, dan kampung terbaik.
Kepala Desa Jonggol H. Yofie M Safri, S.E, M.Si mengatakan, penghargaan ini adalah sebagai bentuk apresiasi Pemdes Jonggol yang selama ini luput dari perhatian pemerintah tingkat desa, maka penghargaan ini diharapkan dapat menstimulasi masyarakat lainnya dalam berperan membangun desa. Di dalam Sustainable Development Goal’s (SDG’s) masyarakat bukan hanya objek dalam pembangunan, namun mereka adalah pelaku pembangunan, sehingga akan mudah terbentuk mindset bahwa sumber daya manusia bukan hanya sebagai human resources tetapi juga sebagai human capital.
“ Untuk Gebyar Kemerdekaan di tahun mendatang, Pemdes Jonggol ingin memberikan juga penganugerahan kepada warga yang rajin mengkritik kinerja Pemerintah Desa. Namun saat ini Pemdes Jonggol belum menemukan kriteria nama penghargaan yang tepat untuk disematkan. Ada beberapa masukan yang kami terima untuk nama penghargaan tersebut di antaranya kritikus terbaik, buzzer terbaik, advocatus diaboli terbaik, bahkan ada masukan yang lucu yaitu nyinyirer terbaik,” ungkap Yofi sapaan akrab kepala desa sambil tersenyum, Minggu (20/8/23).
Tanpa kritik dari masyarakat, sambung Yofi, kinerja pemerintahan mungkin akan terlena. Karena pada dasarnya, mereka menghabiskan waktu dan pikirannya untuk turut serta membangun Desa Jonggol tanpa dibayar sepeser pun dengan berkontribusi memberikan kritik.
“ Dan sebagai kepala desa saya harus membuka diri untuk dikritik bahkan dihujat demi akselerasi atau percepatan pembangunan,” cetus Yofi.
Yofi yang juga pernah berkiprah di Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, menghabiskan waktunya selama 12 tahun di KBRI Swedia dan 3 tahun di KBRI Jepang. Dengan segudang pengalaman di luar negeri tersebut tentunya Yofi sangat mumpuni dalam hal komunikasi, protokoler, hirarki, organisasi, manajemen, keuangan serta leadership. Tidak heran, jika dirinya menjadi orang nomor satu di Desa Jonggol.
“ Dari pengalaman yang saya miliki, saya coba kembali ke Desa Jonggol dengan tujuan ingin melakukan perubahan di Desa Jonggol. Dan saya sudah memulai itu dari sejak saya menjabat, dan saya harapkan agar warga masyarakat Desa Jonggol pun punya impian yang tinggi untuk merubah taraf hidupnya, karena perubahan itu berawal dari niat kita yang ingin berubah,” pungkasnya.
Sementara salah satu warga Desa Jonggol, Arifudin (45) mengaku baru kali ini diadakan arak-arakan seperti ini di Jonggol. Dirinya sangat apresiasi dengan kinerja Kepala Desa Jonggol karena sudah banyak membuat perubahan.
“ Jika bicara soal karakter banyak yang bilang keras, mungkin karena kita belum kenal dekat saja dengan dia. Tapi dipandangan mata saya, semenjak dirinya menjabat sebagai kepala desa sangat banyak yang berubah. Saya berharap, selalu membuat perubahan untuk Desa Jonggol, dan tingkatkan ekonomi warga desa dengan inovasi yang dimiliki olehnya,” pintanya.
** Nay Nur’ain